Terbentuknya suatu negara adalah bertujuan untuk memberikan kesejahteraan bagi rakyat atau masyarakatnya. Karena itu, pemerintah sebagai penyelenggara negara wajib menjaga dan mengembangkan ekonomi negaranya. Namun dalam perjalanannya, perekonomian suatu negara dapat bergerak naik atau bahkan menurun. Hal itu terjadi karena banyak faktor. Demi untuk menjaga kestabilan pekonomian, pemerintah melakukan berbagai cara di antaranya dengan menetapkan undang-undang atau kebijakan tertentu. Kebijakan yang dimaksud dapat berupa kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter. (Baca juga : Pengertian Pasar Bebas)
Kebijakan moneter adalah alat yang digunakan untuk mengatasi perekonomian yang terganggu. Karena itulah kebijakan moneter ini sangat penting keberadaanya bagi sebuah negara. Kebijakan moneter terbagi menjadi 2 jenis, yaitu kebijakan moneter kontraktif dan kebijakan moneter ekspansif. Kebijakan moneter kontraktif maupun ekspansif, keduanya digunakan pada kondisi yang berbeda. Lalu apa sebenarnya kebijakan moneter ekspansif itu? Penjelasannya akan kita telusuri perlahan berikut ini.
Pengertian
Sebelum membahas kebijakan moneter ekspansif, kita bahas sedikit mengenai kebijakan moneter itu sendiri yang merupakan dasar dari kebijakan moneter ekspansif.
Pada hakikatnya, kebijakan moneter merupakan kebijakan yang diambil dalam upaya untuk mencapai keseimbangan ekonomi. Keseimbangan ini meliputi keseimbangan internal dan keseimbangan eksternal. Keseimbangan internal berupa pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, dan pemerataan pembangunan. Sedangkan keseimbangan eksternal berupa keseimbangan neraca pembayaran utang-utang luar negeri. Dua keseimbangan tersebut tidak lain merupakan tujuan ekonomi makro, yaitu menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur melalui luasnya kesempatan kerja, harga-harga kebutuhan yang stabil, dan neraca pembayaran internasional (utang luar negeri) yang seimbang. Guna menggapai tujuan tersebut, bank sentral atau otoritas moneter (yakni Bank Indonesia) berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan barang dengan persediaan uang agar inflasi maupun deflasi dapat dikendalikan, terbukanya banyak kesempatan kerja, dan kelancaran distribusi barang bagi masyarakat. (Baca juga : Jenis jenis Badan Usaha)
Jadi, kebijakan moneter adalah kebijakan yang mengatur persediaan uang sebuah negara guna tujuan tertentu. Tujuannya tidak lain adalah menjaga stabilitas ekonomi, seperti mencegah inflasi, menyejahterakan para karyawan, dan seperti yang tersebut di atas.
Kebijakan moneter terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
- Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary Contractive Policy). Istilah lain dari kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan uang ketat (tight money policy). Kebijakan moneter kontraktif ialah kebijakan moneter yang diambil oleh pemerintah guna mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat terjadi inflasi.
- Kebijakan Moneter Ekspansif (Monetary Expansive Policy). Kebijakan Moneter Ekspansif disebut juga dengan kebijakan moneter longgar (easy monetary policy). Kebijakan moneter ekspansif adalah kebijakan moneter yang diambil oleh pemerintah guna meningkatkan jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilaksanakan pada saat terjadi deflasi. (Baca juga : Bentuk Kepemilikan Bisnis)
Kebijakan Moneter Ekspansif
Kebijakan moneter ekspansif adalah kebijakan moneter yang diambil oleh pemerintah guna menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Tujuannya adalah untuk menanggulangi kelesuan ekonomi yang sedang terjadi. Karena itu kebijakan moneter ekspansif ini dilaksanakan pada saat terjadi depresi ekonomi atau deflasi (kenaikan nilai mata uang).
