Pada masa kuno, masyarakat harus berusaha mencari solusi sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. Misal saja untuk mandi, mereka menggunakan batu dan daun-daun tertentu sebagai sabun. Seiring perkembangan jaman dan ilmu pengetahuan, kebutuhan tersebut ditangkap sebagai peluang usaha yang menjanjikan oleh para pelaku usaha. Mereka mendirikan pabrik-pabrik penghasil produk barang yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Karena kebutuhan adalah mutlak harus dipenuhi sehingga mau tidak mau produk-produk pemenuh kebutuhan akan tetap dibeli. Dari sana berkembanglah pabrik manufaktur. (Baca Juga: Jenis jenis Badan Usaha , Cara Mendapatkan Modal Usaha)
Kebutuhan masyarakat yang kian beraneka macam menciptakan berbagai ide kreatif dan inovatif para pengusaha. Pabrik-pabrik manufaktur semakin banyak dan meluas di berbagai daerah. Terlebih di wilayah yang masih berpendapatan rendah. Para pengusaha berbondong mendirikan pabrik di wilayah tersebut karena berasumsi akan menyerap tenaga kerja setempat sebanyak-banyaknya dengan upah minimum regional yang rendah. Sehingga akan memberikan keuntungan yang maksimal bagi mereka. (Baca juga : Teori Perilaku Konsumen dan Produsen)
Lalu seperti apakah sebenarnya perusahaan manufaktur? Bagaimana ciri-cirinya? Berikut akan kita bahas mengenai ciri-ciri perusahaan manufaktur.
Pengertian Perusahaan Manufaktur
Manufaktur merupakan kata serapan dari bahasa Inggris “manufacture” yang berarti produksi. Produksi sendiri memiliki arti sebagai kegiatan mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
Perusahaan manufaktur atau orang biasa menyebutnya dengan pabrik, adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan bahan baku. Bahan yang diolah tersebut menjadi barang setengah jadi atau pun barang jadi. Jadi produk yang dijual oleh perusahaan manufaktur adalah barang setengah jadi dan barang jadi. Contoh barang setengah jadi seperti kain yang bisa diolah lagi menjadi baju, kelambu, dan barang berbahan kain lainnya. Sedangkan barang jadi adalah barang yang sudah siap konsumsi atau siap pakai, seperti sepatu, tas, sabun mandi, snack, dan sebagainya. (Baca juga : Fungsi Pajak dalam Perekonomian , Perilaku Konsumen yang sesuai dengan Hukum Gossen)
Ciri-Ciri Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur memiliki beberapa ciri sebagai berikut :
1. Aktifitas operasional usahanya adalah memproduksi bahan baku menjadi barang jadi
Sesuai dengan pengertiannya, aktifitas operasional utama dari perusahaan manufaktur adalah melakukan kegiatan produksi yaitu mengolah bahan baku atau barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Tanpa adanya proses produksi, mustahil perusahaan manufaktur bisa berjalan. (Baca juga : contoh priinsip ekonomi dalam kehidupan sehari-hari , tindakan ekonomi rasional)
2. Pendapatan usahanya berasal dari menjual produk barang
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi, menghasilkan serta menjual produk barang. Barang yang dimaksud bisa berupa barang setengah jadi dan barang jadi seperti peralatan rumah tangga, berbagai jenis makanan dan minuman, dan sebagainya. Maka telah jelas bahwa aktifitas operasional perusahaan ini adalah menjual produk barang yang berwujud. Maka pendapatan utama perusahaan manufaktur diperoleh dari penjualan produk barang yang dihasilkannya. (Baca juga : Ciri Ciri BUMN , Sumber Pendapatan Daerah)
3. Memiliki persediaan produk secara fisik
Produk yang dijual oleh perusahaan manufaktur adalah barang berwujud yang dapat dilihat dan diraba. Sehingga perusahaan ini memiliki persediaan produk secara fisik. Persediaan produknya bisa berupa persediaan barang jadi yang siap dijual atau persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses yang nantinya akan diproses kembali menjadi barang jadi.
