Menjaga stabilitas perekonomian negara menjadi pekerjaan rumah yang sangat penting bagi pemerintah, berbagai keputusan penting perlu diambil oleh pemerintah untuk menjaga kondisi perekonomian negara, devaluasi adalah salah satunya. Di dalam KBBI, arti “Devaluasi” yaitu penurunan nilai mata uang yang dilakukan secara sengaja terhadap uang luar negeri atau terhadap emas, dengan tujuan memperbaiki perekonomian.
Devaluasi adalah kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing, kebijakan pemerintah ini dilakukan melalui bank sentral. Devaluasi bertujuan meningkatkan jumlah ekspor dan membatasi jumlah impor, intinya adalah untuk menambah devisa negara.
Secara sederhana, devaluasi adalah kebijakan pemerintah yang bertujuan membenahi kondisi perekonomian sebuah negara, dengan cara menurunkan nilai mata uang dalam negeri. Kebijakan devaluasi ini juga menjadi faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang.
Keadaan devaluasi tersebut dapat berpengaruh bagi kondisi perekonomian negara dalam jangka pendek, menengah atau jangka panjang. Pemerintah Indonesia pernah beberapa kali menetapkan kebijakan devaluasi, di masa pemerintahan Orde Baru pada bulan Agustus tahun 1971, kurs Rupiah terhadap Dollar AS yang tadinya RP 378 diturunkan menjadi Rp 415 dan nilai tersebut bertahan hingga tahun 1978.
Kemudian di tahun 1983 di bulan Maret, pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan devaluasi dari Rp 702 menjadi Rp 970 dan di bulan September tahun 1986, devaluasi Rupiah terhadap Dollar AS menjadi Rp 1.664. Tentu di masa itu ada pengaruh nilai tukar Rupiah terhadap perekonomian dan masyarakat.
Langkah devaluasi yang diambil oleh pemerintah melalui bank sentral memiliki tujuan tertentu, antara lain:
- Memperkuat perekonomian dalam negeri dengan meningkatkan produksi dalam negeri, sehingga masyarakat memilih untuk mengkonsumsi produk dalam negeri. Dominasi produk lokal di pasaran juga dapat membuat usaha dalam negeri lebih kompetitif.
- Membatasi impor dan meningkatkan ekspor untuk mencapai keadaan perekonomian negara yang seimbang dan menambah cadangan devisa.
- Dengan tercapainya balance of payment, maka kurs valuta asing juga akan seimbang dan stabil.
Devaluasi di sebuah negara tidak terjadi begitu saja, kebijakan yang diambil oleh pemerintah tentu telah menimbang dan memperhitungkan berbagai faktor yang dapat berpengaruh di masa kini maupun masa mendatang. Devaluasi dapat terjadi karena adanya faktor-faktor pemicu atau penyebab, antara lain:
1. Jumlah Pengangguran Tinggi
Meningkatnya jumlah jenis pengangguran di tengah masyarakat tentu berdampak pada kondisi perekonomian negara. Jika banyak masyarakat yang tidak berpendapatan, maka turut membuat menurunnya transaksi jual beli di tengah masyarakat. Konsumsi masyarakat akan produk menurun dan hal ini membuat roda perekonomian semakin lesu dan dapat terpuruk.
2. Defisit perdagangan internasional
Defisit perdagangan internasional bagi suatu negara dapat disebabkan kegiatan impor yang dilakukan tidak seimbang dengan kegiatan ekspor. Tingkat impor yang lebih tinggi dibandingkan ekspor dapat membuat neraca perdagangan negara tidak stabil. Pendapatan ekspor tentu lebih rendah dan minimnya devisa untuk negara.
3. Ekspor Lesu
Adanya faktor yang memengaruhi nilai ekspor yang lemah turut menjadi penyebab mengapa pemerintah perlu mengambil langkah devaluasi. Dengan adanya devaluasi, maka harga barang yang diekspor akan menurun atau lebih rendah dibandingan sebelumnya, sehingga menarik konsumen luar negeri.
Selain harga barang ekspor, kualitas ekspor yang rendah juga menjadi penyebab menurunnya tingkat ekspor, devaluasi dapat membantu meningkatkan kuantitas dan kualitas barang ekspor agar bersaing dengan kualitas barang impor.
4. Kegiatan Impor Tinggi
Selain kegiatan ekspor yang lesu, kegiatan impor barang yang lebih tinggi juga dapat menjadi penyebab munculnya kebijakan devaluasi yang diambil oleh pemerintah. Tingkat impor yang tinggi ini bisa jadi karena kualitas barang impor yang lebih baik dibandingkan produksi dalam negeri dan harga barang impor yang terjangkau.
Kegiatan impor yang tinggi dapat menyebabkan defisit, maka jalan yang ditempuh yaitu devaluasi diambil untuk menaikkan harga barang impor. Dengan naiknya harga barang impor, maka produk dalam negeri akan menjadi pilihan konsumsi masyarakat. Hal ini juga turut membantu naiknya iklim perekonomian dalam negeri sehingga lebih kompetitif.
5. Utang Negara
Adanya utang luar negeri yang terlalu tinggi dapat menghambat kondisi perekonomian sebuah negara. Meskipun terdapat manfaat utang luar negeri, namun cicilan yang harus dibayar oleh negara beserta bunga yang juga harus dibayarkan dapat menjadi beban negara sehingga berdampak pada situasi moneter dan perekonomian.
Kebijakan devaluasi diambil sebagai langkah agar nilai mata uang negara turun, sehingga mengurangi beban yang harus dibayar.
Devaluasi sebagai langkah yang telah diambil oleh pemerintah sebagai cara untuk memperbaiki kondisi ekonomi akan berdampak pada kondisi perekonomian negara yang berangsur lebih baikBeberapa dampak yang terjadi setelah devaluasi antara lain:
- Kesempatan kerja meningkat, maata uang dalam negeri yang nilainya lebih rendah akan memicu dan membuka kesempatan untuk meningkatkan produksi barang dalam negeri. Dengan turunnya harga barang yang diekspor maka permintaan akan barang ekspor akan naik, hal ini dapat menciptakan lapangan kerja baru atau bertambahnya kebutuhan akan tenaga kerja.
- Harga barang impor lebih mahal dibandingkan barang dalam negeri, sehingga konsumsi barang impor akan berkurang.
- Meningkatkan produksi barang ekspor untuk memenuhi kebutuhan pasar yang meningkat
- Munculnya proyek baru, lahan baru atau pabrik-pabrik baru akibat dari iklim perekonomian dan perdagangan yang kompetitif.