Bukan hanya ilmu Sains yang memiliki hukum atau acuan dalam memecahkan sebuah masalah yang ada. Seperti fisika yang memiliki hukum Archides, hukum kekekalan energi, dan yang lainnya. Begitu juga dalam ilmu ekonomi juga memiliki sebuah hukum dan acuan dalam mengamati sebuah fenomena yang ada di dalamnya, yakni hukum Gossen. Hukum Gossen ditemukan oleh Hermann Heinrich Gossen, dia merupakan ahli ekonomi yang selalu mengamati situasi perekonomian yang terjadi di sekitarnya.
Baca Juga:
Perlu anda ketahui bahwasannya Hukum Gossen terbagi menjadi dua yakni Hukum Gossen I dan Hukum Gossen II. Hukum Gossen yang pertama adalah bentuk generalisasi dari fakta berdasarkan pengalaman manusia, yakni pemuasan kebutuhan terhadap suatu barang dilakukan secara terus menerus maka hal tersebut akan mencapai titik kejenuhan yang akan mengakibatkan kepuasan manusia akan berkurang. Sedangkan untuk Hukum Gosssen yang kedua lebih cenderung melakukan pembahasan tentang hukum ekonomi murni, yakni sifat manusia yang akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. (Baca juga : kebutuhan dasar manusia, fungsi pajak dalam pembangunan)
Selanjutnya kita akan membahas lebih mendalam mengenai Hukum Gossen I dan Hukum Gossen II. Sebenarnya hukum Gossen I terlahir berdasarkan pola konsumsi individu dalam hal konsumsi satu jenis barang untuk mencapai tingkat kepuasan maksimum. Hukum Gossen I berbunyi “ Jika pemenuhan kebutuhan akan suatu barang dilakukan secara kontinyu atau terus-menerus maka tingkat kepuasan atau utilitas akan semakin tinggi, namun jika hal ini tidak dihentikan maka setiap tambahan dari konsumsi yang dilakukan akan menghasilkan kepuasan yang kecil atau utilitas akan berkurang.” (Baca juga : tindakan ekonomi rasional , Teori Biaya Produksi)
Untuk memperjelas hukum Gossen I, kami akan memberikan beberapa contoh mengenai hukum Gossen I, antara lain :
- Setelah seharian kerja Budi merasa lapar, maka yang dia lakukan adalah menuju ke kantin atau rumah makan untuk makan. Satu porsi nasi beserta lauk dan sayurnya memiliki tingkat kepuasan yang tinggi yakni 10 util bagi Budi karena memang dia lapr. Ternyata setelah habis satu porsi Budi masih merasa lapar kemudian dia memutuskan untuk tambah satu porsi lagi, namun nilai kepuasan yang diperoleh oleh Budi tidak sebanyak porsi yang pertama. Jika porsi pertama nilai kepuasannya sebesar 10 util, sedangkan porsi ke dua nilai kepuasannya hanya 6. Hal ini terjadi karena sebenarnya perut Budio sudah terisi oleh porsi pertama. Hal ini akan terus menurun ketika konsumsi terus dilanjutkan oleh Budi, bahkan bisa berubah menjadi negatif atau mual jika makannya dilanjutkan. (Baca juga : Fungsi Produksi dalam Perusahaan)
- Pada suatu ketika HP merk X menjadi booming dan digemari oleh semua orang, begitu juga yang dilakukan oleh Ari. Dimana ia membeli HP merk X tersebut. Setelah membelinya dia sangat puasa dan bahagia tingkat utilitasnya tinggi mencapi 20, kemudia ia menggunakannya selama sebulan tingkat kepuasannya stabil, tapi di bulan ke dua tingkat utilitas pemakaian HP itu menurun dan hingga pada bulan ke 5 Ari pun mulai bosan dan tertarik pada HP merk lain laagi. Inilah yang menunjukkan bahwasannya Hukum Gossen berlaku dalam masalah yang dialami Ari. (Baca juga : contoh prinsip ekonomi dalam kehidupan sehari-hari)
Tentunya semua hukum atau aturan tidak bisa sewaktu-waktu dan semua urusan bisa digunakan. Begitu pula pada Hukum Gossen I dan II.
