Kita pasti pernah melihat barang yang di produksi dalam jumlah besar, kan? Sebenarnya apa yang disebut dengan produksi massal. Produksi massal merupakan salah satu contoh kegiatan produksi, yang merupakan proses menghasilkan barang yang dilakukan secara berulang dalam jumlah yang sangat besar. Produsen pasti melakukan kegiatan produksi secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Produksi secara besar-besaran muncul karena deman yang terjadi di pasar sangat besar dan mendesak harus ada segera. sedangkan produk yang beredar tidak cukup dapat menjadi penyebab kelangkaan barang dan jasa. Karena tuntutan dari konsumen, makanya perusahaan harus melakukan produksi massal agar kebutuhan market terpenuhi.
Contohnya saat Pandemi Covid 2020 lalu, permintaan terhadap masker sangat tinggi sehingga produk masker di pasar tidak ada barangnya. Jadi produksi massal dibutuhkan sesegera mungkin. Biasanya, yang paling sering produksi secara massal adalah makanan ringan, pakaian, dan minuman kemasan.
Kelebihan Produksi Masal
- Proses Produksi Cepat dan Efesien
Manfaat dari produksi masal sudah tentu bisa menghemat waktu, jadi waktu yang dibutuhkan cepat dan efektif. Mesin mampu melakukan produksi lebih dari ratusan bahkan mencapai tingkat ribuan sekali produksi. Tentu saja, ketika barang sudah siap diproduksi, kebutuhan pasar pun cepat terpenuhi.
Perusahaan yang mampu melakukan produksi massal tentu saja akan menambah produktivitas perusahaan. Kecepatan dalam produksi massal adalah kelebihan yang paling menonjol. Produsen mampu menghasilkan produk dalam waktu sesingkat mungkin dan dalam jumlah yang sangat banyak.
- Minim Tenaga Kerja
Proses produksi menggunakan mesin sudah tentu tidak banyak membutuhkan banyak jenis tenaga kerja. Biaya gaji dan pengeluaran lain untuk pekerja bisa dipangkas secara drastis. Jadi, keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan yang melakukan produksi massal pasti sangat tinggi. Tenaga kerja mesin lebih produktif tanpa mengenal rasa lelah dan bisa terus menerus bekerja.
- Risiko yang Minim
Mesin bekerja sesuai dengan pengaturan yang sudah diformat oleh user, jadi sangat minim kesalahan dan resiko yang dihasilkan oleh mesin produksi terhadap suatu barang. Walaupun diproduksi secara massal, kualitas tetap terjamin.
Jaminan kualitas sudah menjadi standar dari setiap mesin produksi. Lagi pula, jika perawatan mesin dilakukan secara berkala, maka biaya yang dikeluarkan sangat sedikit. Perusahaan bisa menekan biaya kerusakan mesin yang tidak terkontrol.
- Finansial Perusahaan Terkontrol Baik
Perusahaan bisa menekan sedemikian rupa biaya pengeluaran. Jadi, pemasukan lebih besar sedangkan pengeluaran sangat kecil. Perusahaan tidak perlu mempekerjakan terlalu banyak karyawan, hanya beberapa orang yang benar-benar memiliki keahlian yang diberikan pekerjaan. Otomatis rekening pemasukan perusahaan semakin gendut dan mengatur arus kas perusahaan menjadi mudah.
Kekurangan Produksi Secara Massal
- Butuh Modal Awal yang Besar
Perusahaan yang modalnya kecil tentu saja tidak mampu untuk membeli mesin yang bisa memproduksi dalam jumlah besar. Harga mesin produksi massal butuh biaya yang tidak sedikit sehingga terkadang perlu melakukan cara mendapatkan modal usaha.
Setelah membeli mesin tetap butuh perawatan yang memakan biaya. Biaya perawatan mesin juga lumayan besar. Sehingga untuk melakukan proses produksi secara massal butuh biaya dan modal yang sangat tinggi juga.
- Fleksibilitasnya Susah
Produksi secara massal tidak berdasarkan request khusus terhadap barang. Kalaupun butuh permintaan yang spesial, maka harus ada jumlah order minimal yang bisa diproduksi agar biaya produksi tidak terlalu banyak dan masih tetap mendapat keuntungan.
Produksi secara massal ada standar dan mekanisme yang harus dijalankan sebelum produksi. Jika salah satu prosedur terlewati maka akan berdampak pada semua hasil. Produksi massal tidak dapat diberhentikan dan diubah karena sudah diatur sebelum produksi di mulai. Hal ini sangat berbeda dengan produksi jumlah kecil yang dilakukan secara manual.
- Menciptakan Pengangguran
Efek dari minimnya perekrutan karyawan manusia menyebabkan pengangguran yang sangat tinggi. Perusahaan hanya memilih karyawan yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Karyawan yang tidak memiliki skill atau skill-nya dapat digantikan oleh mesin, maka perusahaan akan memecat karyawan untuk menghemat pengeluaran.
Hal ini berdampak kurang baik untuk keberlangsungan manusia. Memang, mau tidak mau manusia dipaksa untuk mengasah skill yang dibutuhkan agar tidak tergantikan oleh mesin.
- Perusahaan Harus Rutin Riset Permintaan Pasar
Permintaan pasar naik turun terhadap suatu barang yang diproduksi secara massal. Ada istilah out of model atau barang yang sama tidak terlalu menarik lagi.
Kebanyakan produk yang diproduksi secara massal sering tidak habis terjual karena permintaan pasar sudah berubah. Jika dalam perusahaan tidak ada yang melakukuan riset pasar, maka produksi secara masssal akan sangat beresiko sekali.
Setiap pemilik perusahaan harus melakukan riset apakah perlu untuk melakukan produksi secara masal. Pemilik perusahaan harus mengetahui kelebihan dan kekurangan dari produksi massal secara menyeluruh.
Serta paling penting harus melatih intuisi agar semakin terasah tentang membaca kebutuhan pasar. Jangan seperti fatamorgana, kelihatan sangat menggiurkan keuntungannya, namun justru bisa membawa pada bangkrut dan kerugian yang besar.
- Risiko Kerugian
Sebuah perusahaan yang akan terjun dalam produksi massal harus pintar melihat peluang, trend pasar, dan situasi pasar. Jika terlanjur memproduksi barang dan salah satu dari tiga di atas ada yang berubah, maka barang yang telah diproduksi tidak akan laris manis di pasaran.
Namun, akan menumpuk dan menjadi sampah di gudang penyimpanan. Biasanya, jika barang sudah menumpuk, maka perusahaan akan memberikan harga diskon besar-besaran untuk menghabiskan stok barang yang ada agar cepat balik modal.