Dalam sejarah peradaban manusia,kita tak lepas dari pemenuhan kebutuhan hidup.Hal ini dilakukan sejak nenek moyang kita mulai dari sistem barter hingga di temukannya alat pembayaran yang sah, seperti uang. Namun,dalam dunia modern perkembangan sistem pembayaran kian lebih spesifik dalam permasalahannya,ditambah dengan pembeda mata uang antar wilayah.
Hal ini lah yang akan kita pelajari,karena berdampak pada hubungan luar negeri suatu negara hingga kestabilan ekonomi negara tersebut. Ahli ekonomi Alfred Marshall berpendapat, uang sebagai penimbun kekayaan. Menurutnya,permintaan seseorang berbanding lurus dengan pendapatan, sebagai contoh sering kita jumpai kebutuhan yang memang sangat di butuhkan tidak bertepatan pada saat kita gajian, dan juga kita tahu bahwa barang yang dibutuhkan akan menyesuaikan nominal pendapatan kita.
Selain itu, dikemukakan pendapat A.C pigou, uang juga difungsikan sebagai kebutuhan untuk berjaga jaga. Dengan begitu Alfred Marshall melihat kebiasaan masyarakat,yaitu memilih menjadikannya uang kas,yaitu disimpan atau di investasikan menjadikan uang sebagai barang yang wajib ada. Hal ini dikarenakan adanya waktu pembeda pada saat menerima uang dan mengeluarkan uang untuk memenuhi kebutuhan.
Selain itu, pendapat bahwa perubahan permintaan uang akan berpengaruh pada perubahan tingkat harga dengan proporsi dan persentase yang sama besar. Secara korelatif sebagai berikut,perubahan permintaan uang ialah berpengaruh pada tingkat harga saja, tidak memengaruhi pada kegiatan ekonominya. Selanjutnya bagaimana dengan mengetahui serta memahami seberapa besar kebutuhan keberedaran uang? Dapat kita ketahui dengan memberikan analogi sebagai berikut.
Permintaan keseimbangan uang riil bergantung kepada bunga dan pendapatan. Pada intinya bank sebagai pengelola uang maka kegiatan bank mencerminkan peredaran uang di masyarakat. Sebab keseimbangan keberedaran mata uang amat perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit.
