Usaha di bidang makanan memang menjanjikan. Sebab, telah banyak cerita pengusaha sukses di bidang kuliner ini. Baik pengusaha makanan ringan sampai pengusaha restoran memiliki kisah suksesnya masing-masing. Mereka membangun usahanya dari nol, dari hanya memiliki satu kedai hingga memiliki beberapa cabang kedai yang tersebar.
Kisah perjalanan usaha mereka sangat menarik untuk dibahas dan dijadikan inspirasi. Berikut ini kisah pengusaha makanan yang sukses dan membuat semua orang terinspirasi. Selengkapnya akan di bahas di bawah ini.
1. Kolonel Sanders
Siapa sih yang tidak tau dengan ayam goreng terkenal bernama KFC? Pasti hampir sebagian besar orang pernah merasakan kelezatan dari ayam goreng yang satu ini. Ayam goreng ini memang berbeda dengan ayam goreng lainnya karena memiliki 11 bumbu rahasia yang diciptakan oleh pemiliknya sendiri. Lalu, sosok siapakah yang ada di balik kesuksesan KFC? Ia adalah Harland David Sanders atau Kolonel Sanders. Wajahnya terlihat jelas di dalam ikon KFC dan terpampang di berbagai penjuru restoran dunia termasuk di Indonesia.
Ia lahir di Amerika Serikat pada tanggal 9 September 1890. Ia merupakan sosok yang gigih dan tak mengenal pantang menyerah. Sejak kecil, kehidupan yang dijalaninya tidak berjalan mulus. Banyak sekali hal berat yang sudah dilewatinya. Terlahir sebagai keluarga yang sederhana, membuatnya terbiasa menjalani kehidupan pas-pasan. Saat usianya mencapai 6 tahun, ia sudah ditinggalkan ayahnya.
Beberapa tahun kemudian ibunya menikah lagi dan membuat hubungan keduanya renggang karena Harland tak dekat dengan ayah tirinya. Kerenggangan hubungan tersebutlah yang menjadi titik awal perubahan dalam hidupnya. Ia memutuskan sekolahnya dan memilih mengadu nasib dengan melakukan beragam pekerjaan.
Harland pernah bekerja serabutan di perkebunan, pabrik kereta hingga menjadi kuli. Saat usianya menginjak 16 tahun ia mendaftar menjadi seorang tentara. Sayangnya, itu hanya bertahan selama setahun dan setelahnya ia memilih kembali bekerja serabutan. Pada tahun 1920, ia pernah mendirikan perusahaan kapal feri dan usahanya ini membuahkan keuntungan hingga ratusan ribu dolar.
Sayangnya, tiga tahun kemudian ia menjual perusahaan tersebut yang nantinya uang hasil penjualan dijadikan modal baru untuk perusahaan listrik. Namun, usaha di bidang listrik ini tak membuahkan hasil. Setelah menuai banyak kegagalan, Harland memutuskan pindah ke Kentucky. Di sana ia membuka usaha pom bensin dan gagal karena sedang terjadi krisis ekonomi yang parah. Tak berhenti sampai di situ, Harland, mencoba usaha di bidang kuliner. Ia membuka sebuah restoran.
Dengan kemampuan memasak yang dimilikinya sejak kecil, ia membuka restoran yang menyediakan ayam goreng sampai steak. Usaha ini terbilang cukup berhasil dan mampu bertahan hingga belasan tahun. Sayangnya, semakin hari Harland merasa usahanya ini semakin menurun. Jumlah pelanggan tidak kunjung meningkat dan menu yang ditawarkan membosankan.
Kemudian, ia menjual restorannya untuk mengembangkan rencana barunya. Setelah menjualnya, Harland melakukan inovasi dengan dimulai mengembangkan resep ayam gorengnya. Hal ini dikarenakan saat itu ayam goreng menjadi menu yang paling disukai pelanggan. Maka, Harland memutuskan untuk menjadikan ayam goreng menu usahanya. Lebih dari satu tahun, Harland melakukan uji coba terhadap resep ayam gorengnya. Setelah dirasa pas, Harland membuka usahanya dengan konsep door to door dan membuka warung kecil di pinggir jalan. Usaha ini membuahkan hasil karena memang ayam goreng buatannya enak.
