Perkembangan bisnis jika dilihat mulai tahun 2004 hingga sekarang tampak jelas sekali telah mengalami banyak perubahan model dan konsep bisnisnya. Hadirnya teknologi yang terus berkembang telah membawa perubahan bisnis kearah yang lebih sederhana namun sangat inovatif. Hal inilah yang memicu banyak munculnya para pengusaha muda untuk memulai bisnis baru atau yang sering disebut dengan bisnis startup. Bisnis startup dapat diartikan sebagai bisnis yang masih baru namun memiliki potensi untuk terus berkembang pesat. Yang sering ditemui dari bisnis startup ini adalah secara umum model bisnis yang digunakan merupakan perpaduan antara teknologi internet atau smartphone dengan sebuah aplikasi mobile. Contohnya bisnis pembelian tiket dan pemesanan hotel yang memberikan kemudahan transaksi hanya dengan perantara sebuah handphone, tanpa perlu mendatangi langsung ke agen atau tempat tertentu.(baca juga : manfaat internet untuk ekonomi , Pengaruh Ekonomi Terhadap Pendidikan)
Perkembangan bisnis saat ini memang cukup menjanjikan, namun terdapat sebuah riset di tahun 2015 yang perlu dijadikan pertimbangan dan perhatian khusus tentang bisnis, yaitu yang menyatakan bahwa 90% bisnis rentan mengalami kegagalan, dimana secara umum dijelaskan bahwa 51% sebuah bisnis baru dinyatakan bangkrut di tahun kelima dan hanya 10% bisnis yang mampu bertahan hingga 10 tahun. Tentu akan menjadi pertanyaan menarik kenapa yang 90% mengalami kegagalan, dari riset tersebut dijelaskan jika penyebab terbesar kenapa bisnis mengalami kegagalan adalah karena tidak memiliki visi dan misi yang jelas, masalah pengelolaan keuangan, dan masalah produktivitas perusahaan. Dengan melihat faktor penyebab kegagalan tersebut dapat dipastikan bahwa banyak diantara perusahaan yang tidak menerapkan prinsip prinsip bisnis secara proporsional dan profesional, padahal faktor penyebab tersebut merupakan bagian dalam prinsip bisnis yang perlu dipenuhi dan dijalankan.(baca juga : penyebab kegagalan usaha , Cara Mendapatkan Modal Usaha)
Berikut prinsip prinsip bisnis yang perlu untuk dibentuk dan dilaksanakan demi berkembangnya kegiatan usaha, yaitu.
1. Prinsip Otonomi
Otonomi dapat diartikan sebuah kebebasan yang diberikan untuk seseorang atau pihak tertentu. Ditinjau dari prinsip bisnis, maka prinsip otonomi berarti sebuah perusahaan atau pelaku usaha memiliki kebebasan mutlak untuk menjalankan kegiatan usaha dan perekonomian sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya. Tidak ada suatu pihak tertentu atau lembaga lain yang berupaya menentukan batasan dan aturan khusus bagi pelaku usaha untuk menjalankan kegiatan usaha tertentu, selama kegiatan yang dilakukan legal atau tidak melanggar hukum, dan semua kewenangan itu ada dalam kendali tangan pelaku usaha.(baca juga : manfaat ekonomi kreatif , Ruang Lingkup Ekonomi Moneter)
Prinsip otonomi akan melahirkan visi dan misi perusahaan yang lebih terpusat dan terarah dalam kegiatan usaha. Adanya hal tersebut merupakan pedoman dalam menentukan segala kebijakan perusahaan dalam mengambil tindakan dan keputusan untuk mengatur arah dari kegiatan usaha agar lebih produktif dan efisien. Keuntungan dengan adanya prinsip otonomi dalam bisnis adalah perusahaan akan bekerja dengan orientasi yang lebih terarah dalam mewujudkan tujuannya yaitu memberikan keuntungan maksimal sehingga secara merata akan berdampak pada meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran pelaku usaha, sekaligus segala perangkat di dalam perusahaannya. Dengan menerapkan prinsip otonomi diharapkan antar pelaku usaha tidak saling merugikan dengan pihak lain dan mengetahui batasan-batasan dalam kegiatan usaha maupun persaingan.(baca juga : prinsip ekonomi syariah , Etika Bisnis Syariah)
2. Kejujuran
