Ekonomi Makro

Inilah Peran Bank Sentral dalam Mengatasi Inflasi yang Perlu diketahui

Inflasi merupakan keadaan di mana terjadi kenaikan harga yang terus menerus. Inflasi memiliki ragam jenisnya. Inflasi dibedakan menjadi 4 golongan yakni inflasi ringan, sedang, berat dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi jika kenaikan harga berada di bawah 10%. Inflasi sedang antara 10-30%, inflasi berat antara 30-100% dan hiperinflasi terjadi apabila harga mengalami kenaikan di atas 100%.

Inflasi jika tidak diatasi tentunya akan mengancam stabilitas ekonomi suatu negara. Maka dari itu, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi inflasi. Salah satunya melalui kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Dua kebijakan tersebut yang akan mengatasi berbagai macam permasalahan ekonomi termasuk inflasi. Namun, yang akan kita bahas kali ini adalah kebijakan moneter.

Kebijakan moneter diartikan sebagai suatu cara yang dilakukan boleh bank sentral guna menjaga kestabilan mata uang dengan cara mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat dan penetapan suku bunga. Dalam hal ini yang memegang peranan penting dalam kebijakan moneter adalah bank sentral.

Bank sentral adalah lembaga yang yang memiliki tanggung jawab untuk mengawasi sistem keuangan pada suatu negara. Bank sentral memiliki tugas utama yakni menerbitkan mata uang negara dan menetapkan suku bunga pinjaman serta obligasi. Adapun yang dimaksud bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia. Bank Indonesia atau BI memegang peranan sebagai bank sentral di Indonesia.

Bank sentral yang dalam hal ini Bank Indonesia tidak hanya memiliki tugas untuk menerbitkan uang saja loh melainkan juga menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Melalui kebijakan moneter nya BI mengatur stabilitas ekonomi negara Indonesia. BI juga membantu mengatasi inflasi melalui kebijakan moneter yang dikeluarkannya. Lalu apa saja peranan Bank Sentral atau BI dalam rangka mengatasi inflasi? Selengkapnya akan dibahas berikut ini.

1. Operasi Pasar Terbuka

Operasi Pasar Terbuka (OPT) adalah kegiatan transaksi di pasar uang dalam rangka Operasi Moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan Peserta Operasi Moneter. Operasi Pasar Terbuka (OPT) dilaksanakan untuk mempengaruhi likuiditas rupiah di pasar uang, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat suku bunga. OPT dilakukan melalui dua cara, yaitu melalui penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan intervensi Rupiah. Saat pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka BI akan menjual surat berharga negara agar uang beredar di masyarakat bisa terserap ke otoritas negara. Sebaliknya saat pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka surat berharga tersebut akan dibeli kembali.

Saat terjadi inflasi, di mana harga-harga melambung tinggi pemerintah berusaha mengurangi peredaran jumlah uang. Hal ini ditujukan agar stabilitas ekonomi tetap terjaga. Maka dari itu saat terjadi inflasi, BI akan menjual surat berharga negara. Berbeda halnya saat terjadi inflasi. BI akan membeli surat berharga negara guna menambah peredaran jumlah uang di masyarakat.

2. Tingkat Diskonto

Peran Bank Sentral dalam mengatasi inflasi yang selanjutnya adalah melalu tingkat diskonto. Bank sentral memiliki kewenangan untuk menaikkan atau menurunkan tingkat bunga pinjaman terhadap bank-bank umum. Umumnya bank umum yang memiliki sedikit cadangan kas akan meminjam kepada bank sentral sebagai tambahan cadangan kas.

Saat bank sentral meminjamkan kepada bank umum, maka hal yang akan terjadi adalah cadangan kas di bank umum akan bertambah. Pertambahan cadangan kas di bank umum akan menciptakan lebih banyak uang yang beredar. Maka dari itu melalui politik diskonto, bank sentral memainkan tingkat diskonto. Jika tingkat diskonto tinggi, bank umum enggan meminjam kepada bank sentral. Namun jika tingkat diskonto rendah, mereka akan mau meminjam kepada bank sentral. Pengurangan tingkat diskonto berfungsi untuk mengurangi peredaran uang di masyarakat.

Namun, penambahan tingkat diskonto akan berfungsi untuk menambah peredaran uang di masyarakat. Saat terjadi inflasi, pemerintah akan melakukan pengurangan jumlah uang yang beredar. Maka dari itu, BI akan menaikkan tingkat diskonto. Berbeda halnya saat terjadi pengangguran, BI akan menurunkan tingkat diskonto agar bank umum bisa meminjam untuk menambah cadangan kas. Dengan penambahan kas, maka masyarakat akan berbondong-bondong untuk meminjam uang ke bank. Setelah masyarakat meminjam, tingkat daya beli di masyarakat akan kembali seperti biasa, tidak lesu lagi.

3. Cadangan Kas

Peranan Bank sentral selanjutnya adalah melalui pengaturan cadangan kas. Bank sentral dapat meningkatkan dan mengurangi cadangan kas yang harus dimiliki oleh bank umum. Jika bank sentral ingin mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat, maka bank sentral dapat menaikkan cadangan kas di bank umum.

