Bisnis

Biaya Eksplisit: Pengertian, Karakteristik, Manfaat dan Cara Menghitungnya

Dalam menjalankan bisnis tentunya akan terjadi beberapa transaksi. Baik itu yang berhubungan dengan kas masuk maupun kas keluar. Perusahaan perlu membayar sejumlah biaya yang bertujuan untuk kelancaran bisnisnya. Seperti gaji, biaya produksi dan lainnya.

Inilah yang kemudian dinamakan dengan biaya eksplisit, kebalikan dari biaya implisit. Biaya ini perlu dicatat dan dilaporkan kepada manajemen keuangan agar bisa mengetahui berapa keuntungan yang didapat perusahaan. Lalu, bagaimana cara menghitung biaya tersebut? Dan apa saja manfaat menghitungnya?

Pengertian Biaya Eksplisit

Arti kata eksplisit menurut KBBI adalah gamblang, tegas, terus terang, tidak berbelit-belit. Sedangkan kata biaya menurut KBBI adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk mendirikan atau melakukan sesuatu. Jadi, biaya eksplisit adalah pembayaran yang bersifat jelas digunakan untuk membayar sesuatu.

Secara umum, biaya eksplisit adalah pembayaran yang dilakukan untuk sejumlah kebutuhan perusahaan dan kepentingan bisnis dengan tercatat dalam arus kas keluar dengan jelas. Biaya eksplisit menunjukkan pembayaran yang telah dilakukan kepada pihak luar sementara itu bisnis tetap berjalan. Biaya eksplisit ini perlu dicatat dan dilaporkan.

Sistem pengakuan dan pelaporannya pun tergolong mudah karena sifatnya berwujud. Pencatatan ini sangat penting untuk dilakukan karena dapat membantu dalam perhitungan laba dan pemenuhan tujuan lain seperti pengambilan keputusan, pengendalian biaya dan pelaporan.

Karakteristik Biaya Eksplisit

1. Biaya ini disebut dengan biaya out of pocket.

2. Biaya ini dikeliarkan saat perusahaan membayar pemanfaatan pada faktor-faktor produksi.

3. Nominal biaya dapat diketahui dengan jelas.

4. Mudah dipastikan berapa banyak jumlahnya.

5. Pengukuran bersifat objektif karena kegiatannya benar-benar terjadi.

6. Dicatat dan dilaporkan kepada manajemen perusahaan.

Manfaat Biaya Eksplisit

Dengan menghitung biaya eksplisit, kita dapat mengetahui berapa keuntungan perusahaan. Sebab, pendapatan bersih merupakan pendapatan yang tersisa setelah dihitung dengan semua biaya eksplisit yang telah dibayar.

Selain itu, dengan menghitung biaya eksplisit seorang manajer mampu membuat perencanaan jangka panjang. Sebab, telah mengetahui berapa profit yang di dapat perusahaan dari perhitungan biaya eksplisit. Oleh karena itu, manajer akan mampu membuat strategi jangka panjang untuk bisa menaikkan profit perusahaan.

Contoh Biaya Eksplisit

Biaya eksplisit terbagi dalam dua jenis yakni biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Keduanya masing-masing memiliki jenis dan contoh-contohnya.

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang nilainya akan tetap atau tidak akan mudah berubah. Biaya tetap akan dihitung dalam satu periode akuntasi atau biasanya dalam jangka waktu satu tahun. Adapun contoh biaya eksplisit tetap ialah biaya sewa gedung, biaya kendaraan, biaya sewa tanah, biaya mesin, biaya peralatan dan biaya-biaya lainnya yang nilainya tetap.

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya ini merupakan kebalikan dari biaya tetap. Nilai biaya ini akan mudah mengalami perubahan dalam satu periode akuntansi. Adapun contoh biaya tersebut seperti biaya gaji karyawan, bonus, komisi, biaya material, biaya bahan baku produksi, biaya kebutuhan iklan, biaya sewa, biaya air, listrik, wifi, biaya pajak, biaya penyusutan aset tetap dan biaya lainnya.