Pada tahun 1952, ia membuka restoran khusus ayam goreng dengan nama KFC atau Kentucky Fried Chicken. Restoran ini terus berkembang pesat dan disukai banyak orang. Hal ini dikarenakan rasa ayam gorengnya berbeda dengan ayam goreng lainnya. Bahkan, usaha restoran ini menjadi salah satu franchise fast food terbesar di seluruh dunia. Hal ini kita bisa lihat sendiri bagaimana menjamurnya KFC di Indonesia. Dari Harland, kita belajar bahwa kegagalan tak selamanya agar berujung kesialan. Tidak ada salahnya mencoba hal baru sebab kita tidak tau hal manakah yang akan membawa kita pada nasib baik. Maka dari itu, teruslah mencoba dan jangan takut gagal.
2. Rac Kroc
Kita tentunya tau restoran cepat saji bernama MC Donald atau MCD. Hal ini dikarenakan restoran ini tumbuh subur di Indonesia. Di setiap jalan atau mall kita pasti melihat restoran ini berdiri dan dipenuhi pengunjung. Namun, tahukah siapa yang berada di balik kesuksesan MCD? Ia adalah Ray Kick seorang pengusaha yang lahir di Oak Park tahun 1902. Sama seperti halnya Kolonel Sanders, ia juga tidak langsung mempunyai restoran sebesar MCD saat ini. Ia pernah bekerja menjadi penjual gelas kertas dan mesin milkshake. Kemampuan bisnisnya baru muncul setelah ia bekerja menjadi penjual minuman limun dan air mancur soda. Hal ini kemudian ditambah dengan pengalamannya berjumpa dengan berbagai orang hebat seperti Walt Disney dan Ernest Hemingway.
MC Donald sebenarnya bukan restoran miliknya. Restoran itu didirikan oleh Dic dan Mac, dua orang bersaudara yang mendirikan MC Donald. Saat itu, Kroc melihat bagaimana cara kerja restoran tersebut. Ia menyadari betul bahwa restoran tersebut memiliki potensi besar untuk berkembang. Ia akhirnya menawarkan diur untuk bekerja sebagai seorang agen.
Kroc kemudian mendirikan McDonald’s System, Inc yang kemudian dikenal dengan McDonald’s Corporation. Pada tahun 1955, ia membuka cabang restoran untuk pertama kalinya di Des Plainess, Illinois. Tempat tahun kemudian, usahanya yang digelutinya memiliki 100 buah cabang restoran. Sayangnya, usaha ini menurut Kroc tidak memiliki untung besar. Atas saran Harry J Sonneborn, ia membeli perusahaan McDonald’s dari dua orang bersaudara. Di bawah kepemilikannya, ia menjalankan restoran tersebut dengan tetap mempertahankan karakter aslinya. Usaha ini kemudian terus berkembang hingga dikenal banyak orang.
3. Rangga Umara
Rangga Umara adalah sosok pria berusia 31 tahun yang membuka usaha makanan salah satunya di bidang lele. Rangga memiliki usaha yang terkenal dengan nama Lele-Lela. Awalnya, dia terkena PHK dari perusahaannya, kemudian ia berusaha menekuni bisnis di bidang kuliner. Namun, bisnis yang dijalaninya tidak semulus jalan tol dan cerita di negeri dongeng. Usaha seafood yang ditekuni nya sepi pembeli dan membuat Rangga akhirnya memutuskan untuk menutup usaha tersebut.
