Perdagangan internasional merupakan salah satu bentuk perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat negara-negara di dunia. Transaksi yang dilakukan melalui perdagangan internasional akan memberikan dampak positif terhadap perekenomian sebuah negara. Tingkat perdagangan internasional yang dilakukan individu atau sekelompok individu negara juga menjadi indikator pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan simak juga faktor penyebab inflasi .
Terjadinya perdagangan internasional merupakan bentuk sifat naluriah manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya persaingan membuat banyak orang memilih cara dengan melakukan perdagangan internasional. Teansaksi antar negara ini semakin berkembang dan kompleks mengikuti kemajuan zaman dan peradaban seperti juga dampak inflasi . Dengan perdagangan internasional ini sekaligus membuka tingkat persaingan global yang lebih luas.
Nyatanya mereka yang mampu bersaing di ranah internasional akan memiliki nilai dan potensi yang tinggi untuk meraup keuntungan besar simak juga penyebab ekonomi lemah . Tidak salah memang jika kondisi ini kemudian memunculkan teori-teori penyebab terjadinya perdagangan internasional. Karenanya simak 5 teori perdagangan internasional menurut para ahli. Selengkapnya akan dijelaskan pada poin di bawah ini.
1. Teori Keunggulan Mutlak / Absolut Advantage (Adam Smith)
Teori ini menjadi salah satu teori perdagangan internasional yang paling dikenal. Teori yang dikemukakan oleh Adam Smith ini menyatakan bahwa keuntungan mutlak merupakan keuntungan yang didapahkan oleh sebuah negara karena berhasil membuat biaya produksi barang dengan harga yang lebih murah dari negara lain. Dalam teori ini, jika biaya produksi antar negara tidak berbeda, maka perdagangan internasional tidak ada alasan untuk dapat melangsungkan perdagangan tersebut.
Contoh sederhananya ialah, Indonesia memiliki keunggulan dalam memproduksi kain yang lebih murah di bandingkan dengan Negara Belanda. Sedangkan Belanda memiliki keunggulan dalam memproduksi Televisi dengan biaya yang lebih murah dari kita. Kedua negara memiliki keunggulan mutlak terhadap dua komoditas yang berbeda. Artinya bahwa antara indonesia dan Belanda dapat melakukan perdagangan internasional melalui dua komoditas tadi. Belanda menjual TV kepada kita,sebaliknya kita menjual Kain kepada Belanda simak juga ciri-ciri usaha kecil .
Permaslahannya adalah bagaimana dengan negara yang tidak memiliki keunggulan mutlak sama sekali. Apakah hal tersebut berarti negara tersebut tidak dapat melakukan perdagangan internasionalnya. Kemudian,bagaimana dengan Indonesia yag tidak memiliki keunggulan mutlak dalam memproduksi TV. Apakah dengan begitu maka tidak akan ada kesempatan untuk bisa mempeoduksinya. Serta bagaimana jika Indonesia tetap memproduksi TV, apakah akan merugi ?.
2. Teori Keunggulan Komparatif / Comparative Advantage (David Ricardo)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo pada tahun 1817. Dalam teori ini lebih melihat kepada keuntungan dan kerugian perdagangan inyernasional dengan perbandingan relatif. Sampai dengan saat ini keunggulan komparatif merupakan dasar dalam melaksanakan perdagangan internasional. Teori komparatif milik David Ricardo juga dikenal sebagi teori modern perdagangan internasional.
Dalam teorinya David Ricardo berpendapat bahwa meskipun sebuah negara tidak memiliki keunggulan mutlak dibandingkan negara lain dalam memproduksi barang tertentu, perdagangan internasional antar negara yang saling menguntungkan masih dapat terjadi. Dengan catatan bahwa negara tersebut melakukan spesialisasi produksi terhadap barang yang memiliki biaya relatif lebih kecil dibandingkan negara lain simak juga faktor penghambat pertumbuhan ekonomi .
Dasar pemikiran teori Ricardo ini pada dasarnya tidak berbeda dengan teori absolut yag dikemukakan oleh Smith. Perbedaannya adalah terletak pada cara pengukuran terhadap keungulan suatu negara, yakni ketika dilihat dari sisi komparatif biayanya dan bukan pada perbedaan absolutnya. Perbedaan utama dari kedua teori diatas adalah pada biaya mutlah dan rekatif dalam memproduksu sebuah produk.
