Perekonomian di setiap negara tentu mengalami naik turun yang menimbulkan dampak buruk bagi negara secara keseluruhan. Kondisi ekonomi yang terus menurun pada suatu negara bisa disebut dengan kebangkrutan. Kebangkrutan adalah suatu pemerintahan yang gagal melakukan pembayaran utang serta bunga saat jatuh tempo.
Kegagalan perekonomian atau pembayaran utang di suatu negara saat jatuh tempo pada kreditur yang dikenal dengan bangkrut biasanya diumumkan secara resmi oleh pemerintah. Terkadang, kebangkrutan suatu negara bisa dilihat tanpa ada pengumuman resmi oleh pemerintahnya.
Baru-baru ini negara kecil di bagian Asia Selatan yaitu Sri Lanka mengumumkan bahwa negara mereka mengalami kebangkrutan. Meski termasuk salah satu negara penghasil kelapa terbesar di dunia, Sri Lanka tetap tak dapat membayar semua pinjaman negara.
Dikarenakan berbagai ketimpangan ekonomi yang terjadi dan membuat Sri Lanka bangkrut. Kondisi ini menjadi yang terburuk selama 70 tahun sejarah negara tersebut. Kondisi negara yang bangkrut ini tidak hanya di alami oleh Sri Lanka, namun juga beberapa negara lainnya sejak dulu.
Penasaran dengan negara mana saja yang pernah bangkrut? Simak artikel ini sampai akhir, ya!
- Islandia
Di posisi pertama negara yang pernah bangkrut adalah Islandia. Negara ini pernah bangkrut di tahun 2008 dengan utang yang tidak mampu dibayarnya mencapai $85 miliar ketika pasar kredit mulai mengering setelah jatuhnya sektor keuangan Amerika Serikat.
Hal ini dikarenakan runtuhnya ketiga bank besar dalam sejarah Islandia yang menyebabkan ekonomi negara jatuh hingga 10%.
Menariknya, setelah mengalami kebangkrutan yang cukup banyak, negara ini mampu mengembalikan keadaan negara yang solid setelah krisis dengan pengangguran tetap pada angka 4%, dan pada tahun 2014 ekonominya kembali naik 1% setelah jatuh di tahun 2008.
- Argentina
Negara penghasil madu terbesar ke-4 yakni Argentina pernah menyatakan kebangkrutannya di tahun 2001 dengan utangnya sebesar $145 miliar karena kebijakan negara yang mematok mata uang peso dengan dolar AS, utang publik yang tidak terkendali, dan korupsi yang merajalela sehingga membuat negara ini tidak mampu menghadapi guncangan ekonomi.
Saat Argentina mengalami kebangkrutan, negara ini memiliki pengangguran lebih dari 20% dan akhirnya menyatakan default utang terbesar dalam sejarah ketika kehilangan sebesar $100 miliar untuk pembayaran utang.
- Laos
Salah satu negara penghasil timah terbesar di dunia yang berada di Asia Tenggara yang dikurung dengan penduduk sebanyak 7,5 juta orang ini menghadapi krisis ekonomi yang akhirnya mengalami risiko gagal bayar pinjaman luar negerinya selama beberapa bulan.
Naiknya harga bahan bakar seperti minyak dikarenakan invasi Rusia ke Ukraina semakin memperparah naiknya harga bahan makanan di negara yang terkenal dengan sepertiga penduduknya berada dalam kemiskinan.
Ditambah turunnya nilai mata uang Laos (Kip) hingga sepertiga dolar AS semakin menyulitkan mereka untuk membeli produk impor dalam kondisi krisis dan meningkatkan beban utang yang ditanggung negara. Laos yang terlilit utang luar negeri untuk biaya impor bahan bakar dan pembangunan negara sedang berjuang untuk mengembalikan pinjaman hingga tahun 2025.
- Pakistan
Sama halnya dengan Sri Lanka dan Laos, Pakistan juga menghadapi rendahnya cadangan devisa atau mata uang asing sejak Agustus 2021 lalu. Negara ini mengalami kenaikan harga subsidi bahan bakar sekitar 90% setelah mengakhiri subsidi sejak akhir Mei.
Inflasi tahunan yang terjadi di negara ini juga cukup tinggi mencapai 21,3% yang tercatat sebagai tingkat inflasi tertinggi dalam kurun waktu 13 tahun.
Untuk mengatasi krisis ekonomi di tengah perkembangan masa modern, pemerintah Pakistan menghimbau masyarakatnya untuk mengurangi konsumsi teh, guna mengurangi tagihan biaya impor.
- Rusia
Sepanjang sejarah, Rusia telah menyatakan dirinya bangkrut sebanyak 9 kali. Terakhir pada tahun 1998 dengan utang sebesar $17 miliar.
Efek dari krisis keuangan Asia dan penurunan permintaan minyak memberikan tekanan pada ekonomi Rusia yang telah menanggung utang internasional yang luar biasa dan mengakibatkan penurunan produktivitas nasional.
Krisis Rubel yang terjadi ditahun 1998 ini menyebabkan pasar saham Rusia kehilangan 75% dari nilainya dan timbulnya inflasi yang mencapai 80% karena investor meninggalkan pasar. Rusi mampu membayar utang sebanyak $10 dari total utang $17 miliar kepada Dana Moneter Internasional dan perekonomiannya jatuh sebanyak 3,5% karena pengangguran tinggi mencapai 13%.
- Meksiko
Meksiko yang termasuk negara dengan hasil jagung terbesar di dunia juga gagal dalam membayar pinjaman negara sebesar $80 miliar pada tahun 1982. Utang sebanyak ini terus tumbuh pesat sejak pemerintahan Luis Echeverria karena program ekspansi yang besar-besaran.
Kondisi ekonomi Meksiko semakin memburuk di akhir tahun 1970-an karena guncangan minyak yang membuat peso Meksiko terdepresiasi hingga 50%, tetapi pemerintah Meksiko masih tidak dapat membayar utangnya sehingga pinjaman kepada AS dan IMF gagal ter bayarkan.
Lima tahun berikutnya, PDB Meksiko mengalami penurunan hingga 11% yang memicu krisis utang di Amerika Latin, dan membuat negara-negara di kawasan ini tidak bisa membayar utangnya yang akhirnya memaksa IMF memberikan pinjaman.
- Lebanon
Krisis ekonomi di Lebanon di mulai pada akhir tahun 2019 setelah pemerintah mengusulkan pajak baru yaitu penggunaan panggilan Whatsapp termasuk pajak bulanan yang dikenakan biaya sebesar $6. Kebijakan pemerintah ini memicu kemarahan masyarakat sehingga protes massa tak terelakkan.
Pada Maret 2020, Lebanon tidak sanggup membayar pinjaman kepada Dana Moneter dengan nilai yang sangat banyak yaitu $90 miliar. Dengan kondisi perekonomian negara yang seperti ini, Bank Sentral dan perdana menteri Lebanon pada April 2020 menyatakan kebangkrutannya terhadap dunia.
Dan inilah daftar negara yang pernah bangkrut yang telah di ulas oleh DosenEkonomi. Dengan membaca artikel ini sampai akhir, di harapkan Anda menambah wawasan mengenai negara dan kondisi perekonomiannya.