Saat ini, pembelian dan penjualan tidak hanya dilakukan secara langsung tetapi bisa kamu lakukan secara online dengan mudah. Kamu dapat melakukan kegiatan membeli maupun menjual barang jarak jauh bahkan hanya dari rumah saja. Hal ini dikarenakan perkembangan platform jual beli online sudah sangat pesat. Kamu dapat melakukan kegiatan-kegiatan ini dimanapun kamu berada dengan sistem pembayaran tunai maupun e-money.
Dalam bisnis jual beli online, kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah reseller atau dropshipper bukan? Sebagian besar orang mengartikan kedua istilah ini ialah satu jenis kegiatan yang sama, padahal keduanya memiliki perbedaan. Reseller dan dropshipper termasuk dalam jenis usaha yang menghasilkan uang setiap hari, yang patut kamu coba.
Untuk kamu yang ingin memulai bisnis reseller atau dropship, namun masih belum memahami betul bagaimana perbedaan dan cara kerja dari kedua bisnis ini, maka artikel ini akan menjelaskan lebih jauh perbedaan dari reseller dan dropshipper. Tetapi, sebelum membahas perbedaan dari keduanya, sebaiknya kamu harus mengerti masing-masing pengertian dari reseller maupun dropshipper.
Pengertian Reseller
Salah satu ide bisnis yang cocok bagi mahasiswa yang menjanjikan adalah reseller. Reseller merupakan seseorang yang menjual barang kembali dengan mempromosikannya dan menyimpan stok barang di tempat tertentu.
Menjadi reseller berarti kamu memerlukan modal awal untuk membeli produk yang akan kamu jual kembali dari supplier. Namun, untuk mendapatkan untung kamu perlu membeli produknya terlebih dahulu.
Layaknya supplier asli, sebagai reseller juga memiliki beberapa risiko yang akan terjadi seperti jika ada pelanggan kamu yang ingin mengembalikan produk dan meminta pengembalian dana, kamu juga harus mengembalikan produk yang sama ke pemasok dan mendapatkan uang kamu kembali.
Akan tetapi, dalam hal ini kemungkinan kamu akan kehilangan uang selama transaksi karena biaya pengiriman produk. Meski demikian, tak sedikit orang-orang yang sukses berbisnis reseller ini.
Pengertian Dropshipper
Dropshipper termasuk salah satu jenis usaha perseoranagan. Dropshipper adalah seseorang yag menjual barang miliki produsen/supplier tanpa perlu membeli produknya terlebih dahulu. Jika reseller perlu menyetok barang yang akan dijual di tempatnya sendiri, tetapi dropshipper tidak perlu melakukannya.
Sebagai seorang dropship, kamu hanya perlu menjual barang dengan melakukan promosi produk yang ada dengan cara menampilkan foto-foto produk atau memberikan informasi yang dibutuhkan oleh calon konsumen seperti ukuran, bahan, warna, jumlah stok dan lain sebagainya. Kegiatan promosi ini bisa kamu lakukan di berbagai platform penjualan online atau e-commerce.
Perbedaan Reseller dan Dropshipper
Meski bisnis reseller dan dropshipper sekilas mirip, ada perbedaan keduanya yang perlu kamu ketahui. Berikut ini beberapa perbedaan antara reseller dan dropshipper:
- Stok Barang
Perbedaan pertama yang paling terlihat antara reseller dan dropshipper adalah dari stok barang. Apabila reseller harus membeli dan menyediakan stok barang sebelum dijual dan dipromosikan kembali.
Berbeda dengan dropshipper, seorang dropshipper tidak perlu membeli barang atau menyediakan produk yang akan dipromosikan.
Dropshipper hanya akan memberitahukan supplier untuk menyiapkan dan mengirimkan barang. Dalam hal ini, dropshipper memang lebih mudah dan tidak memberatkan terutama kamu yang masih pemula.
