Belakangan ini, berbagai kritik terhadap sistem ekonomi kapitalis semakin banyak bermunculan. Generasi muda, khususnya para mahasiswa merupakan salah satu golongan yang paling gencar menentang penerapan sistem ekonomi kapitalis di Indonesia. Bukan hanya di Indonesia, kritik terhadap ekonomi kapitalis juga banyak disampaikan oleh berbagai ahli ekonomi dari berbagai belahan dunia. Hal tersebut menunjukkan ramainya pro dan kontra tentang penerapan sistem ekonomi kapitalis. Namun sebelum melangkah pada pembahasan kita mengenai bahaya sistem ekonomi kapitalis yang perlu diwaspadai, ada baiknya jika kita terlebih dahulu mempelajari tentang apa yang sebenarnya dimaksud dengan sistem ekonomi kapitalis? Mengapa sistem ekonomi kapitalis dapat memicu perdebatan?
Kapitalisme atau sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem perekonomian, meliputi perdagangan, industri, dan alat-alat produksi, yang dikendalikan sepenuhnya oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dalam ekonomi pasar. Paham sistem ekonomi kapitalis mempengaruhi pola berpikir masyarakat menjadi liberal, rasional, individual, dan yang paling parah, materialisme. Selain itu, paham sistem ekonomi kapitalis juga mempengaruhi pola intervensi pemerintah. Akibatnya, usaha intervensi yang harusnya dilakukan oleh Pemerintah agar setiap pengusaha memiliki peluang yang sama di pasar berubah menjadi ajang memberikan keuntungan sebesar-besarnya kepada individu tertentu, bahkan tidak menutup kemungkinan pada kepentingan pribadi.
Sistem ekonomi kapitalis seringkali memicu perdebatan karena disamping memiliki dampak positif seperti mendorong aktivitas ekonomi dan meningkatkan tingkat persaingan namun penerapan kapitalis juga identik dengan isu-isu kesenjangan sosial. Berikut ini adalah tiga bahaya ekonomi kapitalis yang perlu diwaspadai:
- Penumpukan Kekayaan dan Kekuasaan Individu
Dampak ini merupakan hal yang wajar karena sebagaimana kita ketahui bahwa pihak swasta lebih mengedepankan keuntungan pribadi, yang meliputi keuntungan bagi perusahaan dan para investor, dibandingkan keuntungan bagi masyarakat.
Selain itu, paham kapitalisme juga dianggap memperkaya Pemerintah sebagai salah satu pemangku kepentingan bagi perusahaan tanpa mempedulikan apakah kepentingan masyarakat sudah dapat terpenuhi melalui peran serta Pemerintah, atau belum. Dengan kata lain, sistem ekonomi kapitalis dinilai hanya menyejahterakan pihak swasta dan pihak-pihak lain yang terkait di dalamnya.
- Sifat Individualisme
Berikutnya adalah menguatnya sifat individualisme pada masyarakat. Salah satu dampak positif dari implikasi sistem ekonomi kapitalis ialah mendorong aktivitas ekonomi dengan cara meningkatkan persaingan bebas. Hal itu memang baik, karena semakin baik tingkat persaingan akan menghasilkan tingkat harga yang lebih stabil bagi konsumen. Namun masalahnya, meningkatnya persaingan juga akan berdampak pada budaya individualisme pada masyarakat.
Masyarakat yang memiliki sifat individualisme cenderung lebih mengutamakan kepentingannya di atas kepentingan orang lain. Pemenuhan akan kebutuhannya harus diusahakan lebih dulu tanpa peduli jika usaha tersebut akan memberi dampak negatif pada masyarakat. Jika orang-orang seperti ini dibiarkan terus berkembang dalam masyarakat, maka dampak yang akan sangat terasa ialah punahnya kepedulian sosial dan perpecahan dalam kesatuan masyarakat.
Perpecahan adalah masalah serius yang harus dihindari oleh seluruh negara di dunia. Pasalnya, pecahnya masyarakat dalam beberapa golongan tertentu dengan kepentingan yang saling tumpang tindih dapat memicu kehancuran suatu negara karena masing-masing berjuang untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan mengabaikan kepentingan bersama.
- Kesenjangan Sosial
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, paham kapitalis identik dengan isu kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial timbul dari masalah pengayaan individu yang mengabaikan kepentingan masyarakat. Sehingga muncullah stigma “yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin”. Atau dengan kata lain, yang kaya dan semakin kaya akan menjadi berkuasa sedangkan yang miskin akan terus terpuruk tanpa dapat melakukan apapun. Bahkan Pemerintah sekalipun pada akhirnya hanya akan dikenyangkan oleh kekuasaan yang membuat mereka kaya secara materi, namun tanpa sadar mengabaikan kepentingan masyarakat, khususnya kaum menengah ke bawah, yang terus mengalami penurunan kesejahteraan.
Itulah bahaya penerapan sistem ekonomi kapitalis yang perlu diwaspadai. Sistem ekonomi kapitalis sebenarnya mulai diberlakukan di Eropa pada abad ke 19. Dan sejak diberlakukan, tidak sedikit ekonom yang saling memperdebatkan penerapan sistem ekonomi kapitalis, khususnya mengenai pemenuhan kepentingan pihak swasta dan masyarakat luas.
Di Indonesia sendiri, praktik ekonomi kapitalis dinilai sangat berlawanan dengan Pancasila sebagai dasar negara, khususnya pada sila kedua tentang “kemanusiaan yang adil dan beradab”. Suatu sistem ekonomi yang dianut oleh negara seharusnya dapat “memanusiakan manusia” dan bukan “memanusiakan sebagian manusia”, karena dari sanalah ada keadilan. Namun dalam praktik ekonomi kapitalis yang terjadi justru sebaliknya. Hanya sebagian masyarakat yang diuntungkan, sedangkan yang lain hanya dijadikan sebagai penyumbang tenaga kerja sekaligus konsumen bagi perusahaan yang sibuk meraup untung sebanyak mungkin demi memenuhi kepentingan para pemangku kepentingan.