Dahulu dimana uang belum dikenal seperti sekarang ini, proses transaksi kegiatan pasar menggunakan sistem barter, yaitu tukar menukar barang. Kemudian uang mulai dikenal oleh manusia dan dijadikan sebagai alat pembayaran yang sah waktu itu. Pertama kali uang ini mulai dikenal oleh masyarakat luas, bentuknya masih berupa koin emas atau perak. Bahkan sampai saat ini masih ada negara yang menggunakan emas sebagai mata uang sah negara. Dunia mencatat bahwa jumlah negara yang ada saat ini adalah lebih dari 190. Dimana di setiap negara-negara tersebut memiliki mata uang yang berbeda-beda dengan negara lain.
Di Indonesia ketika transaksi perdagangan terjadi dan masih dalam ruang lingkup domestik, maka alat pembayaran cukup dengan rupiah. Masalah muncul ketika kita ingin bertransaksi dengan negara lain, contohnya pada kegiatan perdagangan ekspor impor, rupiah sudah tidak bisa lagi dijadikan sebagai alat pembayaran sebuah transaksi. (baca juga : manfaat ekspor impor)
Kerjasama ekonomi antar negara atau dengan dunia internasional lainnya akan melahirkan jenis transaksi baru, contoh ekspor impor. Untuk memungkinkan terjadinya transaksi-transaksi antar negara maka harus terdapat sebuah alat pembayaran yang mudah diterima oleh semua pihak. Secara umum kita mengetahui bahwa devisa adalah alat pembayaran internasional dan devisa itu sendiri memiliki banyak bentuk. Tidak semua bentuk devisa bisa dijadikan sebagai alat pembayaran dengan negara tertentu, semua tergantung dari kesepakatan kerjasama yang terbentuk. (baca juga : manfaat kerjasama ekonomi antar negara)
Berikut ini jenis alat pembayaran internasional yang umum diketahui dan digunakan untuk kegiatan transaksi-transaksi luar negeri :
1. Emas
Emas adalah jenis alat pembayaran tertua di dunia. Sejarah nasional menceritakan bahwa ketika dahulu dimana zaman kerajaan masih eksis di negeri ini, mata uang yang digunakan untuk bertransaksi adalah emas dan perak. Bahkan tidak hanya sejarah Indonesia saja yang mencatat hal ini, sejarah dunia pun juga memiliki cerita yang serupa, dimana emas adalah satu-satunya mata uang yang berlaku di banyak negara saat itu.
Salah satu negara yang selama lebih dari 1000 tahun masih menggunakan emas sebagai mata uang yang sah adalah negara Arab Saudi dan mata uang ini disebut dengan Riyal, yang umum dikenal dengan dinar (emas) dan dirham (perak). Kondisi berbeda terjadi di negara di eropa, amerika, dan asia yang mana negara-negara ini telah beralih dari uang emas ke uang kertas. Padahal jika kita melihat sisi positif dari emas maka nilai emas cenderung stabil dari tahun ke tahun. Untuk Anda yang mengenal dunia investasi pasti sangat memahami kelebihan emas ini, tidak mengherankan kenapa banyak orang yang mengalokasikan dana keuangan untuk berinvestasi ke emas.
(baca juga : instrumen investasi dan cara investasi emas untuk pemula)
Alasan kenapa emas digunakan untuk alat pembayaran internasional baik itu di sektor perdagangan ekspor impor atau pinjaman utang adalah karena mudahnya emas diterima dan diakui di semua negara di dunia ini. Fakta yang menarik adalah bahwa di negara manapun harga emas sama dan inilah kelebihan emas dibanding dengan uang kertas, dimana uang kertas memiliki nilai kurs yang berbeda-beda terhadap mata uang negara lain. Kenapa indonesia tidak beralih saja ke uang emas jika melihat kelebihan nilai emas seperti itu? Tentu banyak alasan kenapa kita lebih memilih uang kertas, bisa saja karena secara biaya pembuatan lebih murah, lebih mudah untuk transaksi dan dibawa, mudah pengawasan peredaran uang karena negara satu-satunya yang mencetak, dan tentu banyak alasan lagi.