3. Teori Dari Pandangan Kaum Merkantilisme
Merrkantilisme merupakan sebuah kelompok masyarakat yang memiliki ideologi kapitalisme komersial yang merupakan ciri-ciri ekonomi pasar . Dimana adanya politik pandangan terhadap kemakmuran sebuah negara adalah lebih tinggi dibandingkan dengan kemakmuram perseorangan. Teori dari kaum merkantilisme berkembang pesat pada abad ke-16 dimana teori ini mengembangkan pada ekonomi nasional dan pembangunan ekonomi yang mengusahakan jumlah ekspor harus lebih besar dari pada impor.
Kaum merkantilisme berpendapat bahwa salah satu cara membuat negara kaya adalah dengan melakukan ekspor sebanyak-banyaknya dan memperkecil impor. Surplus ekspor yang dihasilkan dalam bentuk aliran emas lantakan atau logam mulia, berupa emas dan perak. Dengan begini maka semakin banyak emas dan perak yang dimiliki sebuah negara maka akan semakin kaya dan kuat negara tersebut.
Dalam perdagangan internasional teori merkantilisme menitikberatkan kepada tujuan untuk memperbesar ekspor dibandingkan dengan impor serta kelebihan ekspor yang dapat dibayar dengan menggunakan logam mulia. Kebijakan lain dari teori ini adalah dengan melakukan monopoli perdagangan dalam memperoleh daerah jajahan untuk bisa memasarkan barang industri. [Adsense-C]
4. Teori Permintaan Timbal Balik / Reciprocal Demand (John Stuart Mill)
Teori ini dikemukanan oleh JS Mill, sebenarnya munculnya teori ini adalah untuk melanjutkan teori dari teori komparatif Ricardo dimana mencari titik keseimbangan antara pertukaran barang antar dua negara dengan perbandingan pertukarannya atau dengan menentukan Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD). Teori ini lebih menekankan kepada kesembangan antara permintaan dan penawarannya, sebab permintaan dan penawaran merupakan penentu dalam menentukan jumlah barang yang akan diekspor dan diimpor simak juga ciri-ciri ekonomi konvensional .
Pada dasarnya teori ini tidak jauh berbeda dengan teori komparatif yang dikemukakan oleh Ricardo perbedaannya adalah penentuan Dasar Tukar Internasional (DTI). Menurut Ricardo perdagangan internasional akan mendapatkan keuntungan jika DTI 1:1. Sedangkan menurut Mill keuntungan dapat diperoleh tanpa harus DTI 1:1, asalkan perdagangan internasional dapat dilaksanakan oleh kedua belah pihak dan memberikan keuntungan yang sama.
J.S Mills menyimpulkan bahwa perdagangan internasional dapat bermanfaat bagi kedua belah negara jika terdapat perbedaan dalam rasio produksi dan konsumsi antar dua negara tersebut. Selain itu, jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang ekspor harus lebih kecil dibamdingkan untuk memproduksi barang impor. Maka negara otomotis akan diberi manfaat dari perdagangan internasional yang dilakukan.
5. Teori Mazhab NeoKlasik
Mazhan Neoklasik mengubah pandangan dan teori tentang perdagangan internasional bahwa pandangan ekonomi dan teori tidak lagi didasarkan pada tenaga kerja, atau biaya produksi namun telah beralih pada tingkat kepuasan (Marginal Utility). Pendekatan ini menjadi salah satu cara dalam mengungkapkan teori ekonomi. Adanya perubahan pandangan ini tentu juga merubah teori yang ada serta metodeloginya simak juga ciri-ciri ekonomi pancasila .
5 teori perdagangan internasional menurut para ahli, tentu dapat menjadi tambahan referensi dan pengetahuan bagi anda untuk lebih mendalami teori-teori tersebut. Sepanjang dengan bertambahnya ilmu oengetahuan dan mengikuti perkembangan zaman tentu juga memghadirkan perbedaan dan cara pandang para ahli terhadap perdagangan internasional ini. Namun, pada intinya adalah perdagangan internasional tersebut di tempuh dalam upaya memajukan perekonomian negara. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.