Cara Menghitung Biaya Eksplisit

Sama halnya dengan menghitung biaya implisit, cara menghitung biaya ini juga tergolong mudah. Terutama bagi kalian yang sudah belajar akuntansi. Namun, yang belum belajar pun pasti akan merasa mudah. Sebab, cara menghitungnya adalah dengan menambahkan sejumlah biaya atau pengeluaran perusahaan selama satu tahun periode akuntansi.

Misalnya PT Sumber Jaya Abadi memiliki rincian pengeluaran sebagai berikut.

Gaji karyawan Rp. 15.000.000

Biaya listrik Rp.3.000.000

Biaya bahan baku Rp. 50.000.000

Biaya sewa kantor Rp. 40.000.000

Maka, biaya eksplisit PT Sumber Jaya Abadi adalah sebesar 15 juta+3 juta+ 50 juta+ 40 juta= 108 juta.

Jadi, total biaya eksplisit yang dikeluarkan oleh PT Sumber Jaya Abadi adalah sebesar Rp. 108.000.000

Perbedaan Biaya Eksplisit dan Biaya Implisit

1. Pos Keuangan

Biaya eksplisit merupakan biaya yang berkaitan dengan aset atau aktiva sehingga wujudnya terlihat sebab ada transaksinya. Sedangkan biaya implisit tidak termasuk ke dalam pos-pos keuangan karena tidak berwujud.

2. Sistem Pencatatan Keuangan

Biaya eksplisit dalam pencatatan dan pelaporan keuangan sangat mudah dilakukan. Sebab, transaksinya ada dan biasanya terdapat bukti berupa nota pembayaran.

Biaya ini perlu dicatat karena akan mempengaruhi pada laba perusahaan. Nantinya, pencatatan ini akan dilaporkan kepada pihak manajemen perusahaan. Sementara itu, biaya implisit sulit untuk dilakukan pelaporan dan pencatatan.

3. Tujuan

Biaya eksplisit bertujuan untuk membantu perhitungan laba atau keuntungan akuntansi serta keuntungan ekonomi.  Sedangkan biaya implisit bertujuan untuk menghitung keuntungan aktual perusahaan.

4. Besaran

Besaran nominal pada biaya eksplisit sudah diketahui karena transaksi yang dilakukan benar-benar ada dan jelas. Sedangkan dalam biaya implisit besaran nominalnya belum diketahui karena transaksi yang dilakukan tidak ada.

Pembahasan Soal Biaya Eksplisit

1. Arini memiliki sebuah salon kecantikan. Dia kemudian melakukan beberapa transaksi untuk keperluan salonnya. Transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut.

Keperluan sewa Rp. 20.000.000

Pembelian Peralatan Salon Rp. 10.000.000

Pembayaran gaji karyawan Rp. 10.000.000

Pembayaran air dan listrik Rp. 3.000.000

Tentukanlah berapa biaya eksplisit yang dikeluarkan oleh Arini?

Jawaban

Hal pertama yang dilakukan adalah mengetahui pos yang termasuk ke dalam biaya. Setelah itu, jumlahkan semua biaya tersebut.

Biaya eksplisit= Sewa+ perlatan+gaji+air dan listrik

Biaya eksplisit= Rp. 20 juta+ Rp. 10 juta + Rp. 10 juta+ Rp. 3 juta

Biaya eksplisit= Rp 43 juta

Maka, biaya eksplisit yang dikeluarkan oleh Arini untuk salonnya adalah sebesar Rp. 43.000.000

2. Arman merupakan seorang pengacara yang bekerja di firma hukum perusahaan. Dia ingin membuka praktik hukum sendiri. Maka dari itu, dia mulai merinci biaya-biaya yang akan dikeluarkan.

Arman berharap ia mendapatkan keuntungan sebanyak Rp.300.000.000 per tahun dalam firma yang dibuatnya nanti. Namun, untuk membuka firma itu, Arman memerlukan tempat, asisten dan beberapa peralatan yang akan digunakan nantinya.

