Salah satu cabang ilmu ekonomi ialah ekonomi matematika yang biasa disebut dengan ekonometrika.
Ekonometrika adalah ilmu yang membahas masalah pengukuran hubungan ekonomi. Dengan demikian, Ekonometrika adalah ilmu yang mencakup teori ekonomi, matematika, dan statistika dalam satu kesatuan sistem yang bulat, menjadi suatu ilmu yang berdiri sendiri dan berlainan dengan ilmu ekonomi, matematika, maupun statistika.
Berikut ini akan kita bahas mengenai metodologi ekonometrika.
1. Pernyataan Teori atau Hipotesis
Salah satu tokoh ekonomi dunia ya itu Keyness ikut andil dalam metodologi ini. Teori Keynesian berkaitan dengan konsumsi, menyatakan bahwa orang (baik wanita maupun pria) akan meningkatkan konsumsinya seiring dengan meningkatnya pendapatan, tetapi peningkatan konsumsi tersebut tidaklah sebesar peningkatan pendapatan mereka.
Keynes mempostulasikan bahwa MPC (Marginal Proipensity to Consume) merupakan tingkat perubahan konsumsi karena adanya perubahan satu unit pendapatan. Nilai MPC lebih dari nol, tetapi lebih kecil dari Satu.
2. Spesifikasi Model Matematis Berdasarkan Teori
WalaupunKeynes telah memperjelas adanya hubungan positif antara pendapatan dengan konsumsi, tetapi Keyness belum menspessifikasikannya dalam model matematis sehingga ahli matematika membuat spesifikasi matematik berdasarkan teori Keynessian sebagai berikut:
Y = β1 + β2X dimana 0 < β2 < 1
Keterangan:
Y = Konsumsi
X = Pendapatan
β1 = Konstanta
β2 = Slope.
3. Spesifikasi Model Ekonometrik Berdasarkan Teori
Model matematika menyatakan bahwa terdapat hubungan pasti antara pendapatan dan konsumsi, atau hubungan deterministic.
Pada hubungan antar variable ekonomi, suatu variable tergantung tidak hanya dipengaruhi oleh satu variable bebas saja, tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa variable lain.
Konsumsi tidak hanya dipengaruhi oleh pendapatan, tetapi juga dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga, umur dan gaya hidup. Untuk mengakomodasi variable yang tidak diteliti maka fungsi matematik itu diubah menjadi fungsi statistic sebagai berikut:
Y = β1 + β2X + µ
µ menyatakan disturbance atau error, yang menggambarkan semua variable yang dapat memengaruhi konsumsi (Y) tetapi tidak dipertimbangkan atau tidak dimasukkan dalam model.
4. Mendapatkan Data
Pengambilan data dapat dilakukan secara cross section maupun time series. Data cross section adalah data yang dikumpulkan pada satu waktu tertentu pada beberapa obyek dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan, sedangkan data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu pada satu obyek dengan tujuan untuk menggambarkan perkembangan.
5. Estimasi Parameter dari Model Ekonometrika
setelah data terkumpul maka selanjutnya adalah mengestimasi parameter model ekonometrik Ū mendapatkan angka Ῡ pasti dari ß₁ dan ß₂ dan dengan menggunakan teknik analisis regresi ditemukan tafsiran parameter model ekonometrik debagai berikut:
Y^= ß₁+ß₂X
6. Pengujian Hipotesis
Pengambilan data dilakukan secara sampling sehingga untuk menguji keberartian koefisien regresi itu perlu dilakukan pengujian secara statistic. Pada persamaan diatas diperoleh nilai t hitung sebesar 22,150.
Sedangkan niai t table dengan df = (0,05;11) sebesar 1,796 dan nilai sig. 0,000. Karena nilai t hitung (22,150) > t table (1,976) atau nilai sig. (0,000) < alpha (0,05) maka hipotesis meyatakan semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi konsumsi diterima.
7. Peramalan atau Prediksi
Berdasarkan persamaan yang diperoleh pada estimasi parameter, persamaan tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat prediksi. Jika pendapatan sebesar 50 maka besarnya konsumsi dapat diprediksi sebagai berikut:
Ŷ = 1,870 + 0,616 X
Ŷ = 1,870 + 0,616 (50)
Ŷ = 32,67
8. Penggunaan Model untuk Tujuan Kebijakan
Apabila pemerintah telah memiliki dasar pengetahuan tentang tingkat permintaan ditahun 2012 seperti pada point ke 7, maka dengan kebijakan moneter, pemerintah dapat memanipulasi atau mengontrol variabel X untuk variabel Y.