Salah satu yang menjadi faktor majunya suatu negara adalah dilihat dari sisi perekonomiannya. Suatu negara dikatakan maju jika mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan menjaga stabilitas ekonominya. Dalam hal ini, sebuah negara harus memiliki perekonomian yang mandiri, tidak bergantung pada negara lain. Namun, untuk bisa di titik tersebut tidaklah mudah. Perlu andil dari banyak pihak untuk mewujudkan nya. Sebab, masalah ekonomi menyangkut banyak orang bukan pemerintah saja.
Roda perekonomian suatu negara terus berputar seiring dengan perkembangan zaman. Mau tidak mau, sektor perekonomian harus mengikuti dengan perkembangan zaman atau nantinya akan tertinggal. Semakin berkembang teknologi dan informasi menimbulkan dua sisi mata pisau yang berlawanan. Di satu sisi, teknologi memudahkan berbagai akses kehidupan termasuk sektor ekonomi. Orang-orang di suatu negara lebih mudah untuk melakukan kegiatan transaksi. Hal ini tentunya merupakan angin segar bagi majunya perekonomian. Namun, di sisi lain transformasi teknologi membuat persaingan antar negara semakin ketat, perubahan mekanisme pasar, dan permintaan ekonomi.
Di samping itu, kehidupan ke depan akan semakin sulit ditebak. Kita bisa saja berada di keadaan yang tidak diinginkan dan membuat kita harus bertahan dengan keadaan. Seperti yang terjadi selama dua tahun terakhir ini. Keberadaan pandemi mempengaruhi banyak sendi kehidupan. Salah satunya sektor ekonomi. Banyak pelaku usaha yang gulung tikar dan berimbas pada pendapatan nasional. Banyak terjadi kenaikan harga-harga yang membuat stabilitas ekonomi suatu negara menjadi terguncang. Oleh karena itu, perlu ada yang menangani masalah ini. Salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi stabilitas ekonomi adalah kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
Selama ini, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal sulit untuk dibedakan. Padahal, keduanya merupakan dua hal yang jelas perbedaannya. Lalu, apa saja perbedaan dari kedua kebijakan yang dikeluarkan pemerintah ini? Selengkapnya akan kita bahas berikut ini.
1. Berdasarkan Pengertian
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai perbedaan keduanya, alangkah baiknya kita mengetahui dulu apa itu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah guna mengelola dan mengarahkan perekonomian agar bergerak ke arah yang lebih atau yang diinginkan yakni dengan cara mengatur penerimaan pada sektor perpajakan dan pengeluaran pemerintah untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian.
Di saat, masyarakat mengalami daya beli yang rendah dan banyak terjadi pengangguran, maka untuk mengatasi hal ini dilakukan melalui kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal melalu pengurangan pajak dan menaikkan pengeluaran pemerintah dapat membuat perekonomian berangsur membaik. Jika pungutan pajak dikurangi oleh pemerintah, maka pendapatan yang dihasilkan oleh masyarakat tidak akan terbagi banyak untuk membayar pajak. Sehingga masyarakat bisa menggunakan uang tersebut untuk membeli kebutuhan. Hal inilah yang bisa membuat daya beli di masyarakat kembali meningkat.
Sementara itu, kebijakan moneter adalah suatu cara yang dilakukan oleh bnak sentral guna menjaga stabilitas mata uang melalui pengaturan jumlah uang yang beredar di masyarakat dan penetapan suku bunga. Sama seperti halnya kebijakan fiskal, kebijakan moneter juga memiliki peranan saat daya beli masyarakat rendah dan terjadi banyak pengangguran.
Untuk mengatasi pengangguran, bank sentral melalui kebijakan moneter nya melakukan penurunan tingkat suku bunga. Hal ini berguna untuk menarik banyak investor agar menanamkan modalnya. Dengan penurunan suku bunga maka investor akan berbondong-bondong untuk menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Dengan begitu, perusahaan akan banyak membutuhkan lebih banyak karyawan. Hal inilah yang akan membuka lowongan pekerjaan dan mengatasi pengangguran. Dengan melakukan upaya pengurangan pengangguran dapat meningkat daya beli masyarakat. Sehingga, perekonomian kembali bangkit.
Pada intinya, kebijakan moneter memiliki tujuan untuk mencapai keseimbangan internal yang melingkupi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga dan pemerataan pembangunan dengan keseimbangan ekternal yakni neraca pembayaran internasional. Kebijakan moneter dikendalikan dan diatur oleh bank sentral dengan cara mengatur peredaran jumlah uang di masyarakat. Dengan mengatur jumlah uang yang beredar dapat mengatasi masalah ekonomi.
