Brand Equity: Cara Meningkatkan, Tahapan dan Contoh

Semakin dunia bisnis berkembang pesat, persaingan juga akan semakin meningkat yang pada akhirnya akan mengubah kebiasaan dalam proses jual beli. Selain itu, perubahan dalam pengambilan keputusan konsumen serta memberikan bobot lebih pada brand dibanding fitur produk lainnya. Hal ini tentu saja tidak hanya menjadikan sebuah merek sebagai salah satu aset terpenting bagi perusahaan namun juga membuat para marketer memasukkan strategi membangun brand equity yang baik dan berapa.

Apa yang dimaksud dengan Brand Equity?

Keller (1993) mengemukakan bahwa brand equity merupakan suatu keinginan dari seseorang untuk melanjutkan dalam menghunakan sebuah brand atau tidak. Pendapat lain, Susanto dan Wijanarko (2004) juga menambahkan brand equity adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya di mana bisa menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan maupun pelanggan.

Dalam arti lain, brand equity merupakan suatu kegiatan menghadapi persaingan yang ketat, di mana brand yang kuat adalah suatu pembeda yang jelas, bernilai serta berkesinambungan yang menjadi ujung tombak bagi daya saing perusahaan dan sangat membantu dalam strategi pemasaran. Brand equity biasa disebut sebagai kekuatan sebuah merek/brand.

Pengukuran dari brand equity memang sangatlah berhubungan kuat dengan kesetiaan dan juga bagian dari pengguna baru menjadi pengguna yang setia.

Fungsi dan Manfaat Brand Equity

Brand equity dapat mempengaruhi kepercayaan diri konsumen dalam mengambil keputusan apakah ingin membeli atau tidak suatu merek. Adapun beberapa fungsi dan manfaat dari brand equity sebagai berikut:

  • Brand equity memungkinkan perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih tinggi.
  • Memberikan kredibilitas pada produk lain yang menggunakan merek tersebut.
  • Memungkinkan terjadinya return yang lebih tinggi.      
  • Perbedaan relatif dengan pesaing yang jelas, bernilai serta berkesinambungan.
  • Memiliki fokus internal yang jelas.
  • Menciptakan sebuah toleransi konsumen terhadap kesalahan produk perusahaan melalui loyalitas yang tinggi terhadap merek tersebut.
  • Dapat menjadi faktor yang menarik pada karyawan-karyawan berkualitas, bahkan bisa mempertahankan kepuasan karyawan-karyawan.
  • Dapat menarik konsumen untuk menggunakan faktor merek dalam pemgambilan keputusan pembelian.

Cara Meningkatkan Brand Equity

Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan brand equity perusahaan. adapun beberapa cara di antaranya yaitu:

  • Kegiatan marketing yang bervariasi
    Prof Lane Keller dalam acara seminar Indonesia Brand Summit tahun 2014, telah menjelaskan betapa pentingnya perusahaan dalam melakukan berbagai jenis kegiatan marketing. Kegiatan marketing tersebut mulai dari kegiatan konvesional hingga kegiatan internet marketing. Kita perlu memastikan bahwa ada nilai yang bisa didapatkan oleh konsumen apabila mereka membeli produk yang kita tawarkan. Oleh sebab itu, marketing bukan hanya sekadar supaya orang tahu tentang keberadaan bisnis kita melainkan juga menarik mereka agar membeli produk kita.
  • Membangun jaringan
    Soal meningkatkan brand equity tentu tidak selalu haru kita lakukan dengan cara marketing, namun juga kita memerlukan jaringan. Dengan arti lain, kita harus mampu dalam melakukan interaksi dengan banyak orang tanpa adanya niat untuk menawarkan produk kita. Dengan begitu, secara tidak langsung konsumen nantinya akan mengetahu merek kita.
  • Menyelenggarakan event
    Cara ketiga ini terbilang ampuh karena telah banyak perusahaan yang menggunakannya dan berhasil. Dengan kita menyelenggarakan sebuah event, maka semakin banyak orang yang tertarik untuk datang. Pada saat itu lah masyarakat akan tahu dan sadar dengan merek yang kita kenalkan pada mereka.