Karena adanya persediaan produk yang tidak sedikit, perusahaan manufaktur menerapkan sistem pencatatan dengan menggunakan metode tertentu untuk menghitung pembelian dan pemakaian bahan bakunya. Selain persediaan dan pemakaian bahan baku, produk-produk yang telah dihasilkan juga harus dicatat dan diawasi. Dalam sistem pencatatannya harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti. Hal tersebut difungsikan untuk menghindari kerugian atas kehilangan barang atau pun pencatatan yang salah yang bisa memengaruhi perhitungan laba-rugi perusahaan. (Baca juga : Peran BUMS , Teori Biaya Produksi)
4. Biaya produksinya terdiri dari Biaya Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Overhead
Biaya yang terserap dalam proses produksi perusahaan manufaktur terdiri dari 3 elemen biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik (BOP). Biaya bahan baku merupakan pemakaian barang mentah sebagai bahan utama yang diproses dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja adalah pemakaian tenaga seluruh karyawan yang terlibat dalam proses produksi, baik karyawan divisi operasional maupun karyawan manajerial. Sedang biaya overhead pabrik adalah biaya di luar biaya bahan baku dan tenaga kerja. Biaya overhead yang biasa disebut sebagai BOP merupakan biaya yang timbul atas pemakaian bahan penolong atau biaya tidak langsung lainnya. Meski tidak terserap secara langsung pada produk, BOP tetap harus dikeluarkan atau dibebankan karena biaya ini juga memberikan kelancaran pada proses produksi. Contoh BOP adalah biaya bahan penolong, biaya pengawasan mesin pabrik, biaya telepon, biaya listrik, dan lain sebagainya. (Baca juga : Perbedaan CV dan PT) , Fungsi Produksi dalam Perusahaan)
5. Melakukan Perhitungan Harga Pokok Produksi pada Laporan keuangan Laba-Rugi
Harga Pokok Produksi merupakan perhitungan atas biaya penggunaan bahan baku, bahan tenaga kerja dan overhead pabrik yang melekat pada sebuah produk. Perhitungan harga pokok produksi sangat diperlukan untuk menentukan berapa total biaya produksi yang telah terbebani pada sebuah produk yang telah dihasilkan. Agar biaya-biaya yang telah terserap tersebut dapat tergantikan melalui harga jual produk yang dihitung melalui harga pokok penjualan. (Baca juga : Konsep Pendapatan Nasional , Syarat Mendirikan Perseroan Terbatas (PT))
6. Terdapat perhitungan Harga Pokok Penjualan pada Laporan keuangan Laba-Rugi
Selain perhitungan harga pokok produksi, dalam laporan Laba Rugi juga menghitung harga pokok penjualan. Harga Pokok Penjualan adalah perhitungan biaya produksi dan biaya-biaya lain yang terserap di dalam produk barang setengah jadi maupun barang jadi, ditambah dengan nilai persediaan awal produk dan dikurangi dengan nilai persediaan akhir produk. Gunanya agar perusahaan dapat menentukan harga jual produk dengan tepat sehingga tidak mengalami kerugian. Juga perusahaan bisa memperoleh keuntungan dengan menambah persentasi laba yang diinginkan di dalam harga jual produknya. (Baca juga : Jenis Jenis Pajak Pusat , Ciri-Ciri Perusahaan Jasa )
Karakteristik Perusahaan Manufaktur
Setelah mengetahui pembahasan mengenai ciri-ciri perusahaan manufaktur, maka dapat kita ketahui karakteristik dari perusahaan manufaktur yang melekat pada ciri-ciri di atas, yaitu sebagai berikut:
1. Terdapat proses produksi
Sesuai dengan penjelasan di atas bahwa kegiatan utama dari perusahaan manufaktur adalah melakukan proses produksi, yaitu mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi dan barang jadi. (Baca Juga: Fungsi Produksi Jangka Pendek )
2. Memiliki 3 jenis persediaan
Dalam perusahaan manufaktur terdapat 3 jenis persediaan, yaitu persediaan bahan baku sebagai bahan utama proses produksi, persediaan barang dalam proses atau barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi yang siap untuk dijual. (Baca Juga: Faktor Produksi Tenaga Kerja)
3. Terdapat biaya produksi
Jenis biaya pada perusahaan manufaktur yang tidak terdapat pada perusahaan jenis lain adalah biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang timbul disebabkan terjadinya proses produksi. Karena dalam proses produksi membutuhkan berbagai jenis bahan dan biaya-biaya guna terciptanya suatu produk.(Baca juga : Manfaat Ekonomi Perikanan)