2. Valuta Asing
Valuta asing atau sering disebut valas adalah mata uang yang memiliki kemudahan untuk diterima oleh banyak negara dan digunakan untuk pembayaran transaksi luar negeri atau internasional karena adanya kegiatan perdagangan. Salah satu jenis mata uang ini adalah USD ( Dollar Amerika). Tentu ada banyak alasan kenapa USD mudah diterima oleh banyak negara, selain karena USD merupakan mata uang internasional.
(baca juga : fungsi pasar valuta asing)
Hutang luar negeri Indonesia hingga tahun 2016 sebesar USD 283 Milyar, nilai ini diproyeksikan akan terus bertambah setiap tahun. Apakah tidak terlintas di kepala kita kenapa kita menerima bantuan dalam bentuk Dollar? Tentu karena Dollar memiliki kemudahan untuk diterima di semua transaksi di Indonesia. Sebagai contoh saat ini indonesia memiliki banyak proyek pembangunan nasional yang mana pada proses pengerjaan proyek ini indonesia bekerjasama dengan beberapa negara lain. Apakah dalam proyek pembangunan tersebut terdapat sebuah kontrak kerjasama yang menyatakan bahwa indonesia akan membayar dalam rupiah atau sesuai dengan mata uang negara tersebut? Jelas tidak, di kontrak tersebut tertulis nilai dalam Dollar. Ini sangat jelas sekali menunjukkan bahwa Dollar bisa diterima oleh pihak siapa saja dan negara manapun.
Selain Dollar terdapat beberapa jenis mata uang lain yang biasanya digolongkan sebagai valas yaitu Yen (Jepang), Euro (Uni Eropa), dan Poundsterling (Inggris). Beberapa faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya mata uang tersebut untuk pembayaran transaksi adalah faktor kesepakatan yang terjadi dalam kerjasama ekonomi antar negara, terutama pada perdagangan ekspor impor.
(baca juga : tujuan kerjasama ekonomi antar negara)
3. Wesel (Bill of Exchange)
Istilah wesel tentu tidak asing bagi Anda yang sering menggunakan salah satu jasa pengiriman paket di Indonesia. Jika sebagian orang hanya mengetahui wesel sebagai alat pembayaran atau pengiriman uang ke tempat tertentu saja yang masih dalam satu negara. Namun selain untuk hal tersebut, istilah wesel juga digunakan sebagai alat pembayaran internasional.
Pengertian wesel dalam lingkup alat pembayaran internasional merupakan surat perintah yang dikeluarkan oleh importir yang ditujukan kepada bank tertentu untuk membayarkan sejumlah uang kepada eksportir pada waktu yang telah ditentukan. Sama dengan wesel lokal, wesel ini juga membutuhkan beberapa dokumen pendukung sebagai syarat legalitas agar wesel tersebut berfungsi sah secara hukum. Pada praktiknya transaksi jenis ini sangat beresiko tinggi, karena apabila terjadi masalah seperti importir tidak sanggup membayar sampai pembayaran lunas maka tidak ada jaminan dari bank untuk eksportir terkait waktu dan cara pelunasan sisa pembayaran yang belum terselesaikan.
4. Letter of Credit (L/C)
L/C merupakan surat jaminan yang dikeluarkan oleh bank yang ditunjuk oleh importir, di dalamnya berisi perihal mengenai kesepakatan pembayaran kepada eksportir yang akan dilakukan dengan tepat waktu dan dengan jumlah nominal transaksi yang telah disepakati bersama.
(baca juga : macam kredit pasif)
Dibandingkan dengan wesel sebenarnya prinsipnya hampir sama, namun bedanya L/C memiliki jaminan. Jika kerugian wesel adalah jika pembeli tidak sanggup melunasi pembayaran maka bank tidak bisa memberikan bantuan apapun, sedangkan L/C jika pembeli tidak sanggup melunasi maka bank akan menjadi pihak yang akan menyelesaikan pembayaran tersebut hingga lunas. Secara praktik perdagangan, jelas cara ini merupakan metode pembayaran yang paling aman dilakukan oleh kedua belah pihak baik penjual maupun pembeli. Pada prosesnya bank sendiri berfungsi sebagai pemeriksa kelengkapan dokumen dan menyesuaikan isi dokumen L/C dengan barang yang dikirim oleh penjual, jika semua dokumen sudah sesuai maka bank bisa menyelesaikan pembayaran sesuai dokumen L/C.
