Mengatur keuangan dalam rumah tangga biasanya dilakukan oleh sang istri, namun tidak menutup kemungkinan bahwa ada kerjasama antara suami dan istri dalam mengatur dan mengelola keuangan. Berikut akan dijelaskan beberapa cara mengatur keuangan setelah menikah.
1. Mampu Mengelola Pendapatan
Pendapatan yang diterima haruslah dikelola dengan baik, karena uang dari pendapatan tersebut merupakan alat pemuas kebutuhan. Fungsi ekonomi dalam keluarga adalah memprioritaskan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan, bukan untuk memenuhi keinginan. Penuhi kebutuhan primer terlebih dahulu. Contoh kebutuhan primer yaitu sandang, pangan, dan papan.
Suami istri bisa membuat catatan, seperti anggaran rumah tangga per bulan yang dibagi untuk memenuhi pos-pos kebutuhan, tabungan, dan investasi yang tentunya sudah disesuaikan dengan pendapatan yang diperoleh dalam satu bulan. Jika sudah membuat catatan seperti itu, maka realisasikan dan coba evaluasi apakah catatan tersebut cukup efektif dalam mengelola pendapatan. Jika belum efektif, maka Anda bisa mendiskusikannya lagi dengan pasangan untuk menemukan solusi dalam mengelola pendapatan dengan baik.
2. Menyisihkan Pendapatan untuk Ditabung
Tidak sedikit pasangan pengantin baru memiliki tabungan yang menipis setelah digelarnya acara pernikahan. Hal yang harus dilakukan adalah kembali giat dalam menyisihkan uang per bulan. Jumlah uang yang disisihkan bisa tetap ataupun fluktuatif, disesuaikan dengan pendapatan dan pengeluaran dalam sebulan yang telah diperhitungkan. Paling tidak sisihkan minimal 10% dari pendapatan Anda untuk ditabung. Anda bisa langsung menyisihkan uang untuk ditabung pada awal-awal gajian, ataupun bisa menyisihkan uang pada saat setelah pemenuhan kebutuhan per bulan.
3. Menyisihkan Pendapatan untuk Investasi
Selain untuk tabungan, pendapatan disisihkan untuk investasi. Ingat, investasi adalah penanaman dana pada suatu objek yang nantinya akan menghasilkan keuntungan. Membeli kendaraan bukan termasuk investasi, karena kendaraan memiliki nilai penyusutan dan ketika dijual lagi harganya berada di bawah harga beli.
Tidak harus tanah atau rumah jika memang tidak memiliki cukup uang untuk membelinya. Mengingat harga tanah dan rumah cukup tinggi. Investasi bisa dimulai dari pembelian emas. Dalam hal investasi, lebih disarankan untuk membeli jenis emas batangan. Anda bisa membeli emas batangan di PT. Antam yang gerainya tersebar di wilayah Indonesia. Pecahan emas batangan terdiri dari 0,5 gram sampai 1.000 gram. Belilah emas secara tunai, karena dalam agama Islam mengharamkan pembelian emas secara kredit.
4. Memperhitungkan Biaya Rumah
Memiliki hunian sendiri setelah menikah adalah keinginan bagi banyak suami istri. Alasannya bisa karena tidak ingin merepotkan orang tua, ataupun memang ingin menjalani kehidupan rumah tangga tanpa campur tangan orang tua. Dalam hal memenuhi keinginan tersebut, sepasang suami istri harus memperhitungkan matang-matang biaya akan dihabiskan nantinya.
Jika sudah memiliki tanah, maka bisa digunakan sebagai lahan untuk membangun rumah. Biaya pembangunan bisa diambil dari tabungan sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari, bisa ditambah dengan hasil pendapatan per bulan yang disisihkan khusus untuk membangun rumah. Namun jika belum memiliki tanah ataupun tidak memiliki tabungan yang cukup, Anda bisa membeli rumah. Saat ini banyak program kredit rumah atau biasa disebut dengan KPR. Salah satu tips memilih KPR adalah menyesuaikan dengan kemampuan. Usahakan angsuran per bulan tidak lebih dari 25% pendapatan Anda.
5. Membuat Catatan Kebutuhan
Buatlah catatan atas kebutuhan selama satu bulan. Apa-apa saja yang harus dibeli misal untuk kebutuhan dapur, kebutuhan kamar mandi, kebutuhan transportasi dan kebutuhan penting lainnya. Dan juga apa-apa saja tagihan yang harus dibayar, seperti tagihan air, tv kabel, dan tagihan lainnya.
Usahakan untuk tidak menggunakan kartu kredit, karena dengan kartu kredit akan memudahkan seseorang untuk belanja, bahkan seperti belanja tas-tas branded yang termasuk contoh kebutuhan tersier, tanpa memperhitungkan berapa biaya yang dihabiskan. Hal ini akan menimbulkan sifat konsumtif. Jika belanja dengan uang tunai, Anda akan lebih memprioritaskan kebutuhan yang memang penting karena keterbatasan uang yang Anda bawa.
6. Menghemat Penggunaan Elektronik
Menghemat penggunaan elektronik juga mampu memangkas pengeluaran, sisa anggaran dalam pos tersebut bisa dialihkan untuk memenuhi kebutuhan lain, tabungan, atau investasi. Penghematan dapat dilakukan seperti pembelian alat elektronik yang berdaya listrik rendah, mematikan lampu dan tv ketika sedang tidak digunakan, dan lain sebagainya.
7. Menghemat Penggunaan Air
Menghemat penggunaan air juga mampu memangkas pengeluaran, sisa anggaran dalam pos tersebut bisa dialihkan untuk memenuhi kebutuhan lain, tabungan, atau investasi.Penghematan dapat dilakukan seperti menampung air hujan yang dapat digunakan untuk menyiram tanaman, mencuci kendaraan, atau bahkan mencuci baju. Buka sedikit keran air pada tempat cucian piring dan tampung pada wadah, sehingga ketika Anda mencuci piring Anda bisa menggunakan air tampungan tersebut.
Hal ini bisa dilakukan juga untuk keran air kamar mandi, ketika air di dalam bak sudah banyak, buka sedikit saja keran air karena lama kelamaan bak tersebut akan terisi penuh. Pembukaan keran air yang sedikit dapat memperlambat atau bahkan tidak memutar perhitungan yang ada di meteran air, sehingga pembayaran tagihan air nantinya akan menurun.