Selama ini, kita sering mengenal istilah sentral yang berarti pusat. Dalam dunia perbankan, ternyata ada loh yang namanya bank sentral. Mungkin nama bank ini sudah tak asing lagi di telinga. Namun, tahukah kamu apa itu bank sentral? Apakah bank sentral itu merupakan pusatnya bank-bank di Indonesia? Simak selengkapnya sebagai berikut.
Pengertian Bank Sentral
Menurut KBBI bank sentral merupakan badan usaha di bidang keuangan, yang menarik dan mengeluarkan uang dalam masyarakat, terutama dalam pemberian kredit dan jasa dalam pembayaran dan peredaran uang.
Sedangkan menurut UU No 3 Tahun 2004, bank sentral merupakan lembaga negera yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur, dan mengawasi perbankan dalam menjalankan fungsinya sebagai lender of the last resort.
Sejarah Bank Sentral
Dalam suatu negara keberadaan bank sentral merupakan suatu hal yang penting. Sebab, bank sentral memiliki peranan dalam menjaga kestabilan mata uang negara. Maka dari itu, di suatu negara pasti ada yang namanya bank sentral termasuk di Indonesia. Menurut catatan sejarah, Bank Indonesia bukanlah satu-satunya bank yang pernah menjadi bank sentral.
Ada dua bank lain yang pernah menjadi bank sentral di Indonesia yakni De Jacasche Bank dan Bank Nasional Indonesia atau BNI. Setelah kemerdekaan De Javasche Bank digantikan dengan Bank Nasional Indonesia 46. BNI 46 saat itu menggantikan peranan De Javasche Bank dalam menjaga kestabilan mata uang. Penetapan BNI 46 diatur dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 2 Tahun 1945 yang diterbitan pada tanggal 5 Juli.
Dalam perkembangannya, BNI 46 berhasil mencetak mata uang pertama yang dicetak oleh Indonesia. Mata uang tersebut adalah Oeang Republik Indonesia atau yang kerap dikenal dengan ORI. Proses pencetakan ini dimulai dari tanggal 30 Oktober 1946. Kemunculan ORI menggantikan mata uang yang sebelumnya beredar yakni mata uang yang diterbitkan Jepang atau De Javasche Bank. Saat itu, ORI dicetak dengan menggunakan kertas dan langsung ditandatangani oleh menteri keuangan.
De Javasche Bank merupakan bank sentral pertama yang dibangun pada tahun 1929. Bank ini ada pada masa pemerintahan Raja William I. Lokasi bank tersebut berada di Jakarta. De Javasche Bank terus mengalami perkembangan dengan melakukan ekspansi dengan cara membangun kantor cabang. Hal ini terbukti dejgan berdirinya sejumlah kantir cavang di Surabaya, Semarang, Kalimantan, Sumatra bahkan hingga New York.
Sayangnya, BNI 46 harus digantikan karena memiliki jumlah aset yang terbatas. Sehingga, penyebaran ORI tidak bisa dilakukan secara optimal dan menyeluruh ke penjuru daerah. Maka dari itu, pada tahun 1949 peran bank sentral dikembalikan lagi ke De Javasche Bank. Dua tahun kemudian, pemerintah Indonesia berhasil mendapatkan izin untuk menasionalkan De Javasche Bank. Kemudian, pada awal bulan juli tahun 1953, pemerintah Indonesia berhasil membangun Bank Indonesia dan menjadikannya sebagai bank sentral hingga detik ini.
Bank Indonesia sempat memiliki peran sebagai bank komersial namun pada gahun 1968 dikeluarkanlah Undang-Undang yang memfokuskan peran BI menjadi agen pembangunan dalam rangka meningjatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Pada tahun 1991, BI kembali mendapatkan peranan sebagai bank sentral untuk memelihara stabilitas nilai rupiah melalui terbitan UU No 23 Tahun 1999. Pada tahun 2004, peran BI bertambah untuk memperkuat pemerihan Indonesia. Peran BI sebagai bank sentral masih bertahan hingga saat ini.
Ciri-Ciri Bank Sentral
- Lembaga ini merupakan lembaga non komersial
- Lembaga ini dikelola oleh pemerintah
- Memiliki wewenang untuk mengeluarkan uang kertas dan logam
- Dalam dunia perbankan, bank sentral berfungsi sebagai pengawas dan pembina bank
Tujuan Bank Sentral
Tujuan adanya bank sentral tak lain dan bukan adalah untuk menjaga kestabilan nilai mata uang negara yakni rupiah dan juga untuk mencegah adanya inflasi yang tinggi di negara ini.
Fungsi Bank Sentral
Selain memiliki tujuan, bank sentral juga memiliki fungsi yang di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Menjaga Sistem Pembayaran
Dalam perjalanannya, sistem pembayaran bisa saja mengalami kejadian tak terduga dan menimbulkan sejumlah risiko. Untuk itu, bank sentral memiliki fungsi mencegah hal itu tidak terjadi.
Sebab, bank sentral harus memastikan sistem pembayaran berjalan dengan aman, efisien, mudah diakses dan memberikan perlindungan bagi penggunanya. Untuk itu, bank sentral harus mengatur mekanisme sistem pembayaran pada lembaga keuangan seperti penggunaan medianya dan orang yang terlibat di dalamnya.
2. Melakukan Pengawasan dan Pemantauan
Bank sentral memiliki tanggung jawab untuk melindungi stabilitas keuangan dari bwebagai ancaman. Maka dari itu, bank sentral harus mengetahui dan memantau informasi yang dinilai dalam membahayakan stabilitas keuangan. Bank sentral juga lerlu mendeteksi berbagai potensi yang tidak baik bagi sistem keuangan.
