Ketidakstabilan ekonomi dapat terjadi dalam berbagai macam bentuk. Pada beberapa tahun terakhir, beberapa contoh akibat ketidakstabilan ekonomi telah terjadi, berikut disebutkan dibawah ini:
Kenaikan harga karena inflasi pada tahun 1970-an. Pada kasus-kasuk ekstrim, hiperinflasi contohnya yang terkjadi di Zimbabwe pada tahun 2008.
- Krisis kredit
Terjadi ketika sektor keuangan menjadi kekurangan likuiditas yang menyebabkan penurunan pinjaman bank. Contohnya yang terjadi pada sekotar tahun 2008 hingga 2009.
- Kehancuran asset
Saat harga asset melambung naik dengan sangat tidak masuk akal, kemudia tiba-tiba harga asset tersebut jatuh.
- Perkembangan atau penurunan ekonomi
- Krisis neraca pembayaran
Negara-negara yang sangat bergantung pada komoditi negaranya seperti minyak bumi, sangat mungkin terpengaruh oleh harga mminyak dunia yang turun dan menyebabkan kerugian besar. Contohnya saja yang terjadi di Venezuela dan Rusia pada tahun 2016
Berikut adalah beberapa contoh permasalahan yang menyebabkan terjadinya ketidakstabilan kegiatan ekonomi di suatu tempat
- Inflasi
Saat harga naik dengan sangat cepat, para pengusaha dan juga konsumen akan menjadi sangat tidak yakin dengan harga dimasa yang akan dating, harga dan profitabilitas, ketidakpastian ini cenderung membuat kemauan mereka untuk berinvestasi menjadi berkurang. Saat inflasi terjadi sangat tinggi dan nilai inflasi lebih tinggi dibanding nilai suku bunga bank, nilai sesungguhnya dari uang akan menrun menyebabkan nilai simpanan menjadi merosot turun.
Beberapa dampak dari kenaikan harga adalah :
- Redistribusi pendapatan
Salah satu resiko dari inflasi yang terus meningkat adalah efek regresif pada keluaraga dengan pendapatan dibawah standard an para lansia. Ini tejadi saat harga untuk makanan dan kebutuhan utama lainnya seperti air dan listrik mengalami kenaikan yang sangat signifikan.
- Jatuhnya pendapatan nyata
Dengan banyaknya jumlah orang yang mengalami pemotongan gaji atau bahkan tidak mendapat gaji sama sekali, kenaikan nilai inflasi mengarah kepada jatuhnya nilai pendapatan nyata.
- Nilai suku bunga bank yang menjadi negatif
Saat nilai suku bunga bank lebih rendah dibanding nilai inflasi, maka masyarakat yang bergantung pada bunga dari simpanannya akan menjadi jatuh miskin.
- Nilai pinjaman
Tingginya nilai inflasi juga bisa menyebabkan naiknya nilai pinjaman untuk menjalankan bisnis dan masyarakat yang membutuhkan pinjaman bank atau uang hasil penggadaian barang sebagai penunjang finansial akan melindungi diri mereka sendiri dari naiknya harga dan naiknya biaya peminjaman baik pada pinjaman jangka pendek maupun pada pinjaman jangka panjang.
- Risiko terjadinya inflasi gaji
Tingginya nilai inflasi bisa menyebabkan naiknya harga bayar klaim karena masyarakat ingin melindungi nilai pendapatan nyata mereka. Ini bisa mengarah ada naiknya biaya untuk tenaga kerja dan menurunnya keuntungan dari suatu bisnis.
- Daya saing bisnis
Saat suatu negara memiliki nilai inflasi yang jauh lebih tinggi dibanding negara lain selama beberapa waktu, maka akan menyebabkan harga ekspor negara tersebut tidak dapat bersaing dengan harga ekspor dunia. Biasanya akan terlihat dari turunnya permintaan ekspor, keuntungan yang menurun serta keadaan ekonomi negara yang memburuk.
