Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang mencakup ekspor atau impor yang berpengaruh kepada perekenomian sebuah negara. Perdagangan internasional telah ada sejak tahun 1800-an. Hingga memunculkan beberapa teori, dimulai sejak zaman teori ekonomi klasik yang dicetuskan oleh Adam Smith dan David Ricardo. Kemudian berkembang menuju teori perdagangan internasional moderen yang dicetuskan oleh Hecker-Ohlin atau Paradoks Leontief. Tentunya hal ini menunjukkan bahwa perkembangah perdagangan internasional ikut berkembang sepanjang zaman.
Sebagai salah satu bentuk perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat di dunia, tentunya perkembangan sistem perdagangan ini juga semakin berkembang dari waktu ke waktu. Ada beberapa negara yang cenderung mampu memanfaatkan perdagangan internasional ini sebagai sarana untuk meningkatkan devisa negara dengan mengenjot sektor ekspor. Ada juga negara yang menghabiskan devisa negara dengan mengimpor barang yang notabene tidak dapat mereka produksi untuk memenuhi permintaan dalam negeri sebagaimana contoh teori permintaan . Tentunya dalam hal ini, menunjukkan bahwa terdapat sebuah kendala atau hambatan tersendiri dalam perdagangan internasional. Oleh karenanya, dalam artikel berikut akan dibahas mengenai 10 faktor penghambat perdagangan internasional. Simak selengkapnya.
1. Keamanan Suatu Negara
Keamanan merupakan salah satu faktor krusial dalam penentu suksesnya perdagangan internasional sebagaimana teori ekspor menurut para ahli . Faktor keamanan menjadi sebuah patokan bagi negara lain untuk menjalin kerjasama di bidang ekonomi. Faktor keamanan akan selalu berimbas kepada sektor ekonomi. Dimana seseorang akan merasa tidak nyaman dan ketakutan untuk bertransaksi. Sehingg kondisi ini akan membuat para pedagang luar menjadi kabur. Para pedagang akan cenderung memperhatikan faktor ini, karena secara langsung berpengaruh kepada keselamatan diri dan produk yang dijual. Karenanya para pedagang akan cenderung memilih negara yang tidak sedang dalam konflik dan lebih stabil kondisi politik dan ekonominya.
2. Kebijakan Ekonomi Internasional yang Dilakukan Oleh Pemerintah
Setiap negara tentu memiliki kebijakan yang berbeda dalam perekonomian mereka. Ternyata kebijakan yang diterapkan pada sebuah negara juga dapat menjadi salah satu faktor penghambat perdagangan internasional sebagaimana teori perdagangan internasional menurut para ahli . Beberapa kebijakan tersebut antara lain adalah adanya pembatasan terhadap impor sebuah produk, penetapan tarif impor/ekspor yang relatif tinggi, serta birokrasi yang berbelit belit. Tentunya beberapa kebijakan di atas akan membuat para pelaku pasar internasional menjadi memperhitungkan lebih detail untuk dapat menjalankan perdagangan internasional kepada negara tersebut. Setiap kebijakan tentu akan mendatangkan poin plus dan minus. Namun, jika hasilnya akan membuat para pelaku pasar internasional kabur dan memilih negara lain yang cenderung bersahabat. Maka akan bisa berakibat buruk bagi aksistensi sebuah negara dalam jalur perdagangan internasional.
3. Ketidakstabilan Kurs Mata Uang Asing
Setiap negara tentu memiliki mata uang yang berbeda, perbedaan nilai mata uang terhadap negara lain inilah yang disebut sebagai kurs. Dengan adanya perbedaan kurs tersebut maka akan menyebabkan kesulitan bagi para eksportir dan importir dalam menentukan nilai tukar valuta asing. Kesulitan tersebut akan berimbas kepada harga permintaan dan penawaran dalam perdagangan. Hal ini tentu membuat para pedagang enggan untuk melakukan kegiatan ekspor atau impor. Ketidakstabilan kurs mata uang dapat disebabkan oleh berbagai hal, salah satu diantaranya ini krisis global yang memang sudah melanda dunia beberapa tahun belakangan ini. Krisis ini kemudian menyebabkan nilai tukar mata uang setiap negara cenderung mengalami kenaikan dan penurunan.
4. Perbedaan Mata Uang Antar Negara
Seperti yang telah dibahas ada poin sebelumnya, bahwa perbedaan mata uang merupakan salah satu faktor penghambat perdagangan internasional. Dalam perdagangan internasional belum terdapat standar kurs mata uang yang valid. Sehingga tentunya dalam setiap pembayaran transaksi, mata uang sebuah negara harus di konversikan kedalam nilai tukar dengan mata uang negara yang bersangkutan. Jika negara pengimpor memiliki nilai mata uang yang lebih rendah dibanding negara pengekspor juga merupakan faktor penyebab inflasi , maka tentu biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan pembayaran akan menjadi meningkat. Inilah yang kemudian menjadi kendala, karena jika tidak ada ketetapan nilai mata uang, maka akan sangat merugikan bagi negara yang memiliki nilai mata uang rendah .