5. Kartu Kredit
Sekitar mulai tahun 2010 bisnis e-commerce mulai meluas seiring dengan meningkatnya kepercayaan orang untuk melakukan transaksi melalui internet. Adanya internet memberikan kemudahan akses ke seluruh dunia, tidak hanya untuk bertujuan membaca berita saja namun kita juga bisa melihat berbagai layanan e-commerce yang memiliki berbagai jenis merk dan kualitas luar negeri, apalagi jika kita orang Indonesia mendengar merk luar negeri maka sudah berpikir bahwa barangnya bagus dan berkualitas tinggi dan ketika memakainya akan menghadirkan rasa prestigious tersendiri.
(baca juga : teori perilaku konsumen)
Ketika nama bisnis e-commerce sudah mulai menjadi trending topic dan namanya cukup populer di dunia, kemungkinan untuk mendapat pelanggan dari luar negeri juga sangat berpeluang tinggi. Jika pelanggan yang ingin bertransaksi masih dalam satu negara maka pembayaran bisa dilakukan dengan bank transfer. Masalah muncul ketika orang luar negeri tersebut ingin melakukan transaksi, yaitu tidak ada sebuah platform yang menghubungkan mereka dengan akun bank kita. Bagi sebuah bisnis hal ini tentu sangat merugikan, sehingga dibutuhkan sebuah platform yang bisa menghubungkan akun pembayaran dengan semua orang yang ada di dunia.
Menjawab masalah akan kesulitan bertransaksi untuk tingkat dunia, muncullah sebuah solusi yang bernama Kartu Kredit. Umumnya kartu kredit dikeluarkan oleh sebuah Bank, yang mana kita bisa mengajukan sendiri untuk kepemilikannya atau terkadang dari pihak bank sendiri yang akan memberi penawaran. Namun terkadang tidak semua orang bisa memiliki kartu kredit, umumnya hanya orang-orang yang sering bertransaksi secara intense saja yang bisa menikmati fasilitas ini.
Kartu kredit selain terintegrasi dengan akun tabungan, dia juga terintegrasi dengan jaringan global yang dimiliki oleh pihak ketiga yang mengeluarkan kartu kredit tersebut. Kartu kredit memiliki beberapa logo tertentu dimana dia bisa digunakan dimanapun termasuk di luar negeri selama logo tersebut berlaku di nagara itu. Dengan kartu kredit kita bisa bertransaksi secara online atau offline, untuk bertransaksi secara online cukup dengan memasukkan nomor kartu dan kode tertentu saja. Menariknya lagi, saat ini mayoritas e-commerce luar negeri sudah memiliki fasilitas ini untuk transaksi pembayaran yang memudahkan pembeli dari belahan dunia manapun.
(baca juga : cara pembayaran kartu kredit)
Pentingnya Penggunaan Alat Pembayaran Internasional Bagi Negara
Setiap terjalinnya kerjasama ekonomi antar negara terutama dalam bidang perdagangan ekspor impor merupakan salah satu cara untuk memperoleh pemasukan devisa bagi negara. Tentu dalam kegiatan perdagangan tersebut telah memuat berbagai syarat termasuk alat pembayaran yang disetujui oleh semua pihak. Alat pembayaran internasional bisa berbeda-beda antara negara yang satu dengan negara yang lain hal tergantung dari mudah dan tidaknya alat pembayaran tersebut diterima oleh negara tersebut. (baca juga : peran kebijakan moneter)
Dollar merupakan mata uang dunia internasional, dimana mayoritas negara di dunia menerima pembayaran dari berbagai jenis transaksi dalam bentuk Dollar. Untuk menjadi mata uang dunia internasional memiliki banyak faktor, selain karena nilainya yang terus stabil , juga karena kondisi perekonomian negara tersebut menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi yang meningkat terus menerus. Pada tahun 2008, banyak wacana untuk menjadikan Yuan sebagai mata uang internasional menggantikan Dollar. Hal ini terjadi akibat dampak krisis moneter global yang melanda Eropa dan Amerika. Di Asia akibat krisis moneter di tahun tersebut tidak membawa dampak pada pertumbuhan ekonomi, bahkan seperti negara China justru perekonomian terus menunjukkan angka pertumbuhan dan inilah pemicu wacana tersebut.