Meskipun usaha pertamanya bisa dikatakan gagal, namun Rangga tidak pernah putus asa. Dia beralih menekuni kuliner di bidang lain yakni pecel lele yang merupakan makanan favoritnya saat kuliah dulu. Sama seperti usaha lainnya, usaha yang ditekuninya pun Sri pembeli. Hal ini dikarenakan masyarakat di sekitar lebih menyukai menu olahan dari ayam bukan lele.
Meskipun begitu, Rangga tetap teguh menjalankan usahanya. Ia berusaha mengangkat menu olahan dari lele agar bisa digemari oleh masyarakat. Hingga, akhirnya usahanya membuahkan hasil. Saat ini, omzet yang didapatkannya dari usaha lele mencapai Rp1,8 Milyar per bulannya. Bahkan usahanya ini tidak hanya diminati oleh masyarakat Indonesia saja, melainkan juga mancanegara seperti Jeddah, Kuala Lumpur dan Singapura.
4. Agus Pramono
Agus Pramono merupakan seorang pengusaha ayam bakar terkenal. Awalnya, ia merupakan seorang office boy di sebuah perusahaan yang telah bekerja selama belasan tahun. Kemudian, ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan memulai berdagang gorengan dari SD ke SD. Sayangnya, usahanya ini tak banyak memberikan banyak keuntungan. Akhirnya Agus Pramono memutuskan untuk membuka usaha ayam bakar. Dengan bermodalkan Rp500.00, ia memulai usaha ayam bakarnya dengan menggunakan sebuah gerobak. Lambat laun, usaha yang digelutinya terus berkembang. Hingga akhirnya, usaha ini bisa memberikan omzet mencapai miliaran rupiah.
Tidak hanya itu, saat ini Agus sudah memiliki 500 cabang ayam bakar di seluruh Indonesia. Bahkan, usaha yang ditekuninya ini tidak hanya laris di Indonesia saja loh. Melainkan juga hingga ke mancanegara seperti Malaysia, Arab Saudi, Dubai, Australia, Kuwait. Hal ini dikarenakan ayam bakar yang dijualnya memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan ayam bakar lain. Ayam bakar ini memiliki tekstur yang lembut dan tersedia banyak jenis ayam bakar seperti ayam bakar cabai ijo. Hal inilah yang membuat ayam bakarnya menjadi makanan favorit setiap orang. Agus Pramono tidak hanya menjual ayam bakar saja melainkan juga makanan lain yang bukan dari ayam.
5. Santoni
Siapa sih yang tidak suka dengan makanan khas Sunda? Makanan yang biasanya terdapat beberapa lalapan dan sambel yang enak. Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi Santoni untuk membuka restoran makanan khas Sunda. Bumbu desa namanya, restoran dengan kualitas kaki lima yang memiliki menu utama makanan khas Sunda. Awalnya, Santoni membuka usaha ini dengan modal Rp8.000.000. Seiring waktu berjalan, usaha Bumbu Desa semakin berkembang hingga pada tahun 2004 Santoni membuka waralaba untuk usahanya. Bahkan usahanya ini sampai menginjakkan kaki di negara tetangga yakni Malaysia dan Singapura. Untuk di Indonesia sendiri, Bumbu Desa sudah memiliki lebih dari 50 cabang yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Tak heran rasanya jika omzet yang dihasilkan oleh Bumbu Desa mencapai miliaran rupiah setiap bulannya mengingat betapa besarnya usaha ini.
Tidak berhenti sampai di situ, Santoni terus mengembangkan usahanya. Saat ini, ia sedang mengembangkan usahanya di kota-kota yang ada di negara Amerika seperti Cancouver dan Seattle serta Kanada. Kunci kesuksesan usaha yang dijalaninya adalah tetap berpegang teguh dengan misi awal saat usaha ini didirikan yakni untuk mengenalkan makanan khas tanah Sunda ke seluruh dunia. Oleh karena itu, Santoni terus menjaga kepercayaan konsumennya dengan tetap mempertahankan cita rasa yang sudah ada sejak dulu. Dengan begitu, ia yakni makanan khas sunda bisa dikenal ke seluruh penjuru dunia.