Sebaliknya saat bank sentral ingin menambah peredaran jumlah uang di masyarakat, maka cadangan kas di setiap bank akan diturunkan. Sebab, dengan pengurangan cadangan kas di bank umum, bank umum akan lebih banyak untuk meminjamkan uang kepada masyarakat. Sebaliknya jika cadangan kas dinaikkan, maka bank umum terbatas untuk meminjamkan uang kepada masyarakat.

Saat terjadi inflasi, bank sentral akan menaikkan cadangan kas setiap bank umum. Hal ini bertujuan untuk menarik jumlah uang yang beredar di masyarakat. Sebaliknya saat terjadi pengangguran, bank sentral akan mengurangi cadangan kas di bank.

4. Kredit Selektif

Peran bank sentral yang selanjutnya adalah melalui kebijakan moneter kualitatif. Kebijakan moneter kualitatif diartikan sebagai kebijakan bank sentral yang berguna untuk mengawasi berbagai macam pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh perbankan. Salah satu instrumen dari kebijakan moneter kualitatif adalah kredit selektif. Bank sentral memiliki kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap segala macam bentuk pinjaman dan investasi. Hal ini bertujuan agar pinjaman dan investasi bisa sesuai dengan ketentuan dan keinginan dari pemerintah.

Dengan diadakannya kredit selektif, bank umum tidak serta merta langsung menerima segala bentuk pinjaman masyarakat. Saat bank sentral ingin mengurangi jumlah uang, maka kredit yang dilakukan di perbankan akan lebih ketat dan selektif. Sebaliknya jika ingin menambah peredaran jumlah uang maka kredit akan lebih dilonggarkan agar daya beli masyarakat kembali meningkat dan perekonomian tidak lagi lesu. Dalam hal ini peranan Bank sentral adalah mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh bank umum saat terjadinya pinjaman dan investasi.

5. Imbauan Moral (Moral Suasion)

Peran bank sentral yang kelima ini termasuk juga ke dalam kebijakan moneter kualitatif yakni imbauan Moral. Imbauan Moral merupakan saran atau anjuran dari bank sentral kepada bank umum untuk menyesuaikan dan mengalokasikan dana yang dimilikinya. Dengan melakukan imbauan ini diharapkan praktik perbankan bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah.

Kesimpulan Pembahasan


Bank sentral bisa dikatakan sebagai bank pusatnya suatu negara yang membawahi dan mengawasi praktik perbankan di suatu negara. Bank sentral memiliki peranan untuk mengeluarkan mata uang dan menjaga stabilitas ekonomi. Salah satu peran bank sentral yakni menjaga stabilitas ekonomi tentunya berkaitan erat dengan masalah-masalah ekonomi. Salah satunya adalah inflasi. Inflasi merupakan keadaan di mana harga-harha secara bersamaan melonjak tinggi dan terjadi secara terus menerus. Keadaan ini tentunya akan menimbulkan masalah jika dibiarkan dan sampai pada hiperinflasi. Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk mengatasinya melalui kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.

Kebijakan Moneter dan kebijakan fiskal merupakan dua instrumen yang dikeluarkan pemerintah guna menjaga stabilitas ekonomi. Kebijakan fiskal dipegang dan dikendalikan oleh pemerintah melalui perpajakan dan pengaturan anggaran belanja. Sebaliknya, kebijakan moneter diatur dan dipegang oleh bank sentral yang dalam hal ini adalah bank Indonesia. Melalui kebijakan moneter, bank sentral berusaha mengatasi masalah ekonomi salah satunya inflasi. Setidaknya bank sentral mengeluarkan 5 instrumen kebijakan yang di mana terbagi ke dalam dua jenis.

Instrumen kebijakan moneter terbagi menjadi dua yakni yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Adapun yang termasuk ke dalam kebijakan moneter bersifat kuantitatif adalah operasi pasar terbuka, cadangan kas dan politik diskonto. Sedangkan yang termasuk ke dalam kebijakan moneter yang bersifat kualitatif adalah kredit selektif dan imbauan Moral. Itulah informasi mengenai peranan bank sentral dalam mengatasi inflasi.

Vera Farhi

Recent Posts

Hukum Bisnis Menurut Para Ahli Beserta Contohnya

Hukum bisnis merangkum seperangkat aturan dan norma hukum yang mengatur aktivitas bisnis dan perdagangan yang…

5 months ago

Depresi Ekonomi : Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Mencegahnya

Depresi biasanya sering kali dikaitkan dengan kondisi kejiwaan seseorang. Namun, ternyata depresi juga dapat berkaitan…

12 months ago

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Para Ahli dan Secara Umum

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah sumber daya yang memiliki peran penting di dalam sebuah organisasi,…

1 year ago

Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Para Ahli

Sumber Daya Manusia (SDM) disebut juga human resources, adalah individu-individu yang dipekerjakan oleh perusahaan, organisasi…

1 year ago

Sumber Daya Manusia Menurut Ahli

Sumber Daya Manusia (SDM), di dalam bahasa Inggris disebut human resources, secara umum dapat didefinisikan…

1 year ago

10 Faktor Yang Menyebabkan Rendahnya Mutu Tenaga Kerja

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah aspek penting di berbagai bidang industri, SDM disebut juga tenaga…

1 year ago