Hukum Gossen I
Syarat berlakunya hukum Gossen I :
- Benda atau barang yang dikonsumsi sejenis atau hanya semacam saja
Ketika berbicara mengenai hukum Gossen I, hal ini bisa terjadi jika benda atau baranagnya satu jenis tidak dicampur-campur, karena setiap barang atau benda yang dikonsumsi memiliki tingkat utilitas yang berbeda pula. Jadi ketika ingin menerapkan Hukum Gossen kita harus terlebih dahulu menentukan barang atau benda mana yang akan kita konsumsi tentunya sesuai dengan kebutuhan kita. (Baca Juga: Fungsi Retribusi , Fungsi Ekonomi Pasar Modal)
- Pelaksananaan konsumsi atau pemenuhan berlangsung secara berkelanjutan tanpa jeda
Hukum Gossen akan muncul ketika seorang konsumen melakukan konsumsi secara terus menerus dan berkelanjutan tanpa jeda waktu. Karena ketikka ada sebuah jedah waktu mood atau kepuasaan kita akan kembali pada titik normal dan itu tidak akan mempengaruhi utilitas yang ada. Jadi ketika ada jedah waktu konsumsi tersebut tidak bisa memunculkan hukum Gossen I dan pastinya akan berjalan seperti biasanya. (Baca Juga: Teori Perilaku Konsumen dan Produsen , Struktur Pasar Persaingan Sempurna)
Hukum Gossen I juga Tidak Akan Berlaku dalam Beberapa Keadaan Yaitu:
- Benda atau barang yang dikonsumsi berbeda atau tidak sejenis
Benda berbeda tentunya akan menimbulkan sebuah kenikmatan serta kepuasan yang berbeda bisa saja benda satu hanya sekali konsumsi sudah mencapai puncak kepuasan ada juga benda yang butuh beberapa kali konsumsi untuk mencapai puncak kepuasan. Maka dari itulah benda campuran dalam sebuah konsumsi tidak akan memberlakukan hukum Gossen I. (baca juga: sumber pendapatan daerah , konsep pendapatan nasional)
- Ada selang waktu diantara konsumsi satu dan lainnya
Selang wajtu pada sebuah konsumsi akan mempengaruhi utilitas yang diperoleh oleh konsumen. Selang waktu akan membuat konsumen mengatur ukang mood dan kondisi konsumen itu sendiri. ketika ada jeda maka konsumsi akan menjadi baik dan tidak akan berubah menjadi negatif berbeda jika konsumsi dilakukan secara terus-menerus tanpa jedah maka hal inilah yang membuat hukum Gossen I tidak berlaku dalam sebuah konsumsi. (Baca Juga: Bentuk Kepemilikan Bisnis , Prinsip-Prinsip Bisnis)
- Tidak berlaku pada barang yang memabukkan atau psikotropika
Semua benda atau baranag yang dikonsumsi oleh konsumen memiliki peluang untuk memberlakukan hukum Gossen I di dalamnya kecuali untuk miras dan narkoba. Dua benda ini tidak akan membuat konsumen jenuh atau bosan ketika menggunakannya secara terus menerus, melainkan malah membuat konsumen semakin ketagihan dan ingin lagi dan alagi. Karena dua benda ini memiliki sifat dasar memberi kecanduan bagi konsumennya. (Baca Juga: Aspek Hukum Ekonomi Pembangunan , Fungsi Ilmu Ekonomi Regional dalam Perencanaan Pembangunan Wilayah)
Itu tadi pembahasan mengenai hukum Gossen I mulai dari pengertian, penjabaran, contoh serta berlakunya hukum tersebut. Kita tahu hukum Gossen terbagi dua kurang lengkap rasanya ketika kita hanya membahas hukum Gossen I saja, kita juga harus membahas hukum Gossen II karena pada dasarnya dua hukum ini selalu berdampingan dalam sebuah tindakan atau perilaku konsumen. Selanjutnya kita akan membahas mengenai Hukum Gossen II. Sifat dasar manusia yang tidak pernah merasa puas dan memiliki kebutuhan tak terbatas, mulai dari yang sangat penting hingga sekedar keinginan saja, mulai dari kebutuhan primer hinggaa kebutuhan tersier. Inilahj alasan utuma munculnya hukum Gossen II. Bunyi hukum Gossen I adalah “ Jika seorang konsumen melakukan konsumsi dan pemenuhan terhadap berbagai jenis barang dengan tingkat pendapatan dan harga barang tertentu, maka konsumen tersebut akan mampu mencapai tingkat optimisasi dari konsumsi yang dia lakukan yakni ketika rasio marginal utility dan harga berbanding lurus untuk semua barang yang dikonsumsinya.” (Baca juga : teori perilaku konsumen)
