Sebagian besar orang pasti memiliki hutang, hutang ini memiliki fungsi sebagai pendapatan tambahan. Begitupun dengan sebuah negara termasuk Indonesia. Untuk membiayai pembangunan yang sedang dilakukan biasanya pemerintah meminjam uang ke negara lain atau biasa kita sebut dengan hutang. Hutang ini harus dibayarkan tiap tahunnya dengan mencicil dan termasuk membayar biaya bunganya.
Utang Luar Negeri adalah salah satu dari alternatif pembiayaan dalam pembangunan yang diperoleh dari kreditur luar negeri, baik itu melalui lembaga keuangan internasional ataupun dari pihak Negara Maju. Penerima utang tersebut bisa siapa saja, bisa dari pemerintah, perorangan atau perusahaan. Bentuknya bisa uang yang diperoleh dari bank, pemerintah negara yang dipinjami, atau lembaga peminjam uang internasional (IMF dan Bank Dunia).
Selama ini, anggapan kita pada hutang selalu negatif padahal sejatinya meminjam uang atau hutang bisa saja memiliki sisi positif. Berikut ini kami ulas dampak dari meminjam uang atau berhutang baik dari segi positif maupun negatif.
Dampak Positif Berhutang
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa hutang bisa saja memiliki dampak positif. Berikut ini adalah manfaat utang luar negeri.
- Pembangunan infrastruktur bagi negara berkembang
Negara yang kerap meminjam uang adalah negara berkembang. Namun, tidak menutup kemungkinan loh bahwa negara maju sekalipun bisa saja berhutang. Negara berkembang biasanya meminjam uang atau berhutang untuk pembangunan yang dilakukan negaranya. Mereka kekurangan dari segi pendananan, makanya mereka mau tak mau meminjam uang ke negara lain. Tentunya uang yang dipinjam ini akan digunakan untuk kepentingan bangsa sendiri yakni pembangunan infrastruktur. Dengan membangun sejumlah infrastruktur bisa meningkatkan pendapatan nasional. Sebab, banyaknya fasilitas yang disediakan membuat laham pekerjaan semakin terbuka lebar. Tidak hanya itu, pembangunan infrastuktur juga difungsikan agar negara bisa berubah menjadi sebuah negara maju. - Menutupi kekurangan anggaran
Dengan berhutang bisa menutupi kekurangan APBN yang ada di sebuah negara. Sebuah megara berkembang sudah pasti memiliki kekurangan dalam hal pendanaan. Maka dari itu, untuk menutupi hal tersebut dapat dilakukan dengan cara meminjam uang pada negara lain. Jika tidak begitu, maka sejumlah kegiatan di dalam negara tidak akan berjalan. Akan ada banyak kegiatan yang terbengkalai dan tidak diselesaikan. Sebab, tidak adanya dana yang akan membiayai kegiatan tersebut. Maka dari itu, pilihan untuk menghutang bukanlah hal yang buruk asal bisa memperkirakan kesiapan membayarnya. Jangan sampai hutangnya menjadi menumpuk. - Dapat menjalin hubungan bilatera
Meminjam uang ke negara lain ternyata dapat membuat hubungan bilateral terjalin dengan baik. Hal ini dikarenakan meminjam uang ke negara lain melibatkan dua pemerintah negara. Saat meminjam uang, pasti tidak akan to the point secara langsung. Pasti akan banyak mengobrolkan beberapa hal terlebih dahulu. Basa basi semacam inilah yang kemudian nantinya bisa membuat hubungan bilateral semakin erat. Namun, saat meminjam uang pun bisa menyebabkan hubungan merenggang. Hal ini bisa terjadi jika perjanjian dalam perhutangan tidak dijalankam dengan baik atau diingkari oleh salah satu pihak. - Sebagai bentuk pengakuan negara lain
Kesepakatan pemberian pinjaman dari luar negeri itu juga menunjukkan pengakuan dari negara lain, bahwa Indonesia termasuk negara berkembang yang akan terus bisa tumbuh dengan berjalannya waktu. Pengakuan dari negara lain itu penting loh, sebab dengan pengakuan tersebut berarti menandakan bahwa mereka percaya dan menyadari akan keberadaan negara kita. Jika mereka tidak percaya, maka mereka tidak akan memberikan pinjaman.