Atribut kejujuran pada seseorang melambangkan sebuah karakter dan sikap yang dimiliki oleh orang tersebut. Begitu pula makna kejujuran dalam prinsip bisnis, adanya hal tersebut menunjukkan sebuah karakter yang dapat meningkatkan value bagi perusahaan. Pada dasarnya karakter inilah yang membedakan antar perusahaan yang satu dengan yang lainnya dalam kaitannya dengan sukses tidaknya strategi branding terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan, yaitu dapat dilihat dari bagaimana antusiasme masyarakat dalam menerima produk perusahaan tersebut. Antusiasme masyarakat yang tinggi menunjukkan angka kepuasan yang tinggi pula dalam mengapresiasi manfaat produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, sehingga secara berkelanjutan akan membentuk rasa kepercayaan dalam masyarakat terhadap produk yang dihasilkan dan kemudian akan berdampak pada terbentuknya konsumen yang loyal.(baca juga : kebutuhan dasar manusia , Ciri Ciri Sistem Ekonomi Tradisional)
Dengan melihat pola kegiatan usaha yang berjalan seperti ini maka secara langsung tidak hanya akan berdampak pada stabilnya perolehan keuntungan, akan tetapi keuntungan bisnis secara terus menurus dapat meningkat dengan signifikan. Itulah salah satu manfaat prinsip kejujuran berbisnis dalam memberikan informasi tentang kualitas produk. Selain itu penerapan prinsip kejujuran dalam bisnis juga mencakup ruang lingkup yang berkaitan dengan kejujuran dalam memberikan harga yang sesuai dengan kualitas barang, kejujuran dalam menjalin kegiatan kemitraan yaitu dengan memenuhi segala perjanjian yang telah disepakati bersama, dan dalam tubuh perusahaan itu sendiri masing-masing perangkat bekerja dengan menerapkan iklim kejujuran dalam menggerakkan dan mewujudkan visi misi perusahaan.
(baca juga : pasar persaingan tidak sempurna , Struktur Pasar Persaingan Sempurna)
3. Keadilan
Prinsip keadilan dalam bisnis bertujuan agar segala sesuatu yang tertuang dalam visi dan misi perusahaan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Pada dasarnya setiap elemen dalam perusahaan memiliki peran masing-masing, dimana dari seluruh peran tersebut akan berdampak pada satu tujuan yang sama yaitu menyokong produktivitas kegiatan usaha. Prinsip keadilan dalam internal perusahaan berperan dalam pembagian porsi kewajiban atau tugas secara merata dari masing-masing elemen, misalnya karyawan harus menunjukkan kinerja terbaiknya dalam menjalankan setiap tugasnya dan pemilik usaha memberikan upah dan reward kepada karyawan secara adil dengan melihat performance dalam menyelesaikan tanggung jawab mereka.(baca juga : bentuk-bentuk pasar , Struktur Pasar Oligopoli )
Penerapan prinsip keadilan tidak hanya sebatas pada mekanisme internal perusahaan saja, akan tetapi secara menyeluruh juga harus meliputi berbagai kegiatan yang berkaitan dengan interaksi eksternal perusahaan seperti bentuk pelayanan kepada konsumen dan kerjasama dengan mitra kerja yang semuanya harus dijalankan dengan prinsip keadilan. Misalnya dalam memberikan pelayanan kepada konsumen tidak ada penentuan kriteria atau prioritas tertentu, semua konsumen diperlakukan sama dan adil tanpa membeda-bedakan, kemudian dalam kegiatan kemitraan antar pihak perusahaan dan pihak luar harus menjalankan kewajibannya masing-masing sesuai dengan kesepakatan bersama.(baca juga : manfaat kerjasama ekonomi antar negara , Sistem Keuangan Internasional Dari Masa Ke Masa)
4. Saling Menguntungkan
Dalam bisnis sangat wajar terjadi sebuah persaingan, terlebih untuk perusahaan yang memiliki kesamaan dalam segmentasi konsumennya. Berlomba-lomba dalam menghadirkan produk terbaik merupakan sebuah ajang yang tidak bisa dihindari oleh setiap produsen untuk menarik perhatian dan minat konsumen. Terlebih lagi dengan kondisi masyarakat yang sangat paham akan perkembangan teknologi seperti saat ini yang membuat mereka semakin cerdas dalam memilih produk, dan disinilah letak tantangan bagi para produsen untuk menghasilkan produk yang lebih inovatif dan up to date.(baca juga : kelebihan memilih pasar persaingan sempurna)
