Saat ini kesadaran penduduk Indonesia untuk berinvestasi semakin meningkat. Ada berbagai jenis investasi yang ditawarkan di pasar. Saham merupakan salah satu jenis investasi yang semakin banyak diminati karena keuntungannya yang besar. Investasi ini merupakan jenis investasi yang memiliki resiko besar namun juga pengembalian yang tinggi. Selain itu, saham juga termasuk jenis investasi yang tergolong mahal. (Baca juga: Instrumen Investasi – Fungsi Pasar Modal dalam Perekonomian)
Proses Transaksi Saham
Saham dijual dalam bentuk satuan yang dinamakan lot dan untuk membeli saham, investor setidaknya harus membeli 1 lot yang berisi 100 lembar saham. Jumlah lembar per lot saham tersebut diberlakukan sejak 6 Januari 104, dari yang sebelumnya berisi 500 lembar. Hal ini dilakukan untuk mendukung investor kecil dengan dana terbatas untuk tetap berinvestasi sehingga pasar saham terus meningkat. Harga satu lot saham bervariasi antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya, tergantung kesepakatan yang dibuat oleh pemilik perusahaan.
Saham merupakan salah satu cara perusahaan untuk mendapatkan modal. Membeli saham sama dengan membeli sebagian kepemilikan dari suatu perusahaan yang sahamnya kita beli. Sebagai partner pemilik, segala keuntungan maupun kerugian tentunya akan di-share kepada para pemegang saham. Saham juga termasuk investasi yang dapat diperjualbelikan. Fluktuasi nilai jual saham suatu perusahaan sangat dipengaruhi fluktuasi kondisi ekonomi. Mengingat modal dan resikonya yang besar, dalam berinvestasi saham diperlukan kecermatan dan keahlian untuk memperhitungkan kondisi ekonomi yang akan terjadi agar memperoleh keuntungan. Jenis saham dibagi menjadi dua yaitu saham biasa dan saham preferen. Keuntungan investasi saham ini adalah sebagai berikut:
1. Dividen Tunai
Dividen adalah keuntungan perusahaan selama periode tertentu yang dibagikan kepada setiap pemegang saham masing-masing menurut jumlah lembar kepemilikan sahamnya dalam bentuk nilai tunai. Untuk mendapatkan dividen, seorang pemegang saham tidak harus memiliki sahamnya dalam jangka waktu yang lama. Meski begitu, hanya pemilik saham yang memegang saham sampai cum-date dividen-lah yang berhak menerima dividen suatu perusahaan. Hal ini membuat harga saham suatu perusahaan meningkat saat mendekati cumulative date (cum date) dan menurun setelah melewati ex-date-nya. Cum date setiap perusahaan berbeda-beda. Setelah cum-date, pemegang saham akan menerima email pemberitahuan mengenai dividen saham yang akan diterimanya.
Dividen tersebut jumlahnya sesuai dengan jumlah lembar yang dimiliki pemegang saham tersebut dan dikurangi dengan pajak. Setelah cum date, dividen akan ditransfer ke rekening pemegang saham yang bersangkutan. Jumlah dividen per lembar, cum date dan batas kepemilikan saham (recording date) investor yang berhak menerima dividen ditentukan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Jadwal pembagian dividen setiap perusahaan berbeda-beda dengan kisaran waktu antara Februari sampai dengan September.
Tidak semua perusahaan membagikan dividennya secara rutin. Dividen yang ditunda pembagiannya dapat menjadi penambah modal atau cadangan modal bagi perusahaan. Tentu saja hal ini berakibat perusahaan dengan frekuensi pembagian dividen lebih sedikit kurang diminati sahamnya. Perusahaan yang memiliki kinerja yang baik dan mempu menghasilkan keuntungan biasanya memiliki waktu pembagian dividen yang teratur. Namun bukan berarti 100% keuntungan perusahaan dibagikan kepada para pemegang saham. Dalam pembagian dividen, ada beberapa faktor yang menentukan yaitu kebutuhan dana perusahaan, likuiditas, kemampuan mendapatkan pinjaman, pengendalian perusahaan dan pembatasan perjanjian hutang. Secara garis besar, jika perusahaan tidak menghasilkan keuntungan dan tidak memiliki arus kas yang baik, maka tidak akan ada dividen yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.
2. Saham Bonus
Saham bonus adalah adalah pembagian saham kepada para pemegang saham berdasarkan jumlah lembar yang dimilikinya. Dengan membagikan saham bonus, perusahaan tidak perlu mengurangi jumlah kas yang dimilikinya. Pembagian saham bonus tidak mengubah nilai ekuiti suatu perusahaan. Selain itu, pembagian saham bonus juga bertujuan untuk menaikkan jumlah peredaran saham suatu perusahaan. Saham bonus dapat berupa dividen saham atau non dividen saham. Dividen saham adalah saham bonus yang berasal dari kapitalisasi agio saham perusahaan selama periode tertentu yang dibagikan kepada para pemegang saham. Sedangkan non dividen saham adalah saham bonus yang berasal dari saldo laba perusahaan yang ditahan.
Agio saham adalah keuntungan yang didapat perusahaan atas penjualan sahamnya yang dijual lebih tinggi dari nilai sesungguhnya dari saham tersebut atau yang juga disebut nilai pari (Par Value). Nilai jual dan beli saham suatu perusahaan berubah-ubah sesuai kondisi pasar. Perusahaan yang dinilai memiliki potensi untuk meraup keuntungan lebih banyak di kemudian hari, yang berarti akan mampu membagikan dividen tunai yang lebih besar, akan mengalami kenaikan nilai jual saham. Kenaikan nilai jual saham ini akan menghasilkan agio perusahaan. Semakin tinggi kenaikan tersebut, semakin besar agio saham perusahaan tersebut.
3. Pembagian Bonus Saham
Pembagian saham bonus ini biasanya ditentukan berdasarkan jumlah kepemilikan saham seorang pemegang saham. Misalnya A memiliki 10 lot saham perusahaan X dan perusahaan X telah menetapkan satu saham bonus untuk kepemilikan setiap 10 lot, maka A berhak mendapatkan tambahan satu lot saham sebagai saham bonusnya. Pada saat baru dibagikan, nilai 10 lot dan 11 lot saham perusahaan X adalah sama. Keuntungan yang didapat pemegang saham dengan saham bonus baru dapat dirasakan dalam jangka panjang, yaitu saat harga saham tersebut naik. Turunnya harga saham per lot menyebabkan daya beli terhadap saham tersebut meningkat. Hal ini meningkatkan potensi kenaikan harga saham perusahaan yang memberikan saham bonus tersebut.
4. Capital Gain
Harga saham selalu berubah-ubah setiap saat tergantung pada kondisi pasar. Perubahan harga saham dipengaruhi oleh beberapa hal seperti tren, kondisi politik, kondisi sosial ekonomi, manajemen perusahaan dan lain sebagainya. Hal ini membuat investor yang cukup jeli dalam memprediksi harga saham bisa mendapat keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual saham yang diperdagangkan. Memperoleh keuntungan dari Capital Gain seringkali merupakan tujuan dari investor jangka pendek yang melakukan jual beli hanya dalam hitungan hari, namun juga tidak menutup kemungkinan untuk investor jangka panjang juga melakukannya karena Capital Gain dapat diperoleh dalam jangka waktu kepemilikan saham yang tidak ditentukan. (Baca juga: Ciri Pasar Modal)