Seperti kita manusia yang merupakan bagian dari sebuah masyarakat di daerah tertentu, sebuah negara juga merupakan bagian dari suatu masyarakat tertentu, yaitu masyarakat dunia. Menjadi wajar bila perlu bagi negara tersebut untuk berperan serta dalam lingkungan dunia internasional. Banyak yang bisa dilakukan dalam peran serta tersebut, misal membantu aksi perdamaian dua negara yang berselisih, sumbangan kepada negara yang mengalami bencana alam, dan sebagainya.
Terkait dengan dunia ekonomi, interaksi sebuah negara dengan masyarakat dunia lain (negara asing) adalah dengan terlibat dalam perdagangan internasional. Hal inilah yang paling sering dilakukan antar negara-negara di dunia. Karena hasil alam negara satu bisa jadi berbeda dengan negara lain. Sehingga perdagangan itu menjadi aktifitas saling melengkapi kebutuhan. Dan perdagangan antar negara tersebut yaitu melalui kegiatan ekspor-impor (jual-beli) barang maupun jasa. (Baca juga : Kebijakan Ekonomi Makro)
Selain menjadi pelengkap kebutuhan, kemampuan sebuah negara melakukan hubungan perdagangan lintas negara juga sangat penting untuk kesehatan ekonomi negara yang bersangkutan. Jadi hal tersebut menjadi kebutuhannya, tidak sekadar suatu kegiatan yang luar biasa atau ‘wah’. Mengapa demikian? Karena sebenarnya perdagangan internasional bisa memperluas pasar atas produk barang dan jasa perusahaan dalam negeri.
Sehingga hal tersebut mampu memunculkan lowongan pekerjaan bagi lebih banyak orang karena adanya kebutuhan produk yang harus dipenuhi perusahaan lebih besar dibandingkan dengan permintaan dalam negeri. Terbukanya lowongan pekerjaan tersebut akan mengurangi tingkat pengangguran. Jika pengangguran menurun, pendapatan ekonomi nasional akan mengalami peningkatan pula. Dengan demikian hal itu memengaruhi tingkat kesehatan ekonomi negara yang bersangkutan.
Namun aktivitas perdagangan internasional tersebut tidak terlepas dari kebijakan moneter dan fiskal yang diambil pemerintah. Kebijakan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini pula yang menentukan apakah suatu negara menganut perekonomian terbuka atau tertutup terhadap aktivitas ekonomi internasional. Apa itu perekonomian terbuka dan ekonomi tertutup? Berikut akan kita bahas mengenai dua hal tersebut beserta perbedaannya. (Baca juga : Ciri Sistem Ekonomi Komando atau Terpusat)
Pengertian Ekonomi Terbuka
Sistem ekonomi terbuka adalah sistem yang memberikan kesempatan bagi warga negaranya untuk berinteraksi dalam bidang ekonomi dengan negara lain. Warga negara yang dimaksud bisa berupa perseorangan, bisnis swasta atau pun pemerintah. Kegiatan ekonomi tersebut bisa dalam bentuk perdagangan produk barang dan jasa, pertukaran teknologi atau manajerial, pertukaran mahasiswa sebagai kebutuhan perkembangan ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Keuntungan dari sistem ekonomi terbuka ini adalah sebagai berikut :
- Memperluas pasar produk barang dan jasa perusahaan dalam negeri.
- Mengurangi tingkat pengangguran masyarakat suatu negara karena semakin terbukanya lowongan pekerjaan bagi masyarakat atas perluasan usaha dalam negeri, maupun kesempatan memperoleh pekerjaan dari luar negeri.
- Warga dari negara tertentu memiliki banyak pilihan atas barang dan jasa untuk aktivitas konsumsinya. Kegiatan impor barang atau jasa dari banyak negara memungkinkan keuntungan tersebut.
- Warga negara memiliki kesempatan untuk menyimpan uangnya sebagai tabungan atau pun investasi di luar negeri. (Baca juga : Cara Menghitung Laju Inflasi)
- Suatu negara memperoleh kesempatan untuk mendapatkan dana dari luar negeri berupa investasi atau pun pinjaman dari negara lain dan atau lembaga keuangan dunia seperti World Bank dan IMF.
- Dengan semakin bertambahnya relasi perdagangan, akan menjalin banyak persahabatan dari berbagai negara.
- Memperkuat ketahanan nasional. Perdagangan alutsista (alat utama sistem pertahanan) dan hubungan kerjasama yang baik akan memungkinkan bantuan untuk keperluan ketahanan nasional yang semakin kuat.
