Menurunnya perekonomian secara global menjadi perbincangan hangat masyarakat saat ini. Sektor perekonomian dunia yang mengalami deselerasi atau penurunan ini dikenal dengan istilah resesi global.
Menurut Internasional Monetary Fund, bahwa resesi global merupakan keadaan inflasi Produk Domestik Bruto (PDB) dunia berdasarkan indikator ekonomi makro dunia, termasuk jumlah pengangguran, produksi dalam industri, minyak dunia, dan perdagangan saham.
Secara umum, resesi global merupakan penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berkepanjangan di seluruh dunia. Ketika resesi global berlangsung, seluruh negara akan merasakan dampak-dampak yang ditimbulkan bahkan di negara dengan ekonomi terbesar sekalipun seperti Amerika Serikat.
Tidak hanya negara maju yang terkena dampaknya, negara berkembang juga kemungkinan besar akan mengalami kemerosotan penghasilan hingga bangkrut.
Dampak Resesi Global Terhadap Indonesia
Salah satu negara berkembang yang terkena dampak resesi global ialah negara Indonesia. Resesi global tidak hanya akan mempengaruhi perekonomian negara, melainkan juga berbagai aspek yang ada.
Untuk mengetahui lebih jelas apa saja dampak dari resesi global terhadap Indonesia, simak dan baca artikel ini sampai akhir, ya!
- Kenaikan Harga
Resesi global sangat berdampak pada aspek perekonomian. Salah satu dampak yang nyata terjadi ialah kenaikan harga. Saat resesi terjadi, baik produk maupun layanan akan mengalami kenaikan harga.
Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan harga bahan baku pembuatan sehingga biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan menjadi lebih besar.
Akibatnya, hasil produksi akan dijual dengan harga yang lebih tinggi untuk mengembalikan modal dan menutup biaya bahan baku beserta produksi.
- Melemahnya Nilai Tukar Rupiah
Dampak resesi global selanjutnya adalah melemahnya nilai rupiah. Karena krisis ekonomi global yang melanda seluruh negara, para investor mulai khawatir adanya resesi di negara-negara yang mereka tanam investasi, sehingga memberikan pengaruh inflasi pada nilai tukar rupiah.
Ketika dunia mengalami krisis ekonomi, investor pun biasanya beralih dengan berinvestasi pada instrumen-instrumen yang save heaven. Investasi semacam ini contohnya seperti emas yang tergolong jenis investasi terbaik saat inflasi karena nilainya mampu bertahan meski terjadi turbulensi.
Jika demikian, nilai mata uang Rupiah akan terus melemah karena tidak adanya kemajuan dalam bidang perekonomian serta sepinya investor dari dalam dan luar negeri. Oleh sebab itu, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp. 14.767 per dolar Amerika Serikat.
- Daya Beli Masyarakat Menurun
Karena adanya kenaikan harga dan turunnya nilai tukar rupiah, timbul dampak yang mungkin terjadi yaitu daya beli masyarakat menurun. Hal ini kemungkinan besar terjadi karena masyarakat merasa perlu menghemat biaya dan pengeluaran saat krisis ekonomi.
Masyarakat yang terdampak resesi global dengan berkurangnya pendapatan akan beralih membeli barang yang lebih murah. Mereka juga akan membelanjakan uang kebutuhan dengan membeli barang kebutuhan pokok saja. Oleh sebab itu, daya beli atau konsumen dari masyarakat secara otomatis akan menurun.
- Perkembangan Bisnis Terhambat
Saat terjadi resesi global, perekonomian negara akan terhambat. Bisnis-bisnis yang membutuhkan bahan baku akan mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menghasilkan suatu produk. Namun, karena kondisi ekonomi negara yang sedang menurun membuat harga bahan baku meningkat tajam.
Selain kenaikan harga, perkembangan bisnis akan terganggu karena daya minat pembeli menurun saat resesi global berlangsung.
Tentu hal ini akan sangat berdampak pada perusahaan yang sedang menjalankan bisnis karena ketika mereka mendapat sedikit pemasukan, akhirnya perusahaan tidak dapat mengganti biaya modal bahkan bisnis mereka terancam gulung tikar.
- Tingkat Pengangguran Bertambah
Karena resesi global mengakibatkan perekonomian suatu negara merosot lemah, berbagai perusahaan akan mencari cara untuk meminimalkan biaya pengeluaran namun bisnis tetap berjalan.
Untuk mempertahankan perusahaan di tengah kondisi ekonomi yang seperti ini, perusahaan akan mengerem pengeluaran dan melakukan efisiensi. Beberapa kebijakan yang dapat diterapkan ialah mengurangi jam kerja karyawan, pemotongan gaji hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).
Jika kebijakan yang akan diambil ialah pengurangan pekerja/karyawan, misalnya karyawan pada bagian sistem administrasi ada delapan karyawan, kemudian dikurangi menjadi total tujuh karyawan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi anggaran biaya pengeluaran pada perusahaan.
Akan tetapi, kebijakan yang semacam ini diadopsi oleh banyak perusahaan dikhawatirkan dampak yang akan terjadi ialah angka pengangguran yang semakin bertambah. Karyawan yang diberhentikan dari perusahaan, pada akhirnya tidak memiliki pekerjaan dan berakhir sebagai pengangguran.
- Pajak Negara Menurun
Menurunnya kegiatan jual-beli dalam masa resesi global dapat menyebabkan pajak negara ikut menurun. Ketika kondisi perekonomian yang kurang stabil, penghasilan negara dalam bentuk pajak sedikit dikesampingkan oleh masyarakat karena banyaknya kebutuhan pokok yang harus terpenuhi.
Permasalahan semacam ini sangat mungkin terjadi, karena melihat kondisi masyarakat yang kesulitan dalam membiaya kebutuhan hidup sehari-hari.
- Suku Bunga Meningkat
Saat resesi global merambah pada negara Indonesia, kebijakan yang diambil untuk mengendalikan inflasi ialah menaikkan suku bunga. Kebijakan ini di ambil oleh bank sentral di negara-negara maju maupun berkembang sebagai upaya menahan konsumsi masyarakat sehingga laju kenaikan harga dapat diredam.
Kenaikan suku bunga ini perlu diperhatikan, terutama bagi kamu yang tengah memiliki tanggungan cicilan karena suku bunga kemungkinan dinaikkan untuk meminimalisir inflasi dan kenaikan harga saat resesi.
- Biaya Hidup Makin Tinggi
Dampak secara keseluruhan adanya penurunan kegiatan ekonomi global ialah biaya hidup yang semakin tinggi. Kebutuhan hidup yang harus terpenuhi memerlukan biaya yang cukup besar. Namun, mau tidak mau masyarakat akan mengeluarkan biaya yang lebih tinggi dari biasanya untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut.
Selain kebutuhan, beberapa kewajiban yang harus dibayarkan seperti tanggungan bulanan dan cicilan serta pajak menjadi faktor meningkatnya pengeluaran. Oleh sebab itu, adanya resesi global membuat biaya hidup menjadi semakin tinggi.
Itulah dampak-dampak yang terjadi saat resesi global yang sedang dirasakan oleh sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Dengan mengetahui dampak resesi global, sebaiknya lebih bijak dalam mengatur dan mengelola keuangan yang ada. Semoga bermanfaat.