Kondisi perekonimian di Indonesia saat ini mulai memasuki masa-masa sulit. Apabila dilihat dari segi makro ekonomi sebenarnya kondisi ekonomi di Indonesia baru mulai mengalami peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai tukar rupiah, inflasi serta pasar permodalan yang menglami perbaikan. Namun apabila melihat realitas di lapangan terutama bila menyasar langsung ke masyarakat maka akan didapati bahwa kondisi ekonomi di Indonesia saat ini tidak sedang dalam kondisi yang baik.
Berbagai macam keluhan mulai dilontarkan dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat bawah hingga para pengusaha. Para pengusaha mengeluh dengan kondisi ekonomi saat ini dapat menyebabkan usahanya menjadi gulung tikar lantaran tidak mampu memenuhi target penjualan dan melunasi gaji para karyawannya. Kondisi ini tidak hanya menyasar kepada perusahaan kecil saja, bahkan perusahaan besar pun ikut merasakan dampak dari lesunya perekonimian di tahun ini. Mereka terpaksa merumahkan sebagian besar karyawannya dan menjual berbagai aset perusahaan demi kelangsungan usahanya.
Lesunya perekonomian ini melanda hampir semua sektor. Mungkin hanya sektor perdagangan barang konsumer saja yang sampai saat ini masih dikatakan relatif aman. Produk-produk kebutuhan masyarakat cenderung aman dan tidak terlalu terpengaruh adanya pelemahan ekonomi. Hal ini juga berlaku bagi para pengusaha di bidang kuliner. Pelemahan ekonomi tidak terlalu dirasakan pada sektor terebut.
Artikel menarik lainnya:
- ciri ciri usaha yang Potensial
- Cara Bisnis Aki Bekas
- Cara Bisnis Potong Ayam
- Cara Bisnis Kelapa Tua
- Cara Memulai Bisnis Kuliner
Pelemahan ekonomi dapat disebabkan oleh banyak faktor. Mulai dari lemahnya daya beli hingga pertumbuhan populasi di masyarakat. Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan lesunya perekonomian saat ini. Faktor-faktor tersebut yakni:
1. Penurunan Daya Beli Masyarakat
Penurunan daya beli masyarakat memang kerap disebut sebagai salah satu pangkal dari lesunya perekonomian saat ini. Penurunan daya beli tersebut biasanya terjadi pada masyarakat kelas menengah ke bawah. Penurunan daya beli tidak dapat dipisahkan dari meningkatnya jumlah pengangguran. Kebanyakan dari mereka cenderung akan beralih ke sektor informal. Untuk diketahui bahwa penghasilan kerja dari sektor informal ini belum cukup memadai. Apabila penghasilan masyarakat tidak memadai maka barang yang akan dibeli pun menjadi terbatas, hal itulah yang menyebabkan penurunan daya beli masyarakat.
Dalam ilmu ekonomi penurunan daya beli masyarakat akan menyebabkan kurva demand (menurun). Penurunan kurva ini akan membuat harga-harga cenderung stabil sehingga dalam beberapa tahun ini tingkat inflasi di Indonesia cenderung rendah. Namun pemerintah melihat rendahnya inflasi ini sebagai celah untuk menaikkan harga-harga yang diatur langsung oleh pemerintah seperti listrik, air dan bahan bakar yang tidak signifikan tetapi juga berdampak pada penurunan daya beli masyarakat.
baca : Ciri Ciri Usaha Perorangan
2. Kurangnya Lapangan Pekerjaan
Populasi masyarakat kian hari akan terus meningkat. Banyak diantaranya yang bahkan telah memasuki usia produktif. Pertumbuhan ini tidak dibarengi dengan akses lapangan pekerjaan yang luas. Sehingga banyak diantara masyarakat yang sudah berusia produktif namun belum mendapatkan pekerjaan dan menyebabkan adanya pengangguran terselubung. Kurangnya lapangan pekerjaan ini akan berimbas pada banyaknya pengangguran.