3. Tempat Menyimpan Kas Negara
Bank sentral dijadikan sebagai tempat menyimpan kas negara. Dalam praktiknya, bank sentral perlu melakukan kerja sama dengan Kementrian Keuangan. Baik itu mengenai laporan, penyimpanan dana, sampai pengambilan pinjaman dari luar negeri
4. Memberi Bantuan Kepada Bank yang sedang Krisis
Dalam dunia perbankan, tidak heran jika suatu bank mengalami krisis. Saat mengalami krisis, bank sentral menjadi lembaga yang harus menolong bank tersebut. Sebab, bank sentral mempunyai fungsi sebagai lender of the last resort.
Bank sentral bisa membantunya dengan memberikan suntikan dana berupa pinjaman sehingga bank tersebut kembali bangkit.
Tugas Bank Sentral
Bank sentral memiliki sejumlah tugas dan wewenang dalam menjalankan fungsinya. Adapun tugas bank sentral adalah sebagai berikut.
1. Menetapkan dan Menjalankan Kebijakan Moneter
Penetapan kebijakan moneter dalam uoaya mengendalikan jumlah mata uang yang beredar di masyarakat. Sehingga, seluruh barang dan jasa bisa diatur dan dikendalikan. Kebijakan moneter bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Maka dari itu, dalam hal ini, bank sentral perlu bekerja sama dengan berbagai pihak sehingga kebijakan moneter, fiskal dan kebijakan lain tidak bertabrakan.
2. Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
Seperti yang dijelaskan bahwa bank ini berfungsi untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Oleh karena itu, bank sentral memiliki tugas untuk menerbitkan aturan, standar prosedur yang dapat mewujudkan fungsi tersebut.
3. Mengawasi Perbankan
Dalam menjalankan fungsi pengawasan, Bank sentral harus melakukan kebijakan makroprudensial. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang memberikan batasan risiko dan biaya krisis pada setiap bank sehingga keseimbangan sistem keuangan bisa terjaga.
Wewenang Bank Sentral
1. Wewenang membuat kebijakan
Untuk menjalankan tugasnya terkait kebijakan moneter, maka Bank sentral memiliki wewenang dalam membuat kebijakan moneter. Di antara kebijakan itu adalah menentukan tingkat diskonto, jumlah minimum cadangan bank umum, kebijakan pembiayaan, menentukan tingkat inflasi setiap tahunnya.
Selain itu, bank sentral memiliki wewenang dalam mengendalikan moneter tanpa adanya batasan pasa kegiatan pasar terbuka di pasar uang.
2. Wewenang Mengatur Sistem Pembayaran
Wewenang utama bank sentral atau dalam hal ini BI, salah satunya menetapkan penggunaan alat pembayaran, pemberian izin terhadal penyelenggaraan sistem pembayaran dan tenrunya mengawasi penyelenggaraan sistem tersebut.
3. Wewenang Mengatur dan Mengawasi Perbankan
Dalam menjalankan tugasnya untuk pengawasan perbankan, BI memiliki 4 wewenang. Wewenang tersebut yakni penetapan kebijakan perbankan, pemberian sanksi, pemberian dan pencabutan izin, dan mengawasi kegiatan dalam dunia perbankan.
Dasar Hukum Bank Sentral
Bank sentral diatur dalam Undang-Undang No 13 tahun 1968. Undang-undang ini dibuat dengan tujuan untuk pengamanan keuangan negara serta pengawasan dan penyehatan perbankan.
Contoh Bank Sentral
Setiap negara tentunya memiliki bank sentral masing-masing. Untuk Indonesia sendiri yakni Bank Indonesia. Bank Indonesia memiliki peranan sebagai bank sentral. Meskipun dalam kenyataannya, bank Indonesia bukan satu-satunya bank yang pernah menjadi bank sentral.
Sedangkan bank sentral negara lain memiliki penamaan yang berbeda seperti Malaysia dengan Bank Negara Malaysia, Jelang dengan Bank of Japan, Amerika dengan Federal Reseve Bank, dan lain sebagainya.
Kelebihan dan Kekurangan Bank Sentral
Dalam pelaksanaannya bank sentral memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Adapun kelebihan itu adalah bank sentral dapat mendorong kelancaran pembangunan, produksi dan memperluas lapangan pekerjaan.
Sedangkan kekurangannya adalah saat terjadi inflasi, bank sentral akan menaikkan suku bunga. Hal ini memberikan dampak yang kurang baik bagi pertumbuhan ekonomi.
Kesimpulan
Bank sentral merupakan lembaga keuangan yang bertugas untuk menjaga kestabilan mata uang dan mengatur sistem keuangan negara. Adapun bank sentral yang dimaksud di Indonesia adalah bank Indonesia. Namun, dalam catatan sejarah, bank Indonesia bukanlah satu-satunya bank yang pernah berperan menjadi bank sentral.
Sebelumnya ada De Javasche Bank dan Bank Nasional Indonesia. Meskipun begitu, bank Indonesia lah yang bertahan mendapatkan peran sebagai bank sentral di Indonesia hingga saat ini. Di Indonesia, dasar hukum mengenai bank sentral diatur dalam UU No 13 tahun 1968 mengenai bank sentral.
Bank sentral memiliki sejumlah fungsi diantaranya sebagai lending the last resort atau penjamin terakhir saat perbankan mengalami masa krisis. Dalam praktiknya bank memiliki sejumlah tugas dan wewenang yakni mengatur kelancaran sistem pembayaran, mengawasi perbankan dan menetapkan kebijakan moneter.
Itulah penjelasan mengenai bank sentral. Mulai dari pengertian, ciri-ciri, fungsi, tugas dan wewenang sampai kelebihan dan keuntungan. Jangan sampai salah lagi membedakan bank sentral dengan bank lain.