Melihat persaingan bisnis yang semakin kompetitif, akan sangat bijak sekali jika setiap pengusaha saling menerapkan etika dan prinsip bisnis untuk saling menguntungkan antar sesama. Langkah tepat untuk mewujudkan prinsip tersebut adalah dengan menciptakan iklim persaingan yang sehat dalam pasar. Cara pertama yang bisa ditempuh untuk menciptakan kondisi tersebut adalah dengan tidak menjatuhkan harga untuk barang yang sejenis, permainan harga selain berdampak pada semakin sedikitnya margin keuntungan yang diperoleh juga akan menambah beban produksi. Cara kedua yang bisa diterapkan yaitu tidak mencari dan mengungkit keburukan produk kompetitor melalui iklan atau media promosi lainnya. Contoh dari penerapan kedua cara tersebut merupakan win-win solution yang pada dasarnya masing-masing pengusaha akan tetap memperoleh keuntungan dari kegiatan pasar, meskipun berada dalam tengah-tengah persaingan yang ketat.(baca juga : Perbedaan Ekonomi Klasik dan Modern)
5. Integritas Moral
Dengan berpedoman pada prinsip integritas moral berarti secara fisik dan mental para pelaku usaha menyadari bahwa bisnis bukan hanya sekedar mengejar keuntungan semata, namun lebih dari itu yaitu bahwa bisnis merupakan media yang memberikan banyak manfaat untuk masyarakat. Cara berfikir yang benar dalam berbisnis adalah bagaimana produk yang dihasilkan diminati dan dijadikan pilihan utama oleh masyarakat. Masyarakat pada hakikatnya adalah elemen yang paling utama dibanding keuntungan bisnis itu sendiri, karena bagaimanapun nyawa bisnis adalah interaksi dengan konsumen yang berujung pada loyalnya konsumen dengan produk tersebut. (baca juga : teori perilaku konsumen , Peran Pemerintah Sebagai Pelaku Ekonomi)
Bekerja dengan membawa prinsip integritas moral akan mendorong setiap pelaku usaha untuk lebih memiliki daya saing sehat, secara terus menerus melakukan inovasi kreatif, dan yang paling penting dengan adanya prinsip ini adalah setiap pelaku senantiasa menjaga nama baik perusahaan baik dalam memberikan pelayanan maupun menghasilkan produk yang mampu memuaskan kebutuhan masyarakat. Karena bagaimanapun sebuah bisnis adalah investasi jangka panjang, sehingga dengan menghadirkan produk dan layanan terbaik saat ini merupakan langkah awal dalam mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan semakin bisnis mendapatkan kepercayaan lebih, maka akan memicu produktivitas yang lebih tinggi lagi untuk menghadirkan solusi-solusi yang lebih tepat dan memudahkan masyarakat luas.(baca juga : ekonomi syariah , Prinsip Ekonomi Syariah)
Hasil bisnis adalah sebuah layanan yang hadir untuk masyarakat, karena berupa layanan maka sangat penting sekali untuk mengenali jenis kebutuhan masyarakat dan tujuan yang ingin dipenuhi oleh masyarakat. Hasil bisnis adalah sebagai media untuk mempermudah dan memperpendek langkah untuk sampai pada kebutuhan dan tujuan tersebut. Penting sekali untuk apapun jenis produk yang berhasil diciptakan harus memenuhi kriteria kebutuhan masyarakat agar mudah diterima dan bahkan dinanti kehadirannya. Untuk mencapai kondisi tersebut dibutuhkan penerapan prinsip bisnis dalam menjalankan seluruh kegiatan usaha, agar segala upaya yang telah sesuai dengan prinsip tersebut memberikan hasil yang kaya akan manfaat bagi masyarakat.(baca juga : peran penting bank syariah , Dasar Hukum Bank Syariah)
Tujuan akhir dari penerapan prinsip bisnis adalah memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan tersebut merupakan wujud dari kepuasan dan apresiasi masyarakat terhadap kinerja dan inovasi-inovasi produk yang dihasilkan oleh sebuah bisnis. Ketika kepercayaan itu telah diberikan, disatu sisi akan menjadi tantang berkelanjutan bagi perusahaan untuk melahirkan produk-produk kreatif yang mampu memenuhi selera masyarakat yang terus berubah, dan disisi yang lain akan lebih memicu produktivitas seluruh elemen perusahaan untuk terus bekerja sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip bisnis secara konsekuen dan professional pada dasarnya membantu dan mengarahkan segala tindakan untuk mencapai kedua hal tersebut.
(baca juga : peran pasar dalam perekonomian , Perbedaan Ekonomi Terbuka dan Tertutup )