Tahapan Brand Equity

Untuk mencapai standar brand equity yang positif, perusahaan tentu membutuhkan proses yang terbilang cukup panjang. adapun beberapa tahapan yang perlu dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai brand equity antara lain:

  • Brand awareness (kesadaran merek), perusahaan harus mengenalkan mereknya kepada target pasar. Cara yang dapat dilakukan beragam mulai dari iklan, event, hingga pameran.
  • Brand recognitios (pengakuan merek), pada tahap ini konsumen mulai akrab dan mengakui kehadiran merek tersebut. Biasanya, konsumen akan mengenali merek melalui toko maupun internet.
  • Brand association (percobaan merek), jika konsumen telah menyadari dan mengakui kehadiran sebuah merek, maka mereka akan mencoba produk atau jasa yang sudah ditawarkan.
  • Perceived quality (persepsi merek), pada tahap ini erat kaitannya dengan kesan konsumen terhadap suatu produk atau layanan. Apabila konsumen pendapatkan kesan yang baik dari merek tersebut, tentu mereka akan lebih memilinya dibandingkan merek yang lain.
  • Brand loyality (komitmen), setelah konsumen mendapatkan kesan-kesan yang baik terhadap merek, mereka akan terus berkomitmen memilih merek tersebut. Dengan arti lain, mereka tidak mudah berpaling kepada merek lain. Bahkan mereka bisa saja merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain.

Contoh Penerapan Brand Equity

  • Brand handsaplast
    Ketika kulit kita mengalami lecet dan membutuhkan plester luka, lalu kita pergi ke apotik. Namun yang kita bilang adalah “handsaplast” bukan plester atau merek lainnya. Padahal masih banyak merek plester luka lainnya. contoh brand equity dari handsaplast ini terbentuk dari kekuatan brand awareness, brand image, dan brand trust yang kuat. bahkan handsaplast terus mengembangkan varian produknya sehingga tetap sesuai dengan kebutuhan konsumen.
  • Brand teh botol sosro
    Tidak hanya handsaplast, brand yang satu ini pun tanpa kita sadari telah masuk ke dalam pikiran kita. Bahkan saat kita mengetik “teh botol” di pencarian google langsung keluar banyak pilihan tentang teh botol sosro. Hal ini membuktikan bahwa brand ini memiliki brand equity yang baik. Bahkan 62% lebih tinggi dibandingkan merek sejenis lainnya. Hal tersebut tentu saja tidak lepas dari kualitas produknya, kuat strategi marketingnya, distribusi produknya, banyak varian, dan sebagainya.
  • Brand starbucks
    Seperti yang kita ketahui, harga dari satu gelas kopi Starbucks berkisar antara Rp40.000 – Rp50.000. Sedangkan jenis kopi kekinian lain harganya jauh lebih murah yakni berkisar Rp15.000 – Rp30.000. Walaupun harga kopi Starbucks lebih mahal namun masih banyak konsumen yang lebih memilih membeli merek ini. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan mereka menilai bahwa kopi Starbucks ini memiliki nilai lebih dibandingkan merek kopi lainnya. Salah satu faktornya adalah Starbuck memiliki strategi branding yang lebih unggul dibandingkan brand competitor lainnya.
Septia Indah

Recent Posts

Hukum Bisnis Menurut Para Ahli Beserta Contohnya

Hukum bisnis merangkum seperangkat aturan dan norma hukum yang mengatur aktivitas bisnis dan perdagangan yang…

5 months ago

Depresi Ekonomi : Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Mencegahnya

Depresi biasanya sering kali dikaitkan dengan kondisi kejiwaan seseorang. Namun, ternyata depresi juga dapat berkaitan…

12 months ago

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Para Ahli dan Secara Umum

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah sumber daya yang memiliki peran penting di dalam sebuah organisasi,…

1 year ago

Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Para Ahli

Sumber Daya Manusia (SDM) disebut juga human resources, adalah individu-individu yang dipekerjakan oleh perusahaan, organisasi…

1 year ago

Sumber Daya Manusia Menurut Ahli

Sumber Daya Manusia (SDM), di dalam bahasa Inggris disebut human resources, secara umum dapat didefinisikan…

1 year ago

10 Faktor Yang Menyebabkan Rendahnya Mutu Tenaga Kerja

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah aspek penting di berbagai bidang industri, SDM disebut juga tenaga…

1 year ago