Tenaga kerja dalam masyarakat merupakan faktor yang potensial untuk pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kebutuhan tenaga kerja oleh produsen di satu pihak, dan di lain pihak adanya persediaan tenaga kerja dalam masyarakat maka dapat mengakibatkan timbulnya pasar kerja, yang merupakan tempat di mana permintaan dan penawaran tenaga kerja bertemu. Apabila terjadi ketidakseimbangan di mana permintaan lebih tinggi dibanding dengan penawaran, maka akan terjadi apa yang dinamakan pengangguran.
Pengangguran secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu pengangguran volunter dan pengangguran involunter. Pengangguran involunter adalah keadaan dimana calon pekerja bersedia untuk kerja dengan upah standar atau bahkan dibawahnya namun terkendala oleh faktor diluar kendali mereka. Arti lain pengangguran involunter adalah mereka yang ingin bekerja namun permintaan tenaga kerja belum tersedia. Pengangguran jenis ini biasa disebut pengangguran terpaksa.
Jenis jenis pengangguran involunter adalah sebagai berikut :
- Pengangguran musiman
Pengangguran musiman terjadi pada waktu tertentu dalam setahun saat permintaan akan tenaga kerja menurun. Misalnya, pekerja resor ski akan jauh menurun saat musim panas dimana tidak terdapat salju. Begitu pula pada para pekerja di daerah tujuan wisata, selain saat musim liburan, permintaan tenaga kerja pasti akan menurun. Pekerjaan seperti tour guide akan sangat berpengaruh dengan musim liburan, karena saat musim liburan turis lebih banyak berkunjung yang mengakibatkan bertambahnya permintaan tenaga kerja.
- Pengangguran struktural
Pengangguran struktural disebabkan karena adanya perubahan struktur ekonomi dari suatu negara. Contohnya, struktur ekonomi suatu negara yang awalnya agraris kemudian mengalami perubahan menjadi struktur ekonomi industri yang mengakibatkan tenaga kerja yang semula bekerja di sektor agraris, tidak bisa bekerja di sektor industri. Begitu pula dengan adanya kemajuan teknologi, dengan semakin signifikan kemajuan teknologi suatu negara, maka cenderung akan mengembangkan tenaga kerja seperti robot, sehingga para pekerja lama tentunya akan kalah saing dan kehilangan pekerjaan mereka.
- Pengangguran konjungtural atau pengangguran siklis
Pengangguran konjungtural atau pengangguran siklis terjadi karena adanya fluktuasi aktivitas ekonomi suatu negara. Pengangguran konjungtur adalah jenis pengangguran yang terkait dengan tren konjungtur dalam industri atau siklus bisnis. Jika ekonomi berjalan baik, tingkat pengangguran konjungtur akan berada pada titik terendah, dan akan menjadi yang tertinggi jika pertumbuhan ekonomi mulai goyah. Pengangguran konjungtural adalah pengangguran yang terjadi karena adanya perubahan dalam kehidupan perekonomian. Perekonomian memang tidak stabil, ketika sedang masa-masa kemajuan, perusahaan akan mempekerjakan banyak orang untuk meningkatkan produksi. Akan tetapi, ketika terjadi masa resesi atau kemunduran, maka perusahaan terpaksa mengurangi jumlah pekerja untuk mengatasi kerugian yang lebih banyak.
Jika perusahaan dalam keadaan merugi, sebagian tenaga kerja yang dipekerjakan tidak mendapatkan upah sehingga perusahaan akan mengambil kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sebagian pekerja dan buruh perusahaan. Mereka yang di-PHK akan menganggur, penganggur demikianlah yang disebut pengangguran konjungtural. Nasib pengangguran konjungtural sangat dipengaruhi oleh ketidakstabilan ekonomi dan daya beli masyarakat. Pengangguran konjungtural memiliki potensi dan kemampuan untuk bekerja, namun karena desakan kuat dari perekonomian, maka pengangguran konjungtural terpaksa kehilangan pekerjaannya.
- Pengangguran terbuka
Pengangguran terbuka yaitu mereka yang benar-benar menganggur atau tidak memiliki pekerjaan. Pengangguran terbuka adalah situasi dimana orang sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan. Pengangguran terbuka bisa disebabkan karena lapangan kerja yang tidak tersedia, ketidakcocokan antara kesempatan kerja dan latar belakang pendidikan dan tidak mau bekerja. Misalnya saja setiap tahun jumlah lulusan S1 jurusan teknik kimia akan semakin bertambah banyak, tetapi lowongan pekerjaan yang mengkhususkan untuk lulusan dari jurusan tersebut belum tentu setiap tahun akan semakin bertambah, bisa jadi malah sama sekali tidak ada lowongan pekerjaan untuk jurusan tersebut. Para lulusan yang tidak bisa mendapat pekerjaan karena minimnya lowongan pekerjaan yang tersedia inilah yang disebut pengangguran terbuka.
- Pengangguran terselubung
Pengangguran terselubung adalah pengangguran yang tidak sepenuhnya menganggur, mereka bekerja namun dibawah standar jam kerja. Pengangguran terselubung terjadi karena tenaga kerja tidak berkerja secara optimal. Kondisi ini diakibatkan adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan bakat dan kemampuannya. Dampak ketidakcocokan akan berpengaruh pada produktifitas kerja dan pengasilan yang rendah alias di bawah rata-rata.
Contohnya adalah apabila lulusan S1 hukum bekerja di bank sebagai customer service maka tidak akan sesuai dengan bakat dan kemampuan bidang hukum yang dimilikinya sehingga mengakibatkan tidak optimalnya pekerjaan yang dilakukan. Pengangguran terselubung juga dapat terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja yang dipakai untk mengerjakan suatu pekerjaan melebihi batas optimalnya. Misalnya, pada sebuah rumah makan, pelayan yang dipekerjakan sebanyak 5 orang, tetapi kenyataannya rumah makan tersebut sepi pelanggan sehingga mempekerjakan 2 orang pelayan pun sudah cukup, maka 3 pelayan lainnya inilah yang disebut pengangguran terselubung.