5. Kualitas Sumber Daya yang Rendah
Salah satu faktor yang menyebabkan perdagangan internasional dapat berjalan ialah karena adanya sumberdaya alam yang menjadi keunggulan sebuah negara di banding dengan negara lain. Negara yang memiliki jumlah sumber daya alam tak terbatas akan cenderung dapat berkontribusi lebih banyak dalam perdagangan internasional simak juga contoh tenaga kerja terampil . Sebaliknya negara yang memiliki sunber daya alam yang sedikit cenderung tidak akan memiliki kemampuan dalam bertransaksi secara internasional. Karena hal tersebutlah maka ketersedian sumber daya alam pada sebuah negara dapat menjadi salah satu faktor penghambat dalam perdagangan internasional.
6. Adanya Penerapan Tarif dan Pembatasan Impor
Setiap negara tentu berharap bahwa sektor ekspor akan lebih besar jumlahnya ketimbang sektor impor. Karena bagaimanapun bahwa kemampuan sebuah negara bersaing dalam ekspor sebuah produk akan menjadi indikator dalam pertumbuhan ekonomi sekaligus juga bahwa sektor impor merupakan penyumbang besar dalam menambah devisa negara simak juga indikator keberhasilan pembangunan desa . Karenanya sangat penting bagi sebuah negara untuk menaikkan tarif tinggi terhadap barang impor. Dengan demikian maka masyarakat akan bisa beralih kepada barang lokal. Kondisi ini tentu akan sangat berpengaruh kepada para importir. Biaya masuk yang terlalu dan harus dibayarkan tentu akan sangat membebani mereka.
7. Terjadi Perang
Selain faktor keamanan, kondisi sebuah negara yang sedang perang juga bisa menjadi penghambat dalam perdagangan internasional. Apalagi jika perang tersebut melibatkan banyak negara yang kebetulan biasa menjalin kerjasama perdagangan internasional dengan kita. Tentunya kondisi ini akan sangat merugikan. Bagaimana akan melakukan perdagangan internasional, negara yang bersangkutan saja sedang dilanda konflik dan terjadi kekacauan dimana-mana. Keadaan ini tentu akan memaksa hubungan perdagangan antar negara menjadi terputus. Simak juga contoh tenaga kerja terdidik .
8. Peraturan Anti-Dumping
Politik anti-dumping ini diterapkan sebagai upaya untuk melindungi usaha dan industri dari gempuran barang impor yang harganya lebih murah. Jika dibiarakan maka hal tersebut akan membahayakan produk domestik dan dalam negeri. Karena cenderung harga barang impor yang dijual lebih murah ketimbang barang lokal. Karenanya kebijakan anti dumping ini dilakukan dengan cara menaikkan tarif bea masuk sebuah produk impor. Agar menekan harga produk tersebut tidak bisa dijual lebih murah dari harga barang lokal. Kebijakan ini juga dilakukan oleh Indonesia sebagai upaya untuk menekan barang-barang dari china yang masuk melalui pasar bebas.
9. Organisasi Ekonomi Regional
Sebagai contoh, kita memiliki wadah ASEAN sebagai organisasi negara-negara Asia Tenggara yang mencakup berbagai sektor yakni ekonomi, sosial, politik, pendidikan dan budaya. Dalam kaitannya dengan topik ini bahwa, setiap organisasi regional akan menetapkan kebijakan yang menguntungkan bagi para anggotanya terutama dalam sektor ekonomi. Sedangakan bagi negara yang berada di luar keanggotaan tentu akan mengalami kesulitan untuk melakukan kebijakan perdagangan internasional. Kondisi ini disebabkan karena tidak ada nota kesepahaman yang akan saling menguntungkan karena negara tersebut berada diluar keanggotaan organisasi regional. Simak juga ciri-ciri ekonomi konvensional .
10. Sulitnya Pembayaran Antar Negara dan Resiko yang Besar
Dalam sekali transaksi dalam sebuah perdagangan internasional antar negara tentu jumlah nominal yang harus dibayarkan sangatlah besar. Kondisi ini tentu menyulitkan jika pembayaran harus dilakukan secara tunai. Selain itu juga, faktor pembayaran tunai memiliki resiko yang sangat besar. Karenanya, setiap negara pengekspor akan menghindari pembayaran tunai. Dan pembayaran dilakukan melalui Kliring Internasional, Telegraphic Transfer atau melaui L/C.
Itulah tadi, 10 faktor penghambat perdagangan internasional. Tentunya akan semakin menambah referensi bagi anda dalam memahami mengenai perdagangan internasional itu sendiri. Bahwa ternyata ada banyak sekali faktor yang membuat sebuah negara dapat unggul di bidang ekspornya atau sebaliknya terlalu banyak melakukan impor barang. Tentunya kedua hal tersebut akan berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian sebuah negara. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.