- Sistem, Cara Kerja atau Pelayanan
Sebagaimana dijelaskan di atas, kedua bisnis ini memiliki sistem dan cara kerja yang berbeda. Seorang reseller akan mengatur setiap orderan yang masuk, mulai dari mengemas dan mengirimkan karena adanya stok barang yang dimiliki.
Berbeda dengan dropshipper, yang mana harus meneruskan ke pemasok supplier jika terdapat pesanan yang masuk untuk segera diproses.
Setelah pemasok menerima pesanan, mereka akan mengirimkan produk tersebut ke alamat pelanggan dengan menggunakan nama tokomu sendiri. Oleh karena itu, pelayanan terhadap konsumen seorang reseller dan dropshipper cukup berbeda.
- Modal
Perbedaan yang selanjutnya adalah modal yang dibutuhkan. Apabila reseller mengharuskan kamu untuk membeli barang atau produk untuk dijual kembali, maka sebelum memulainya perlu menyiapkan modal yang cukup terlebih dahulu meskipun besaran modal jauh lebih sedikit dibanding distributor.
Berbeda dengan reseller, dropship tidak perlu mengeluarkan biaya modal untuk membeli produk yang akan dipromosikannya sehingga bagi siapapun yang mau memulai usaha tanpa modal bisa memilih menjadi seorang dropshipper.
Cara menjadi droship tanpa modal, kamu cukup menjual barang dengan mengatur jenis strategi pemasaran yang efektif maka kamu akan mendapatkan komisi barang yang sudah dipromosikan.
Namun, perlu diketahui bahwa harga barang yang reseller dapatkan dari produsen memiliki selisih 20-50%, sehingga meskipun keluar modal tetap akan mendapatkan keuntungan yang cukup banyak. Oleh karena itu, kedua kegiatan ini memiliki perbedaan dalam besar modal yang dibutuhkan.
- Profit atau Keuntungan
Jika melihat dari besaran modal yang dikeluarkan, tentu menjadi seorang dropshipper terlihat jauh lebih menguntungkan. Namun, meski reseller membutuhkan modal untuk menjual kembali produknya, biasanya reseller akan mendapatkan harga khusus dari produsen sehingga dapat dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi.
Hal ini cukup sebanding dengan usaha yang dilakukan seorang reseller yang harus mengeluarkan modal serta menyediakan tempat untuk stok barang sendiri. Reseller juga merupakan salah satu usaha sampingan untuk ibu rumah tangga.
Apabila tidak ingin mengeluarkan effort lebih, kamu dapat menjadi seorang dropshipper. Meski komisi yang didapatkan tidak begitu banyak seperti reseller, namun tetap saja hasil komisi dari penjualan nyatanya juga sangat menguntungkan melihat tidak adanya modal yang harus dikeluarkan.
- Risiko yang Ditanggung
Untuk risiko yang harus ditanggung, reseller memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding dropship karena menyimpan barang. Bila barang yang ada tak kunjung laku, kemungkinan besar reseller akan mengalami kerugian.
Namun, untuk risiko sebagai seorang dropshipper cenderung sedikit karena tidak bersentuhan langsung dengan produk yang akan dijual sehingga risiko yang ada tidak terlalu merugikan.
- Waktu Pengiriman
Waktu pengiriman menjadi salah satu perbedaan yang menonjol di antara kedua bisnis ini. Seorang dropshipper perlu memberitahukan kepada pihak supplier jika ada orderan masuk yang perlu diproses. Dalam hal ini, permasalahan dropshipper ialah tidak mengetahui jumlah barang yang tersedia dan waktu pengiriman yang dibutuhkan.
Sementara untuk reseller, jika terdapat pelanggan yang mengorder barang maka kamu dapat memrosesnya secara langsung karena memegang stok barang dan melakukan pengiriman sendiri tanpa bantuan supplier. Dan inilah perbedaan reseller atau dropshipper yang perlu kamu ketahui. Semoga bermanfaat.