Kesadaran menyisihkan uang bagi sebagian orang masih terasa sulit. Selain dikarenakan sebagian orang merasa penghasilan yang diterima setiap bulan hanya pas-pasan bahkan sebagian orang merasa penghasilannya setiap bulan kurang dalam memenuhi kebutuhan hidup atau gaya hidupnya. Padahal dengan menyisihkan uang untuk berinvestasi, kita dapat mempersiapkan segala jenis kebutuhan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Berinvestasi bisa dilakukan dimana saja, jenis investasi yang paling mudah ditemui, aman, dan memiliki resiko yang kecil adalah di Bank. Bank merupakan investasi dalam skala kecil. Tetapi sebagian orang terutama pengusaha ingin berinvestasi dalam skala besar di mana Bank bukan merupakan tempat yang ideal bagi para pengusaha yang ingin berinvestasi dalam skala besar. (Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Menabung di Bank)
Tempat yang digunakan untuk berinvestasi skala besar ada 2 jenis, yaitu pasar uang dan pasar modal. Yang membedakan antara pasar uang dan pasar modal adalah jangka waktunya. Pasar uang digunakan untuk investasi surat berharga dalam jangka pendek, sedangkan pasar modal digunakan untuk investasi dalam jangka panjang.
Apa Itu Pasar Uang ??
Pada topik ini kita akan lebih berfokus pada pasar uang. Pasar uang atau yang dikenal dengan sebutan money market yang merupakan pasar dengan instrumental finansial jangka pendek, umumnya yang diperjualbelikan adalah komoditi dengan kualitas tinggi. Jangka waktu instrumen pasar uang biasanya jatuh tempo pada satu tahun atau kurang dari satu tahun. Pasar uang juga dikenal dengan sebutan pasar kredit jangka pendek. Pasar uang sendiri dibutuhkan oleh perusahaan – perusahaan maupun individu yang mengalami arus kas yang tidak sesuai antara inflows dan outflows.
Contoh : Pada saat tertentu perusahaan menagih klien dan pada saat yang lain perusahaan tersebut harus mengeluarkan dana untuk menutupi biaya operasional. Sebagai solusi bagi perusahaan yang kasnya sedang defisit, perusahaan tersebut untuk sementara dapat memasuki pasar uang sebagai peminjam dengan mencari lembaga keuangan atau pihak lain yang memiliki kelebihan dana. Selanjutnya, pada saat perusahaan memiliki kelebihan dana, maka perusahaan tersebut menjadi kreditor dalam pasar uang untuk memperoleh pendapatan daripada membiarkan dananya tak terpakai. (Baca juga: Fungsi Pasar Uang)
Tujuannya dengan adanya pasar uang ini bagi pihak yang membutuhkan dana diantaranya untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, memenuhi kebutuhan likuiditas, memenuhi kebutuhan modal kerja, dan jika sedang mengalami kalah kliring. Sebaliknya dengan adanya pasar uang ini bagi pihak yang menanamkan dana adalah untuk memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu, membantu pihak-pihak yang mengalami kesulitan keuangan, serta spekulasi.
Instrumen Pasar Uang
Instrumen pasar uang sendiri umumnya terdiri 7 jenis antara lain interbank call money, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) / Treasury Bills, sertifikat deposito, Surat Berharga Pasar Uang (SPBU), Banker’s Acceptance, Commercial Paper, Repurchase Agreement. Berikut adalah penjelasannya:
- Interbank Call Money
Interbank Call Money adalah transaksi pinjam meminjam dana dalam jangka pendek yang dilakukan antara bank yang satu dengan bank yang lain. Jangka waktu peminjaman tersebut biasanya berkisar dalam hitungan hari. Call money dilakukan sebagai upaya suatu bank untuk mencukupi kebutuhan likuiditasnya atau memanfaatkan kelebihan dana dalam jangka pendek.
- Sertifikat Bank Indonesia (SBI) / Treasury Bills
SBI adalah surat berharga berupa surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Tujuan dari surat hutang ini adalah untuk mengontrol jumlah uang Rupiah yang beredar di pasar.
- Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito adalah sertifikat yang diterbitkan atas kepemilikan deposito dalam suatu Bank. Pada Sertifikat Deposito tidak tercantum nama pemilik, sehingga sertifikat ini dapat diperdagangkan sebelum waktu jatuh temponya tiba.
- Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
Surat Berharga adalah dokumen yang diterbitkan sebagai legitimasi dari kepemilikan uang atas suatu transaksi.
- Banker’s Acceptance
Banker’s Acceptance surat jaminan pembayaran hutang dalam suatu transaksi komersial oleh suatu Bank. Dalam hal ini Bank berfungsi sebagai orang ketiga yang membayar kepada kreditur dan menagih kepada debitur. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kreditur memperoleh dana dalam waktu singkat.
- Commercial Paper
Commercial Paper adalah surat hutang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan.
- Repurchase Agreement
Repurchase Agreement adalah surat perjanjian untuk membeli kembali surat berharga yang telah dijual dengan tempo dan harga yang telah disepakati. Surat berharga yang digunakan dalam transaksi ini contohnya adalah SBI, CP dan SBPU.
Meski dikenal sebagai investasi dengan resiko yang lebih rendah, bukan berarti investasi di pasar uang tidak beresiko. Berikut macam-macam resiko yang dapat terjadi dalam investasi di pasar uang:
- Resiko Pasar (interest rate risk), yaitu resiko yang disebabkan oleh fluktuasi nilai surat berharga yang menyebabkan capital loss
- Resiko Reinvestment, resiko yang terjadi karena bunga reinvestasi tidak sesuai dengan prediksi sehingga menimbulkan kerugian.
- Resiko Gagal Bayar (default risk atau credit risk), yaitu resiko yang terjadi karena ketidakmampuan debitur membayar kewajibannya sesuai perjanjian.
- Resiko Inflasi (resiko daya beli atau purchasing power risk), yaitu resiko yang disebabkan oleh lebih tingginya tingkat inflasi dibandingkan bunga yang dikenakan kreditur terhadap debitur.
- Resiko Valuta (currency risk atau exchange rate risk), yaitu resiko yang terjadi akibat perubahan nilai mata uang.
- Resiko Politik, yaitu resiko yang disebabkan oleh perubahan perundang-undangan.
- Marketability atau Liquidity Risk, yaitu kesulitan mencairkan dana yang terjadi karena instrumen investasi yang dimiliki sulit untuk dijual sebelum jatuh temponya.
Jenis Investasi apapun yang anda pilih akan selalu mengandung resiko. Baik dalam skala kecil seperti menabung dan membuat deposito didalam Bank, maupun investasi di pasar uang ataupun pasar modal. Semakin besar bunga yang dihasilkan dari suatu nilai investasi maka akan semakin besar juga resiko yang diterima. Jadilah bijak dan pertimbangkan segala konsekuensi yang diterima sebelum melakukan investasi. Selamat berinvestasi !