Pengangguran struktural merupakan salah satu dari jenis jenis pengangguran. Pengangguran struktural adalah keadaan dimana lapangan pekerjaan tersedia, calon pekerja pun siap untuk bekerja, namun mereka tidak memiliki kemampuan memadai yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan tersebut. Dengan kata lain pengangguran struktural adalah adanya ketidakcocokan antara kemampuan yang dimiliki calon pekerja dengan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan.
Pengangguran struktural terjadi ketika perubahan mendasar dalam ekonomi menyebabkan beberapa kelompok pencari kerja sulit untuk medapatkan pekerjaan. Pengangguran struktural paling sulit diatasi dibandingkan jenis pengangguran lainnya.
Penyebab pengangguran struktural dlihat dari sudut pandang per individu adalah:
- Ketidakmampuan untuk mengambil keputusan apakah akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau mendapatkan pelatihan kerja.
- Pemilihan jurusan saat menempuh pendidikan yang tidak mampu menghasilkan kemampuan yang diperlukan saat mencari kerja.
- Calon pekerja tinggal jauh dari daerah dimana ada lowongan pekerjaan tersedia dan calon pekerja tidak bersedia untuk pindah. Hal ini bisa terjadi karena para calon pekerja mengalami kesulitan dalam membeli atau membayar sewa rumah yang nantinya akan mereka tinggali setelah mereka meninggalkan daerah asalnya.
- Calon pekerja tidak bersedia untuk melakukan pekerjaan karena rendahnya upah yang diterima.
- Kurangnya kemampuan yang diperlukan sebagai syarat untuk memperoleh pekerjaan.
Penyebab terjadinya pengangguran struktural dari sudut pandang yang lebih umum antara lain adalah :
- Adanya kemajuan teknologi yang menyebabkan berubahnya pola permintaan untuk tenaga pekerja. Biasanya terjadi pada industri manufaktur, peran pekerja yang tidak memiliki kemampuan telah tergantikan oleh robot. Jika para pekerja ini ingin mempertahankan posisi mereka dalam industri, mereka harus siap untuk mendapatkan peatihan atau training dalam pengoperasian komputer yang nantinya kemampuan ini digunakan untuk mengatur robot dalam melakukan pekerjaan yang dulunya mereka kerjakan. Begitu pula dalam industry surat kabar berbasi kertas, seiring munculnya teknologi surat kabar berbasis web, maka surat kabar berbasis kertas semakin ditinggalkan para pembacanya sehingga jurnalis, pencetak surat kabar kertas, bahkan kurir pengantar surat kabar tersebut mulai kehilangan pekerjaannya. Untuk dapat kembali bersaing di dunia kerja, para pekerja ini harus mendapat pelatihan kemampuan baru.
- Semakin banyaknya kompetisi dalam mencari pekerjaan. Proses globalisasi turut ambil andil dalam meningkatnya kompetisi pencari kerja di seluruh dunia. Sebagai contoh, umumnya negara berkembang menawarkan pekerja dengan upah yang rendah, sehingga banyak perusahaan manufaktur dari negara maju memindahkan pabriknya ke negara berkembang. Sebagai akibatnya, pekerja yang sebelumnya bekerja di pabrik tersebut akan kehilangan pekerjaannya dan menjadi pengangguran.
- Meningkatnya produktivitas yang menyebabkan berkurangnya jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan.
- Adanya penemuan sumber daya baru mengakibatkan sumber daya lama serta industri-industri yang berhubungan mulai ditinggalkan.
- Adanya perubahan permintaan konsumen, selera konsumen akan semakin berubah seiring waktu yang menyebabkan konsumen berhenti membeli produk lama.
- Kurangnya kemampuan dari calor pekerja, yaitu kemampuan yang dimilikii calon pekerja dengan kemampuan yang dibutuhkan di dunia kerja mengalami ketidakcocokan.
- Adanya diskriminasi, contoh yang paling umum di dunia kerja adalah diskriminasi umur, walaupun sebagian besar perusahaan tidak mengakui adanya diskriminasi didalam proses perekrutan mereka, pekerja yang sudah berumur lebih susah untuk mendapat pekerjaan baru.
Pengangguran struktural besifat jangka panjang bahkan terkadang dianggap permanen karena sangat sulit bagi setiap calon pekerja untuk mempelajari kemampuan baru and pindah ke daerah yang banyak tersedia lowongan pekerjaan.
Berikut adalah beberapa cara mengatasi bertambahnya angka pengangguran structural :
- Pengadaan training atau pelatihan
Training atau pelatihan yang diadakan haruslah terfokus pada kemampuan atau kualitas calon pekerja yang nantinya dapat digunakan untuk mendapatkan pekerjaan.
- Adanya bantuan akomodasi
Pemerintah dapat menawarkan untuk membantu atau mensubsidi akomodasi dari para calon pekerja yang bersedia untuk meninggalkan daerah asalnya untuk mencari pekerjaan di daerah yang banyak lowongan pekerjaan
- Penawaran kepada para pemilik lowongan kerja
Pemerintah dapat menawarkan untuk memberi keuntungan kepada para pemilik lowongan kerja yang bersedia untuk membuka lowongan pekerjaan di daerah yang terpencil.
- Fleksibilitas pasar tenaga kerja
Dengan mengadakan lowongan kerja paruh waktu ataupun lowongan kerja yang bersifat kontrak yang membantu para calon pekerja untuk mendapatkan pengalaman baru dalam dunia kerja.
- Adanya upah minimum
Pemerintah dapat menetapkan besarnya upah minimum yang harus diterima pekerja. Hal ini dapat mengatasi calon pekerja yang awalnya tidak mau bekerja karena rendahnya upah yang diterima.
- Adanya efisiensi upah
Efisiensi upah merujuk pada upah yang dibayarkan oleh para pemilik perusahaan kepada para pekerjanya secara berlebih atau melebihi rata-rata upah pada perusahaan serupa, hal ini bertujuan untuk mendapatkan pekerja dengan kemampuan terbaik dan menawarkan upah tambahan agar pekerja termotivasi untuk bekerja lebih baik lagi.