Apabila jumlah pengangguran semakin bertambah maka pendapatan pemerintah melalui pajak juga akan menurun sehingga dana untuk kegiatan ekonomi dan pembangunan akan terhambat. Kondisi saat ini sangat sulit untuk menambah lapangan kerja baru. Jangankan untuk menambah lapangan kerja baru, lapangan kerja yang sudah ada pun semakin lama semakin berkurang. Perusahaan sudah tidak mampu lagi untuk menanggung biaya operasional sehingga terpaksa gulung tikar. Mereka yang masih bertahan akan melakukan pengetatan biaya dengan mengurangi jumlah pekerjanya.
3. Persaingan Usaha Semakin Sengit
Keterbatasan lapangan pekerjaan hingga meningkatnya jumlah PHK yang terjadi mengakibatkan orang-orang berbondong-bondong untuk membuka usaha sendiri. Seiring berjalannya waktu, jumlah UKM yang beroperasi semakin meningkat. Semakin banyaknya UKM yang beroperasi akan menyebabkan persaingan yang semakin sengit. Penghasilan pengusaha akan terbagi-bagi lantaran banyaknya bidang usaha yang sejenis. Hal ini akan semakin diperparah apabila jumlah pengusaha lebih banyak dibandingkan dengan jumlah konsumen. Jika hal ini sudah terjadi bukan tidak mungkin akan semakin banyak pengusaha yang akan gulung tikar.
4. Kebijakan Pemerintah yang Kurang Tepat
Pemerintah berhak untuk mengeluarkan kebijakan guna mengatasi masalah lesunya perekonomian di Indonesia. Namun kebijakan tersebut harus tepat sasaran dan tidak hanya menguntungkan satu pihak tertentu. Saat ini pemerintah masih belum terlalu sadar terhadap kebijakan-kebijakan yang telah mereka keluarkan. Banyak diantaranya yang tidak sesuai. Aturan-aturan yang telah dikeluarkan tidak seluruhnya membuat dunia usaha dapat menyesuaikan.
Misalnya, saat ini pemerintah menerapkan upah minimun pada sektor ritel, padahal kondisi di lapangan menunjukkan bahwa sektor ritel di Indonesia sedang mengalami kesulitan. Kebijakan-kebijakan tersebut akan berdampak pada tertahannya produksi dan terjadinya efisiensi perusahaan. Bukan hanya di bagian produksi saja bahkan sampai ke tenaga kerjanya.
5. Investasi Tersendat
Selama kebijakan pemerintah masih dirasa kurang tepat dan tidak menguntungkan bagi para pengusaha maka pengusaha akan cenderung untuk menahan investasinya. Tertahannya dana investasi ini akan menyebabkan perusahaan tersebut kekurangan biaya untuk tetap menjalankan roda bisnisnya. Pada kondisi ekonomi yang mengalami kelesuan ini perusahaan sangat membutuhkan hasil dari investasi mereka agar perusahaannya dapat tetap beroperasi dengan baik. Pemerintah pun dapat dirugikan, karena minimnya investasi banyak kegiatan ekonomi dan pembangunan menjadi mandek dan terlantar begitu saja. Akibatnya kemajuan ekonomi dan pembangunan kembali terhambat dan kondisi ekonomi akan semakin lesu ke tingkat yang lebih parah dari sebelumnya.
Kondisi seperti sekarang ini bisa menggambarkan betapa mengerikan efek dari lesunya perekonomian saat ini. Masyarakat dituntut harus lebih bekerja keras, berinovasi, dan menciptakan peluang untuk dapat tetap bersaing saat kondisi ekonomi kian sulit. Pemerintah pun harus segea menyiapkan kebijakan yang tepat guna mengatasi lesunya kondisi perekonomian di Indonesia. Salah satunya mungkin dengan menciptakan lapangan kerja yang padat karya bukan hanya padat modal saja.