Mendengar kata inflasi seringkali kita cenderung mengkaitkan dengan harga barang yang naik, memang benar salah satu dampak jika terjadi inflasi adalah kenaikan harga barang. Inflasi yang terjadi adalah tantangan bagi negara mana pun di dunia.
Inflasi berkaitan erat dengan stabilitas perekonomian negara, secara umum inflasi merupakan keadaan di mana harga barang-barang dan jasa naik secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kebalikan inflasi adalah deflasi, yaitu harga barang dan jasa yang mengalami penurunan secara terus-menerus.
Definisi inflasi yang disampaikan oleh Dwi Eko Waluyo, yaitu salah satu bentuk penyakit ekonomi yang sering terjadi dan dialami oleh semua negara,pada umumnya ditunjukkan adanya kenaikan harga-harga dan terjadi secara terus menerus.
Sedangkan manurut Rimsky K Juddiseno, inflasi adalah suatu kejadian moneter yang ditunjukkan dengan adanya kecenderungan naiknya harga barang pada umumnya. Kejadian ini menunjukkan bahwa sedang terjadi penurunan nilai mata uang.
Metode perhitungan inflasi di Indonesia dikerjakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang terhubung ke metadata SEKI-IHK, jika kenaikan harga hanya terjadi pada satu atau dua barang saja maka tidak dapat disebut inflasi, kecuali jika kenaikan tersebut memberi dampak meluas ke barang-barang yang lain.
Inflasi secara singkat dapat juga dikatakan sebuah proses menurunnya nilai mata uang yang terjadi secara terus-menerus. Inflasi yang terjadi pada sebuah negara tentu memberikan dampak inflasi serta terhadap aspek-aspek kehidupan rakyat. Secara umum inflasi dapat berdampak terhadap minat, kalkulasi, ekspor dan efisiensi.
Beberapa faktor penyebab inflasi pada sebuah negara antara lain:
- Adanya kenaikan biaya produksi, hal ini secara umum terjadi karena berbagai desakan yang memmbuat biaya produksi naik dan pada umumnya terjadi pada negara yang ekonominya sedang berkembang.
- Akibat tingginya permintaan terhadap barang atau jasa, hal ini membuat ketersediaan barang menurun dan terjadi ketidak seimbangan antara permintaan dan ketersediaan.
- Kondisi ekonomi dan politik suatu negara yang sedang tidak kondusif, hal ini turut menyebabkan kenaikan harga.
- Terlalu banyak jumlah uang yang beredar, hal ini merupakan teori kaum klasik, yang mengkaitkan jumlah uang yang beredar dengan harga-harga barang.
- Utang negara meningkat, sehingga negara memiliki opsi yaitu menaikkan pajak atau mencetak lebih banyak uang untuk melunasi utangnya. Keduanya sama-sama memberi dampak yang memberatkan masyarakat.
Berbicara tentang inflasi, Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia dalam siaran pers pada tanggal 23 September 2022 memberikan pernyataan yang berkaitan dengan langkah pemerintah untuk menghadapi serta mengantisipasi tekanan dan dampak inflasi global.
Di dalam siaran pers tersebut disebutkan bahwa pemulihan ekonomi nasional masih terus berlanjut dan telah mengalami pertumbuhan sejumlah 5% selama tiga triwulan berturut-turut, meskipun saat ini masih dibayangi oleh ketidakpastian global.
Inflasi Indonesia pada bulan Agustus 2022 tercatat sebesar 4,69% dan telah mengalami perbaikan jika dibandingkan tingkat inflasi di bulan Juli 2022, pada saat itu inflasi sebesar 4,94%. Disebutkan juga bahwa menekan angka inflasi volatile food menjadi salah satu faktor yang menurunkan tingkat inflasi.
Pemerintah tentu memiliki cara ketika inflasi melanda negara, kebijakan-kebijakan tertentu biasanya akan diterapkan sebagai cara untuk menanggulangi inflasi. Berikut cara-cara pemerintah untuk menanggulangi inflasi.
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan-kebijakan fiskal adalah kebijakan yang erat kaitannya dengan penerimaan dan pengeluaran anggaran pemerintah. Kebijakan ini adalah salah satu cara yang akan dilakukan pemerintah untuk menekan inflasi seperti menaikan pajak, melakukan pinjaman, mengurangi pengeluaran dan lain-lain.
2. Kebijakan Moneter
Selain kebijakan fiskal, kebijakan moneter juga menjadi salah satu cara yang mungkin dilakukan pemerintah untuk menekan angka inflasi. Fungsi kebijakan moneter atau kebijakan keuangan yaitu misalnya dengan menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar atau kebijakan operasi pasar terbuka. Kebijakan ini dilakukan dengan tujuan menjaga kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Kebijakan Non Moneter dan Non Fiskal
Selain kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, pemerintah juga melakukan kebijakan lain yang tidak berkaitan dengan fiskal maupun moneter. Kebijakan pemerintah Indonesia yang termasuk kebijakan non moneter dan non fiskal, antara lain:
Menambah Hasil produksi
Kebijakan ini dibuat oleh pemerintah untuk meringankan pengusaha agar dapat menaikkan jumlah produksinya. Dengan adanya banyak barang yang beredar di tengah masyarakat maka akan membuat perputaran uang semakin banyak dan cepat, hal ini akan membuat uang yang beredar seimbang.
Mempermudah Impor
Mengimpor barang menjadi salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri ketika produsen dalam negeri tidak dapat memenuhi jumlah kebutuhan masyarakat. Pemerintah biasanya akan menurunkan pajak dan mempermudah isin impor.
Menstabilkan Pendapatan Masyarakat
Hal lain yang dilakukan pemerintah yaitu menjaga agar pendapatan masyarakat tidak naik juga menjadi salah satu cara yang dapat menekan laju inflasi agar tetap terkendali.
Menetapkan Harga Maksimum
Ketika inflasi terjadi, harga barang juga akan naik dan dapat tak terkendali, kemudian hal ini akan membuat daya beli masayarakan menurun. Pemerintah akan menetapkan harga maksimum dengan harapan daya beli masyarakat meningkat.
Pengawasan Distribusi Barang
Salah satu cara yang dilakukan pemerintah adalah mengawasi distribusi barang, karena distribusi barang yang terhambat juga menjadi faktor naiknya harga pada suatu wilayah. Adanya permintaan tinggi yang tidak diimbangi jumlah barang yang terbatas karena hambatan distribusi dapat menimbulkan inflasi karena barang tidak sampai dengan cepat ke tengah masyarakat.