Pendekatan merupakan sebuah cara untuk mendapatkan sebuah jawaban atau informasi yang tepat menegnai sesuatu yang kita amati atau teliti. Tanpa sebuah pendekatan tentunya kita akan menemui sebuah kesulitan. Hal ini juga berlaku ketika kita ingin mengukur atau mengamati perilaku konsumen. Sebuah tindakan khas yang dilakukan oleh pihak konsumen dalam aktivitas perekonomiannya. Kita kethaui sendiri bahwasannya setiap konsumen memiliki tujuan dan keinginan yang bervariasi tentu perilaku atau tindakan yang dilakukannya tentu berbeda-beda. (Baca juga : teori perilaku konsumen dan produsen , Pendekatan Marginal Utility)
Dalam hal ini memang diperlukan sebuah pendekatan yang mampu membantu kita dalam mengerti dan memahami akan perilaku konsumen yang terjadi. Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas salah satu pendekatan yang digunakan dalam perilaku konsumen. Pendekatan tersebut bernama pendekatan ordinal, mungkin kita pernah mendengar pendekatan ini berdampingan dengan pendekatan kardinal. Memang benar, namun kedua pendekatan ini berbeda, jika pendekatan kardinal mengusung konsep bahwa nilai kepuasan konsumsi bisa diukur, namun menurut pendekatan ordinal nilai kepuasan konsumsi tidak bisa dihitung atau diukur namun hanya bisa dibandingkan. Bisa dibilang dalam pendekatan ini yang dilihat adalah ketertarikan dari konsumen pada kombinasi barang tertentu daripada kombinasi barang lainnya. (Baca juga : pengertian motif ekonomi , Teori Perilaku Konsumen)
Perlu anda ketahui bahwasannya pendekatan ordinal ini muncul dikarenakn oleh adanya keterbatasan-keterbatasan yang ada pada pendekatan kardinal, namun hal ini bukan berarti pendekatan ordinal lebih baik dari pendekatan kardinal. Lebih tepatnya dua pendekatan ini saling melengkapi dalam mengukur dan mengamati perilaku konsumen. Selanjutnya kita akan membahas lebih dalam mengenai pendekatan ordinal. Bila dalam pendekatan kardinal yang dipakai adalah hukum Gossen I dan hukum Gossen II, dalam pendekatan ordinal ini memakai kurva utilitas seimbang (indifference surve) dan garis anggaran (budget lines). (Baca Juga: Faktor Produksi Tenaga Kerja , Fungsi Produksi Jangka Pendek)
- Kurva Indiferen (Indefference Curve)
Kurva indeferen merupakan kurva yang menggambarkan keadaan dimana konsumen tidak memiliki pilihan lain selain kombinasi barang tersebut, dalam kurva ini dijelaskan bahwa terdapat kombinasi barang yang sama-sama disukai oleh konsumen dan memang tidak ada pilihan lain atau barang lain yang harus dipilih hal ini disebabkan bukan karena kelangkaan atau yang lainnya, namun memang tingkat utilitas yang dimiliki oleh barang-barang tersebut adalah sama. (Baca Juga: Fungsi Produksi dalam Perusahaan , Bentuk Kepemilikan Bisnis)
Dalam pendekatan ini terdapat sebuah asumsi yang menyatakan bahwasannya konsumen bisa memilih kombinasi barang yang mereka inginkan dan sesuai seleranya tanpa harus mengungkapkan bagaimana dan apa alasan mereka memilih kombinasi barang tersebut. Contohnya ada seorang konsumen yang diberi kombinasi barang tertentu, misalkan pertama dia diberi pilihan kombinasi barang dengan rincian 10 unit sabun mandi dan 7 unit pasta gigi. Kemudian dia juga diberikan sebuah alternatif pilihan kombinasi barang dengan rincian 7 unit sabun mandi dan 10 unit pasta gigi. Dalam kondisi ini konsumen bebas untuk menentukan pilhannya misal mereka memilih yang pilihan pertama dan selanjutnya mereka tidak harus menjelaskan mengapa mereka mimilih hal tersebut. (Baca juga : contoh tindakan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari , Ciri-Ciri Perusahaan Jasa)
Selain itu dalam asumsi ini juga terkandung maksud bahwa ketika konsumen menambah jumlah konsumsi dua barang tersebut maka tingkat kepuasan yang mereka peroleh juga akan meningkat. Penambahan jumlah barang ini menghakibatkan pergeseran kurva indeferen ke arah kanan atas menjauhi titik nol,. Hal ini berarti menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi diberikan oleh dua barang tersebut. (Baca juga : contoh prinsip ekonomi dalam kehidupan sehari-hari , Peran Pemerintah Sebagai Pelaku Ekonomi)
- Garis Anggaran (Budget Lines)
Untuk garis anggaran ini membahas tentang perilaku konsumen yang dilakukan ketikan dalam suatu keadaan tertentu. salah satu kondisinya yakni ketika seorang konsumen memiliki pendapatan tetap dan dia akan dihadapkan dengan berbagai macam pilihan barang. Contohnya anda memiliki pendapatan Rp 1.000.000/ bulannya dan uang tersebut akan anda belanjakan untuk sembako dan pakaian. Adapun harga sembako 1 unit/paket dihargai Rp 100.000 dan pakaian 1 unitnya dihargai Rp 50.000. anda bebeas memilih kombinasi barang yang akan anda beli atau konsumsi. Jika anda memilih untuk membelikan uangnya membeli sembako selama satu bulan maka uang anda cukup untuk membeli 10 unit atau paket sembako. Tentu konsumen satu dengan lainnya tidak sama pilhannya ketika dalam kondisi yang sama, berdasarkan hal tersebut perilaku konsumen bisa dibedakan menjadi dua yakni : (Baca juga : pengertian motif ekonomi , Struktur Pasar Persaingan Sempurna)
- Perilaku konsumen rasional
Perilaku konsumen rasional merupakan perilaku yang dilakukan oleh konsumen sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada dan bisa dikatakan rasional. Konsumsi tersebut bisa dibilang rasional jika memperhatikan hal – hal berikut ini. Barang yang dikonsumsi mampu memebrikan tingkat kepuasan yang optimal, barang yang dikonsumsi benar-benar diperlukan bukan untuk hal lainnya, mutu barang bagus dan terjamin serta harga barang sesuai dengan pendapatan yang kita miliki. (Baca juga : tindakan ekonomi rasional , Teori Biaya Produksi)
- Perilaku konsumen tidak rasional
Berkebalikan dengan perilaku rasional, perilaku ini menunjukkan sebuah hal negatif yakni terjadi ketika seorang konsumen membeli atau mengkonsumsi barang tanpa perhitungan sebelumnya, bisa juga tidak memperhitungkan kegunaan barang tersebut. Contoh dari perilaku tidak rasional adalah ketika tertarik pada sebuah promosi atau iklan baik dari media cetak maupun elektronik, tertarik pada diskon dan bonus, serta terlalu memperhatikan gengsi.
Baca Juga:
Inilah penjelasan mengenai pendekatan ordinal, pada dasarnya pendekatan ordinal merupakan sebuah pendekatan yang beracuan pada perbandingan perilaku konsumen bukan pengukuran, maka dari itu dalam pendekatan ini yang dibahas adalah perilaku konsumen yang rasional dan irasional.