Kebijakan moneter ekspansif diterapkan oleh pemerintah ketika perekonomian sedang mengalami kelesuan atau depresi atau deflasi (kenaikan nilai mata uang). Kelesuan ini ditandai dengan terjadinya peningkatan angka pengangguran, peningkatan permintaan masyarakat akan suatu barang (daya beli masyarakat), dan sebagainya. Ketika terjadi kondisi demikian, maka pemerintah harus segera menyeimbangkan dengan mengambil kebijakan ini. Agar tingkat pertumbuhan ekonomi tidak semakin lesu dan menurun. (Baca juga : Tujuan Ekonomi Kreatif)
Aplikasi Kebijakan Moneter Ekspansif
Kebijakan moneter ekspansif dapat dilaksanakan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, antara lain :
- Kebijakan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Kebijakan operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan melakukan transaksi jual-beli surat berharga pemerintah (government securities). Berkaitan dengan kebijakan moneter ekspansif yaitu ingin menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Surat berharga pemerintah di antaranya SBPU (Surat Berharga Pasar Uang) dan SBI (Sertifikat Bank Indonesia).
- Kebijakan Diskonto (Discount Rate Policy)
Fasilitas diskonto adalah pengendalian jumlah uang yang beredar dengan menetapkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Terkadang bank umum mengalami kekurangan uang tunai sehingga harus meminjamnya pada bank sentral. Untuk menambah jumlah uang yang beredar, pemerintah akan menurunkan tingkat suku bunga bank sentral tersebut. (Baca juga : Ciri Ciri BUMN)
- Kebijakan Cadangan Kas (Cash Ratio Policy)
Rasio cadangan wajib adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan menetapkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada bank pemerintah. Untuk menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan menurunkan besarnya cadangan wajib tersebut. Istilah lain dari rasio cadangan wajib ini adalah politik cash ratio.
- Kebijakan Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan cara memberikan himbauan kepada para pelaku ekonomi. Himbauan moral terkait kebijakan moneter ekspansif seperti Bank sentral memberikan pengumuman-pengumuman, edaran, pidato yang ditujukan pada bank umum dan pelaku ekonomi lainnya. Isi pengumuman, edaran dan pidato bisa berupa ajakan untuk melepas pinjaman atau larangan untuk menahan pinjaman. (Baca juga : Peran BUMS)
Tujuan Kebijakan Moneter Ekspansif
Dengan berbagai cara yang diambil, maka tujuan dari kebijakan moneter ekspansif secara detail adalah sebagai berikut :
- Menjaga Stabilitas Ekonomi
Stabilitas ekonomi adalah suatu kondisi perekonomian yang stabil, terkendali, berjalan sesuai dengan harapan, dan berkesinambungan. Maksudnya di sini adalah arus uang yang beredar seimbang dengan arus barang dan jasa yang tersedia di masyarakat.
- Menjaga Stabilitas Harga
Interaksi jumlah uang yang beredar dengan jumlah barang dan jasa akan menghasilkan harga. Ada saatnya harga tersebut mengalami kenaikan atau penurunan dan terjadi tidak beraturan. Sehingga perubahan harga yang tajam dapat memengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Karena itu diperlukan kebijakan moneter ekspansif agar kenaikan harga barang dan jasa dapat ditekan. (Baca juga : Fungsi Ekonomi Pembangunan)
- Meningkatkan Kesempatan Kerja
Jika jumlah uang beredar seimbang dengan jumlah barang dan jasa, maka perekonomian akan stabil. Pada keadaan ekonomi stabil, pengusaha akan berani mengadakan investasi. Dengan adanya investasi akan menciptakan perluasan usaha dan menciptakan atau meningkatkan kesempatan kerja.
- Memperbaiki Posisi Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
Kebijakan moneter ekspansif dapat memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Jika perbankan memberikan suku bunga rendah, para pengusaha khususnya pengusaha ekspor dapat mengembangkan usaha dan meningkatkan jumlah ekspornya. Peningkatan jumlah ekspor tersebut akan memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
(Baca juga : Konsep Pendapatan Nasional)