Dengan begitu banyaknya keuntungan yang bisa diperoleh dari sistem ekonomi terbuka, suatu negara bisa jadi tidak menyadari (atau menyadari sepenuhnya) bahwa ia lebih banyak menghabiskan dana daripada menghasilkan uang. Maksudnya di sini, hal tersebut dapat terjadi jika negara itu lebih banyak menerima investasi daripada menjual produk barang dan jasanya. Pengakuan investasi dalam ekonomi adalah sebagai pinjaman yang suatu saat harus dibayar. Atau juga ketika negara tersebut melakukan pinjaman ke luar negeri untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur dengan tujuan peningkatan perekonomian.
Padahal jika pertumbuhan ekonomi tidak sesuai dengan yang diharapkan, pinjaman tersebut malah akan menjadi beban negara yang tentu otomatis akan menjadi beban warga negaranya. Misal untuk memenuhi kewajiban pembayaran pinjaman, negara meningkatkan anggaran pendapatan negara dengan membuat kebijakan kenaikan pajak tertentu. (Baca juga : Hukum Ekonomi Internasional)
Pengertian Ekonomi Tertutup
Sistem ekonomi tertutup merupakan sistem yang menutup semua akses kegiatan ekonomi suatu negara dengan negara lain. Ia menutup diri dan mengandalkan produksi barang dan jasa dalam negeri. Seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan hanya dijual di dalam negeri. Dalam sistem ekonomi tertutup ini, kegiatan warga negara baik individu atau perusahaan hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Mereka bertindak sebagai produsen sekaligus merupakan konsumen, sehingga pertukaran produk barang dan jasa baru tidak akan terjadi. Karena itu kelangkaan atas barang atau jasa pun bisa saja terjadi. (Baca juga : Cara Mengatasi Kelangkaan Sumber Daya Alam)
Karena kegiatan ekonomi yang serba menutup diri, mereka tidak mengenal dunia luar negeri. Hubungan lintas negara pun tidak akan terjalin sehingga menyebabkan tidak adanya kegiatan ekspor, impor maupun hubungan politik luar negeri. Sehingga tidak terjadi arus modal. Negara tersebut juga mudah tertinggal oleh negara lain dalam hal perkembangan dan kemajuan. Meski demikian, terdapat beberapa keuntungan atas sistem ekonomi tertutup ini, yaitu :
- Perekonomian negara tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi global.
- Tahan terhadap krisis moneter karena tidak tergantung pada sistem pasar bebas.
- Menjadi negara dengan sistem perekonomian yang mandiri
Terkait keuntungan pada poin ketiga, negara yang menganut sistem ekonomi tertutup harus mampu membuat kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya tanpa dunia luar (negara lain). Karena bagaimana pun, faktor geografis dan alam bisa jadi alasan mengapa suatu negara melakukan ekspor. Yaitu untuk memenuhi kebutuhan warga negaranya yang tidak tercukupi oleh produsen dalam negeri. Maka pemerintah dituntut untuk mampu menjadikan negaranya kokoh dan mandiri sebagai negara penganut sistem ekonomi tertutup. (Baca juga : Contoh Prinsip Ekonomi Dalam Kehidupan Sehari-Hari)
Perbedaan Ekonomi Terbuka dan Tertutup
Dari penjelasan di atas, jelas terdapat perbedaan antara sistem ekonomi terbuka dan tertutup, yaitu terletak pada :
- Kebijakan ekonomi. Kebijakan yang diambil suatu negara terkait dengan ekonomi dan perdagangan internasional merupakan perbedaan mendasar antara ekonomi terbuka dengan ekonomi tertutup. Ekonomi terbuka memberikan kesempatan pada individu atau pun perusahaan-perusahaan untuk berkembang dan memperluas jaringan serta pasar. Sedang ekonomi tertutup mencegah hal terjadinya tersebut.
- Partisipasi dalam pasar modal. Perbedaan lain antara ekonomi terbuka dan tertutup adalah partisipasi sebuah negara dalam pasar modal. Pasar modal internasional yang terdiri dari bursa saham memberikan peluang bagi perusahaan negara atau pun swasta untuk mengumpulkan uang dari masyarakat luas dalam maupun luar negeri. Ekonomi terbuka memberikan kesempatan bagi individu dan perusahaan untuk membeli saham (investasi) sebuah perusahaan yang berada di luar negeri. Di samping itu ia juga bisa membeli mata uang asing yang dapat digunakan untuk berwisata di berbagai negara. Namun dalam sistem ekonomi tertutup, individu dan perusahaan tidak diperbolehkan menggunakan uangnya untuk berinvestasi di luar perbatasan negaranya. (Baca juga : Prinsip Ekonomi Syariah Islam)
Negara yang menerapkan sistem ekonomi tertutup cenderung mengisolasi diri dan memiliki kemandirian ekonomi. Saat ini, hampir semua negara di dunia melakukan sistem ekonomi terbuka. Hanya sedikit negara yang memberlakukan sistem ekonomi tertutup, di antaranya adalah Zimbabwe, Myanmar dan Korea Utara.