Setiap individu memiliki kebutuhan dari yang terkecil hingga terbesar. Tingkatan kebutuhan manusia bisa dijabarkan ke dalam piramida kebutuhan Maslow. Piramida tersebut menjadi gambaran bagaimana tingkat kebutuhan setiap individu. Tingkatan tersebut juga penting diketahui, karena akan terjadi pada setiap orang.
Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, individu melakukannya dari tingkat yang terkecil. Misalnya, seseorang haus, maka orang itu akan memenuhi kebutuhan dirinya untuk minum terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan lainnya. Adanya tingkatan kebutuhan itu disebut kebutuhan Maslow. Maslow menganggap bahwa kebutuhan yang paling rendah harus dipenuhi terlebih dahulu dari kebutuhan menengah sampai kebutuhan paling tinggi. Hierarki kebutuhan Maslow tergambar dari sebuah piramida yang berisi tingkatan kebutuhan. Ada enam tingkatan kebutuhan Maslow, yaitu kebutuhan fisiologi, rasa aman, rasa memiliki dan kasih sayang, penghargaan, serta aktualitas diri.
Dari tingkat kebutuhan tersebut, Maslow menggambarkan sebagai tingkatan atau tangga kebutuhan. Maslow berpendapat bahwa setelah manusia memenuhi kebutuhan paling bawah, manusia akan memenuhi kebutuhan di tingkat berikutnya. Apabila manusia memenuhi kebutuhan pada tingkat atas tetapi tingkat bawah belum terpenuhi, maka manusia akan kembali lagi pada kebutuhan sebelumnya. Menurut Maslow, adanya hierarki kebutuhan tersebut didorong oleh dua kekuatan, yaitu motivasi kekurangan dan motivasi perkembangan atau pertumbuhan. Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi ketegangan manusia akan kekurangan kebutuhan yang ada. Motivasi perkembangan atau kebutuhan didasarkan atas kapasitas manusia untuk tumbuh dan berkembang. Dua kapasitas tersebut merupakan kapasitas bawaan manusia, sehingga manusia tidak bisa lepas dari dua kapasitas itu.
Hierarki Kebutuhan Maslow
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa hierarki kebutuhan maslow memiliki 5 tingkatan, yakni:
- Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan paling dasar yang lebih berhubungan pada kebutuhan fisik, seperti kebutuhan makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur, dan oksigen. Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan yang memiliki potensi besar untuk menuju ke tingkat kebutuhan berikutnya. Misalnya, ketika manusia merasa lapar, maka akan mengabaikan atau menekan dulu kebutuhan lain. Manusia akan memuaskan rasa lapar tersebut dengan mencari makanan dan minuman. Untuk manusia yang sudah mapan, sebuah rasa lapar merupakan gaya hidup. Mereka sudah memiliki cukup makanan, tetapi yang mereka rasakan ialah citarasa dari makanan yang mereka inginkan. Berbeda dengan manusia yang belum mapan, ketika merasa lapar, mereka tidak mementingkan cita rasa, tekstur, bau, ataupun temperatur.
Kebutuhan Fisiologi berbeda dengan kebutuhan lain karena kebutuhan fisiologi memiliki dua hal. Pertama, kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi atau minimal dapat diatasi, seperti pada kebutuhan makan manusia. Setelah selesai makan mereka akan merasa kenyang dan kemungkinan bisa merasa mual ketika dihadapkan dengan makanan lagi. Kedua, kekhasan dari kebutuhan psikologis ini ialah kebiasaan yang diulang-ulang. Pada saat seseorang tersebut telah memenuhi rasa laparnya, selanjutnya rasa lapar tersebut akan muncul kembali dan terus berulang-ulang, mereka akan memenuhi kebutuhan tersebut. Pada kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi tidak terus menerus muncul.
Dalam manajer implikasi, kebutuhan psikologis bisa ditujukan kepada kebutuhan psikologi karyawan. Perusahaan harus memberikan gaji yang sesuai dengan kebutuhan karyawannya. Selain itu, perusahaan juga memberikan kebutuhan waktu makan dan istirahat yang cukup.
(baca juga: Contoh Prinsip Ekonomi Dalam Kehidupan Sehari-hari)
- Kebutuhan Akan Rasa Aman
Setelah kebutuhan fisiologis sudah terpenuhi, maka ada kebutuhan rasa aman, seperti rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari berbagai ancaman, teroris, penyakit, takut, cemas, atau bencana alam. Apabila kebutuan fisiologi perlu dipenuhi secara total, sedangkan kebutuhan akan rasa aman tidak bisa terpenuhi secara total. Manusia tidak bisa dapat terlindungi dari berbagai ancaman meteor, kebanjiran, atau ancaman dari orang lain.
Menurut Maslow, orang-orang yang tidak merasa aman mempunyai tingkal laku yang berbeda. Mereka akan bertingkah laku seperti orang yang memiliki ancaman besar. Orang yang merasa tidak aman otomatis akan mencari kestabilan dan akan berusaha keras menghindari hal-hal atau keadaan yang asing atau yang tidak diharapkan.