2. Berdasarkan Pelaku Kebijakan
Jika dilihat dari pelaku kebijakannya maka kebijakan fiskal dan kebijakan moneter adalah dua hal yang berbeda. Pelaku kebijakan fiskal dilakukan oleh pemerintah sementara kebijakan moneter dilakukan oleh bank sentral yang dalam hal ini adalah Bank Indonesia. Meskipun kebijakan moneter dipegang oleh Bank Sentral dalam praktiknya pemerintah memiliki peranan dalam kebijakan moneter.
Secara tidak langsung, pemerintah memiliki peranan dalam mengatur masalah peredaran jumlah uang dan kredit perbankan. Pemerintah akan mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan dua hal tersebut. Maka, dapat dikatakan bahwa secara tidak langsung pemerintah berperan dalam kebijakan moneter. Berbeda halnya dengan kebijakan fiskal. Bank Sentral tidak memiliki peranan dalam mengatur urusan perpajakan. Hal ini sepenuhnya diatur oleh pemerintah.
3. Berdasarkan Langkah Kebijakan
Kebijakan fiskal dan moneter sama-sama dibedakan oleh dua jenis yakni bersifat ekspansif atau ekpansioner dan kontraktif atau kontraksioner. Di mana kedua sifat ini berbeda dalam langkah kebijakannya baik kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter. Dalam kebijakan fiskal, dalam hal kebijakan ekspansif dilakukan saat kondisi ekonomi sedang mengalami pertumbuhan yang rendah serta pengangguran yang tinggi. Sementara kebijakan kontraktif nya dilakukan untuk mengatasi kondisi inflasi yang tinggi. Hal ini dilakukan dengan cara menurunkan pengeluaran dan menaikkan pajak.
Sedangkan kebijakan moneter dalam hal kebijakan ekpansif sama seperti kebijakan fiskal yakni dilakukan saat keadaan ekonomi mengalami kelesuan dan angka pengangguran tinggi. Maka, cara mengatasinya yakni dengan menambah jumlah uang yang beredar. Sedangkan dalam kebijakan kontraktif nya, dilakukan saat angka inflasi tinggi. Bank akan melakukan pengurangan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Sebab, jumlah uang yang banyak beredar di masyarakat akan memberikan dampak buruk yakni menurunnya nilai uang.
4. Berdasarkan Instrumen Kebijakan
Hal yang membedakan dari dua kebijakan ini adalah terletak pada instrumen kebijakan. Adapun instrumen pada kebijakan fiskal yakni meliput anggaran defisit, anggaran surplus, dan anggaran berimbang. Anggaran defisit adalah instrumen yang digunakan untuk menerapkan kebijakan fiskal. Defisit sendiri diartikan sebagai keadaan di mana pengeluaran lebih besar dibandingkan pendapatan. Terdapat 4 bagian dalam instrumen ini yakni defisit konvensional, defisit moneter, defisit operasional dan defisit primer. Sementara itu, anggaran surplus kebalikan dari anggaran defisit. Surplus sendiri diartikan sebagai keadaan di mana pendapatan lebih besar dibandingkan pengeluaran. Instrumen satu ini akan efektif saat kondisi ekonomi memanas sehingga dapat menurunkan tekanan permintaan. Terakhir, anggaran berimbang yakni merupakan instrumen yang digunakan untuk menyeimbangkan antara pendapatan dan pengeluaran.
Berbeda halnya dengan instrumen kebijakan fiskal, instrumen kebijakan moneter terdiri dari 4 instrumen yakni operasi pasar terbuka, fasilitas diskonto, rasio cadang wajib dan kredit selektif. Operasi pasar terbuka dilakukan untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar dengan membeli atau menjual surat berharga pemerintah. Sedangkan fasilitas diskonto digunakan dengan cara mengatur tingkat suku bunga bank sentral pada bank umum. Rasio cadangan wajib dilakukan dengan cara mengatur jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan. Terakhir, kredit selektif dilakukan dengan cara mengatur pemberian kredit pada masyarakat.
5. Berdasarkan Objek Kebijakan
Kebijakan fiskal menitikberatkan pada pendapatan negara dari sektor perpajakan dan pengeluaran negara sehingga sektor ini diatur oleh pemerintah. Sementara itu kebijakan moneter lebih menitikberatkan pada pengaturan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Dalam hal ini yang berperan penting adalah bank sentral.
Itulah sejumlah perbedaan mengenai kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kedua kebijakan ini memiliki sejumlah perbedaan yang dilihat dari aspek definisi, pelaku kebijakan, langkah kebijakan, instrumen kebijakan dan objek Kebijakan. Kedua kebijakan ini sama-sama memiliki fungsi untuk mengatur dan menjaga stabilitas ekonomi. Namun, di beberapa hal seperti pelaku kebijakan terdapat perbedaan. Di mana pelaku kebijakan fiskal adalah pemerintah sedangkan pelaku kebijakan moneter adalah bank sentral.