Dampak Negatif Berhutang
Walaupun kita tetap butuh pinjaman dana dari negara lain, namun jika gagal dalam pengelolaanya dan terlalu banyak tergantung pada pinjaman luar negeri untuk membangun negera, hal ini tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan dan berujung tidak baik. Karena akan menimbulkan dampak negatif yang melibatkan masyarakat Indonesia nantinya. Maka dari itu, saat meminjam uang atau mengutang sebaiknya memikirkan secara matang. Sebab, jika kita tidak bisa membayarnya kita akan terkena banyak masalah. Berikut ini dampak negatif dari berhutang.
- Membebani APBN
APBN merupakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Di dalam APBN akan mengatur pendapatan negara dan juga belanja negara. Setiap tahunnya APBN terus diperbarui dan disesuaikan. Salah satu hal yang menjadi konsen di dalam APBN adalah masalah utang negara. Jika negara memiliki banyak utang maka akan berimbas pada APBN. Negara akan memiliki banyak beban untuk membayarkan utang kepada negara yang meminjam. Maka dari itu, alangkah sebaiknya sebuah negara memikirkan secara matang saat akan meminjam uang kepada negara lain. Jangan sampai utang ke negara lain menjadi menumpuk dan malah membebani APBN. - Mengalihkan subsidi untuk bayar utang
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwasanya utang akan mempengaruhi APBN. Jika hutang negara terlalu banyak, maka akan banyak anggaran pula yang difokuskan untuk membayar utang negara. Jika hal itu terjadi maka akan banyak pembiayaan yang terbengkalai. Seperti halnya subsidi yang dilakukan pemerintah ke beberapa sektor. Subsidi ini berfungsi untuk membantu masyarakat dalam hal membiayai kebutuhan hidup. Jika jatah susbsidi dikurangi tentu saja akan berimbas pada munculnya banyak hal. Seperti kemiskinan yang semakin merajalela. Maka dari itu, sangat penting untuk memanajemen hutang negara. - Menyebabkan ketergantungan dengan negara lain
Berhutang memiliki dampak negatif seperti ketergantungan pada negara lain. Sebab, berhutang dapat membuat kecanduan. Seseorang akan cenderung mengandalkan hal yang insta yang salah satunya adalah berhutang. Temtunya hal ini adalah hal yang tidak baik sebab dapat menimbulkan ketergantungan pada negara lain. Saat sebuah negara sudah ketergantungan pada negara lain maka negara itu akan mudah diobrak-abrik. Sebab, negara tersebut tidak memiliki daya atau power dan berada dalam tekanan. Hal ini tentu saja tidak sejalan dengan visi misi sebuah negara yang tidak boleh menjadi boneka dari negara lain. Maka dari itu, jangan terlalu mengandalkan uang dari peminjaman. Sebab, orang yang meminjam lebih mudah diberi tekanan oleh si pemberi tekanan. - Menyebabkan hilangnya aset
Seperti yang sudah dijelaskan bahwasanya saat sebuah negara meminjam uang mereka lebih mudah untuk ditekan termasuk memberikan apapun sebagai bahan pinjaman. Saat melakukan perjanjian untuk meminjam uang pastinya memerlukan barang yang akan menjadi penjamin jika hutan tidak dilunasi. Negara peminjam tidak akan mau memberikan pinjam jika tidak ada barang penjamin. Tentunya hal ini dikarenakan mereka tidak mau rugi dikemudian hari terlebih jika uang yang dipinjam dalam jumlah yang besar. Mereka tidak akan serta merta memberikan uang pinjaman begitu saja kepada negara yang akan meminjam. Barang pinjaman bisa berupa apa saja termasuk aset yang dimiliki oleh negara tersebut. Menjadikan aset negara sebagai barang pinjaman bukanlah hal yang baik. Hal ini bisa sberpotensi menyebabkan hilangnya atau menipisnya aset yang dimiliki oleh negara. Selain itu, nantinya dapat berimbas pada munculnya berbagai perpecahan di dalam negara. Sebab, aset negara adalah milik bersama bukan milik pemerintah saja. Lebih parahnya dengan menjadikan aset negara sebagai pinjaman berpotensi membuat negara menjadi miskin.
Itulah sejumlah dampak yang ditimbulkan dari meminjam uang atai berhutang kepada negara lain. Berhutang tidak selamanya buruk asal kita dapat mengaturnya dengan baik. Kita bisa mengembalikan uang tersebut tepat waktu. Jangan sampai kita melakukan gali lobang tutup lobang, atau meminjam uang lagi untuk menutupi utang yang lain.