Naiknya harga daging sapi disebabkan tidak lain bukan hanya dari ketidaktersediaan pasokan sapi lokal. Australia sebagai negara penyuplai sapi impor mengalami banjir bandang pada tahun 2020 jadi penyebab utama dari tertekannya jumlah ternak. Data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementrian Perdagangan (SP2KP KEMENDAG) menunjukan harga daging sapi paha belakang harga dikisaran Rp 124.000,00 per kilo gram, meskipun dibeberapa daerah harga daging sudah di atas Rp 124.000,00.
Hal ini, menyebabkan dampak pada pedagang daging untuk mogok berjualan karena kenaikan harga daging sapi melonjak secara signifikan. Kenaikan ini jika dihitung sampai akhir 2020 sampai saat ini bisa mencapai Rp 12.000,00 sampai Rp 13.000,00 yang sikarenakan faktor ketidaktersediaan stok sapi siap potong dari pasar tradisional.
Kenaikan harga berlanjut menjelang perayaan hari besar Raya Idul Fitri dimana permintaan atas barang mengalami kelonjakan drastis, bahkan harga untuk daging sapi sendiri sudah mengalami kenaikan sehari sebelum puasa yang mana biasanya daging sapi baru mengalami kenaikan sepekan menjelang perayaan idul fitri.
Pemerintah menyiapkan rencana importir dari negara Meksiko dan Brazil sebagai pasar sapi terkait pemecahan masalah dan sedang menyiapkan perizinan dari negara masing-masing.
Permasalahan kenaikan harga daging sapi mulai stabil dari periode 1 Juli hingga awal Agutus 2021 kemarin di lihat dari data Sistem Pemantauan Pasar daan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementrian Perdagangan.