Biaya untuk sewa tempat sebesar Rp. 50 juta per tahun, untuk menggaji seorang asisten sebesar Rp. 30 juta per tahun dan untuk peralatan sebesar Rp. 10 juta per tahun.

Maka, berapa biaya eksplisit yang akan dikeluarkan Arman untuk firma hukum barunya?

Jawaban

Biaya eksplisit= sewa+ gaji+ peralatan

Biaya eksplisit= Rp. 50.000.000 + Rp. 30.000.000 + Rp. 10.000.000

Biaya eksplisit= Rp. 90.000.000

Setelah menghitung biaya eksplisit, Arman bisa mengetahui berapa jumlah laba akuntansinya. Laba akuntansi diperoleh dengan cara mengurangi pendapatan yang diharapkan dengan biaya eksplisit.

Laba akuntansi= Pendapatan – biaya eksplisit

Laba akuntansi= Rp. 300.000.000 – Rp. 90.000.000

Laba akuntansi= Rp. 210.000.000

Jadi, laba akuntansi yang diharapkan oleh Arman adalah sebesar Rp. 210.000.000

Laba akuntansi ini hanya akan didapatkan jika Arman membuka firma hukumnya sendiri. Maka, ia harus mengundurkan diri dari posisinya sekarang menjadi pengacara di firma korporat. Ia harus rela kehilangan gajinya sebesar Rp. 170.000.000 per tahun jika memilih membuka firma sendiri. Kemudian inilah yang disebut dengan biaya implisit.

Kesimpulan

Biaya eksplisit adalah sejumlah pembayaran yang dilakukan terhadap sejumlah transaksi yang berhubungan dengan perusahaan atau bisnis. Pembayaran ini bersifat nyata sebab terdapat bukti berupa nota. Biaya eksplisit ini perlu dicatat dan dilaporkan agar bisa mengetahui keuntungan yang didapatkan perusahaan. Biaya eksplisit sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan untuk menghitung profit atau laba yang didapatnya.

Biaya eksplisit dibedakan menjadi dua jenis yakni biaya tetap dan biaya variabel. Kedua biaya tersebut dibedakan atas perubahan nilai. Jika nilainya tetap maka dinamakan biaya tetap, namun jika cenderung berubah maka dinamakan biaya variabel. Cara menghitung biaya eksplisit sangat mudah yakni dengan menambahkan pembayaran yang dilakukan.

Seperti yang sudah dijelaskan biaya eksplisit dan biaya implisit adalah dua hal yang berbeda. Biaya eksplisit sifatnya berwujud sehingga mudah dalam pelaporan dan pencatatan. Sedangkan biaya implisit sulit dilakukan pencatatan dan pelaporan karena tidak berwujud. Maka dari itu, besaran biaya implisit belum bisa diketahui sedangkan biaya eksplisit sudah diketahui karena transaksinya sudah dilakukan.

Vera Farhi

Share

Recent Posts

Hukum Bisnis Menurut Para Ahli Beserta Contohnya

Hukum bisnis merangkum seperangkat aturan dan norma hukum yang mengatur aktivitas bisnis dan perdagangan yang…

5 months ago

Depresi Ekonomi : Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Mencegahnya

Depresi biasanya sering kali dikaitkan dengan kondisi kejiwaan seseorang. Namun, ternyata depresi juga dapat berkaitan…

1 year ago

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Para Ahli dan Secara Umum

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah sumber daya yang memiliki peran penting di dalam sebuah organisasi,…

1 year ago

Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Para Ahli

Sumber Daya Manusia (SDM) disebut juga human resources, adalah individu-individu yang dipekerjakan oleh perusahaan, organisasi…

1 year ago

Sumber Daya Manusia Menurut Ahli

Sumber Daya Manusia (SDM), di dalam bahasa Inggris disebut human resources, secara umum dapat didefinisikan…

1 year ago

10 Faktor Yang Menyebabkan Rendahnya Mutu Tenaga Kerja

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah aspek penting di berbagai bidang industri, SDM disebut juga tenaga…

1 year ago