- Ketidakpastian bisnis
Nilai inflasi yang tinggi dan tidak stabil mempunyai efek yang tidak baik pada bisnis karena itu berarti bisnis tidak bisa yakin dengan biaya produksi dan harga jual produknya nanti.
Secara garis besar, nilai inflasi yang tinggi dan tidak stabil secara luas dianggap merugikan dan merusak pada sistem ekonomi yang melakukan pasar ekonomi internasional.
- Keterbatasan alat pemuas kebutuhan ekonomi
Alat pemuas kebutuhan adalah segala sesuatu yang bersifat umum yang dapat memuaskan kebutuhan manusia baik berupa barang maupun jasa.
- Alat pemuas kebutuhan berupa barang adalah alat pemuas kebutuhan yang berwujud, dapat dilihat dan di raba oleh indera kita. Contohnya adalah rumah, peralatan sekolah, baju, septu, kendaraan dan lain-lain.
- Alat pemuas kebutuhan berupa jasa adalah alat pemuas kebutuhan yang tidak berwujud (abstrak), tetapi dapat dirasakan manfaatnya sebagai alat pemuas kebutuhan. Contohnya adalah jasa dokter, jasa pengacara, jasa apoteker, jasa supir taksi, jasa pengajar dan lain-lain.
Beberapa alasan penyebab keterbatasan alat pemuas kebutuhan antara lain disebabkan oleh :
- Kebutuhan manusia yang terus meningkat dan sikap manusia yang cenderung konsumtif
- Sumber daya alam yang baru belum ditemukan dan belum ada bahan penggantinya
- Kemampuan manusia untuk mengolah sumber daya alam masih sangat kurang dan terbatas
- Melonjaknya angka pengangguran
Efek dari mengingkatnya angka penganguran tidak hanya mempengaruhi individu tetapi juga mempengaruhi ke hal yang lebih luas seperti ekonomi suatu negara. Akibat yang ditumbulkan mulai dari kehilangan gaji, melemahnya kemampuan kerja, serta menurunnya angka pembelian karena tidak adanya pendapatan. Semakin lama perioe seseorang menganggur, semakin besar kemungkinannya mereka tidak lagi mau mencari pekerjaan baru.
- Kehilangan pendapatan
Jumlah gaji yang diperoleh setiap individu akan hilang setelah ia diberhentikan dari pekerjaannya. Semakin tinggi angka pengangguran berarti semakin rendah julah perusahaan yang membuka lowongan.
- Efek kepada ekonomi
Tingginya angka pengangguran menggambarkan dengan jelas bagaimana pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Saat angka pengangguran tinggi, angka pembelian akan menurun karena masyarakat lebih memilih untuk menabung. Menurunnya angka pembelian berpengaruh kepada melemahnya perluasan ekonomi yang mempengaruhi area seperti bisnis konstruksi.
- Pendapatan masyarakat yang rendah
Pendapatan masyarakat adalah alat yang berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan, jika pendapatan masyarakat tidak pernah mengalami peningkatan maka otomatis kemakmuran akan sulit dicapai dan jika pendapatan masyarakat rendah ini juga akan berakibat pada daya beli masyarakat itu sendiri. Penurunan daya beli ini akan berakibat pada menurunnya angka permintaan pasar yang apabila terus menerus terjadi maka akan menyebabkan produsen bangkrut.
- Meningkatnya angka impor
Angka impor yang terlalu tinggi menyebabkan barang produksi dalam negeri akan kalah bersaing jika di bandingkan dengan barang produksi luar negeri. Jika angka impor terus menerus meningkat maka akan berimbas dengan melemahnya daya produktivitas dalam negeri sendiri dan pada akhrinya justru akan berdampak dengan kegiatan ekonomi di dalam negeri.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa akibat dari ketidakstabilan kegiatan ekonomi maka taraf kemakmuran masyarakat rendah dan akhirnya negara akan mengalami krisis ekonomi.