Dalam manajer implikasinya kebutuhan ini, manajer dapat memberikan jaminan keamanan kepada karyawan, seperti lingkungan yang aman, tempat yang higienis, atau jaminan pensiun, sehingga mereka merasa aman baik dalam lingkungan ataupun finansial.
- Kebutuhan Akan Rasa Memiliki dan Kasih Sayang
Setelah dua kebutuhan di atas terpenuhi, selanjutnya akan muncul kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki dan kasih sayang. Manusia akan mencari sahabat, pasangan, keturunan, dan kebutuhan untuk dekat dengan keluarga. Seseorang yang cintanya sudah relatif terpenuhi tidak akan merasa panik ketika menolak cinta dan ketika ada seseorang yang menolak dirinya, ia juga tidak merasa hancur. Maslow berpendapat bahwa kebutuhan cinta merupakan cinta yang memberi dan cinta yang menolak. Kita perlu memahami cinta, mengamalkannya, menciptakannya, dan mengajarkannya.
Dalam manajer implikasinya, kebutuhan ini berhubungan dengan kebutuhan sosial. Manajer perlu mendorong tim untuk mengatur kegiatan sosial. Dari kegiatan sosial tersebut akan menciptakan persahabatan dan keluarga. Dengan begitu kebutuhan akan kasih sayang dapat terpenuhi.
(baca juga: Tindakan Ekonomi Rasional)
- Kebutuhan Akan Penghargaan
Setelah tiga kebutuhan di atas terpenuhi, manusia akan mengejar kebutuhan akan penghargaan, seperti menghormati orang lain, status, ketenaran, reputasi, perhatian, dan sebagainya. Menurut Maslow, kebutuhan akan penghargaan juga terbagi atas dua tingkatan, yaitu tingkatan yang rendah dan tinggi. Tingkatan rendah yaitu kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan status, ketenaran, reputasi, perhatian, apresiasi, martabat, dan dominasi. Kebutuhan yang tinggi ialah kebutuhan harga diri seperti perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian, dan kebebasan. Maslow berpendapat, apabila kebutuhan harga diri sudah teratasi, maka manusia siap memenuhi kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi lagi.
Dalam manajer implikasinya, kebutuhan ini berhubungan erat dengan kebutuhan harga diri. Manajer harus memberi reward untuk karyawan yang mampu mencapai atau melebihi target mereka. Manajer juga bisa mempromosikan kepada karyawan untuk menempati kedudukan yang lebih tinggi. Hal ini akan membuat karyawan memiliki harga diri dan kebutuhan atas penghargaan terpenuhi.
- Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan tingkatan kebutuhan yang paling tinggi. Kebutuhan ini melibatkan keinginan yang terus-menerus untuk mencapai potensi. Menurut Maslow, kebutuhan ini ialah kebutuhan yang dimiliki manusia untuk melibatkan diri sendiri untuk menjadi apa yang sesuai keinginannya berdasarkan kemampuan diri. Manusia akan memenuhi hasratnya sesuai dengan kemamuan yang dimiliki pada dirinya.
Dalam manajer implikasinya, manajer dapat menantang karyawan dalam pekerjaannya, sehingga ketrampilan dan kreatifitas karyawan dapat meningkat dan terpakai sepenuhnya. Bukan hanya itu, peluang berkembang juga perlu diberikan agar karyawan dapat mengembangkan kariernya. Manajer bisa membuat tantangan tersebut sebagai dorongan kepada karyawan. Dengan begitu, tumbuh motivasi karyawan untuk memenuhi kebutuhan akan aktualisasi diri.
Baca juga :
Itulah lima kebutuhan Maslow yang akan terus ada selama manusia hidup. Lima kebutuhan tersebut berjenjang dari mulai yang mendesak hingga muncul dengan sendirinya. Ketika kebutuhan yang mendesak sudah dapat terpenuhi, maka dengan sendirinya kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi akan muncul. Dari implikasi pada setiap kebutuhan, bukan hanya dapat terjadi pada bidang manajer saja. Tingkatan kebutuhan Maslow juga dapat terjadi pada setiap individu.
Hierarki kebutuhan maslow bisa digambarkan menggunakan piramida untuk memudahkan tingkatan kebutuhan dari yang terkecil sampai terbesar. Tingkatan kebutuhan tersebut juga tidak bisa terlewati, setiap kebutuhan akan mencapai tingkatan secara teratur. Manusia tidak bisa memenuhi kebutuhan yang paling besar apabila kebutuhan yang terkecil belum terpenuhi. Misalnya, manusia tidak bisa mendapatkan kebutuhan rasa memiliki atau kasih sayang sebelum kebutuhan psikologisnya terpenuhi, begitu pun seterusnya. Di samping itu, kebutuhan psikologis merupakan kebutuhan yang paling dasar. Manusia harus mendapatkan kebutuhan psikologis untuk mencapai kebutuhan lain. Kebutuhan tersebut berasal dari fisik setiap individu, sehingga menjadi kunci utama untuk melangkah mencapai kebutuhan selanjutnya.