Berdasarkan hukum Gossen II kita bisa melihat bahwasannya manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya yang berbagai macam dan tanpa batas samapi pada tingkat intensitas yang sama. Misal kebutuhan manusia ada pakaian, sepatu, rumah, kendaraan dan lainnya. Tidak ungkin manusia akana mnegambil keputusan untuk menghabiskan semua uangnya untuk membeli sepatu atau kendaran, tapi mereka berfikir untuk membagi uangnya agar bisa dibelikan semua kebutuhan yang memang mereka butuhkan. Ada beberapa contoh mengenai hukum Gossen II ini, yakni : (Baca Juga: Dasar Hukum Pajak , Dasar Hukum Gadai)
Pada suatu ketika penghasilan Budi sebulannya hanya Rp 750.000, sedangkan dia harus memenuhi kebutuhan hidupnya selama satu bulan yang berjumlah Rp 1.000.000. tindakan atau cara yang ditempuh oleh Budi akan menjadi contoh dari Hukum Gossen II. Ketika terjadi seperti ini Budi menyegerakan untuk membuat sebuah skala prioritas dimana semua kebutuhannya di data dan ditentukan berdasarkan nilai kepuasannya mulai dari yang tinggi hingga ke rendah. Dengan adanya tabel atau skal tersebut maka Budi lebih mudah untuk mengoptimalkan dan mengatur pemasukannya yang cukupan untuk memnuhi kebutuhan hidupnya selama satu bulan. (Baca juga : perilaku konsumen yang sesuai dengan hukum Gossen)
Hukum Gossen II
Syarat berlakunya hukum gossen II :
- Kebutuhan yang dipenuhi berbagai macam
Kebutuhan yang berbagai macam inilah yang menyebabkan munculnya hukum Gossen II. Dengan adanya variasi kebutuhan manusia akan memkirkan cara dan langkah yang akan mereka perbuata untuk memnuhi semua kebutuhan tersebut. Selain itu jika banyak kebutuhan yang harus dipenuhi maka akan membuat amnusia selalu berfikir dan akan menumbuhkan kreatifitas di dalamnya. (baca juga : Penerimaan Negara Bukan Pajak)
- Konsumsi dan pemenuhan kebutuhan dilaksanakan secara kontinyu dan efektif
Titik kepuasan adalah tujuan dilaksnakannya sebuah konsumsi, apalagi mengingat bahwa kebutuhan manusia berbagai macam maka tentu butuh tindakan yang dilakukan secara terus menerus hingga mencapai titik kepuasan tertentu. Dalam situasi yang seperti inilah hukum Gossen II akan berlaku. (baca juga : tujuan kerjasama ekonomi antar negara, manfaat kerjasama ekonomi antar negara)
Hukum Gossen II tidak berlaku lagi ketika situasi berikut ini:
- Hanya sejenis barang yang dikonsumsi
Tidak mungki kebutuhan manusia hanya sejenis saja kecuali ketika lapr baru kebutuhannya satu yaitu makan, ketika haus kebutuhannya minum. Namun ketika berbicara mengenai kebutuhan manusia maka beranekaragam yang ada. Dalam hukum Gossen II yang dibahasa adalah kebutuhan secara menyeluruh jika hanya satu jenis kebutuhan akan masuk dalam pembahasan hukum Gossen I. (Baca Juga: Fungsi Lembaga Keuangan bukan Bank , Sumber Keuangan Perusahaan)
- Tidak untuk membahas narkotika dan minuman keras
Untuk permasalhan miras sudah tidak masuk lingkup hukum Gossen lagi. Karena pada dasarnya miras dan narkoba itu bukan sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi ketika seseorang sudah masuk pada pemakaian dua benda tersebut maka kebutuhan hidup sehari-hari yang lebih penting akan terganggu. (Baca juga: Keuntungan Investasi Saham Prinsip Kegiatan Usaha Perbankan)
- Tidak terdapat jarak waktu antara pemenuhan pertama dan kedua dengan orang yang berbeda-beda.
Selanjutnya kita akan mmbahas mengenai dua aspek penting yang ada dalam hukum Gossen ini yakni kegunaan total (total utility) dan kegunaan marginal (marginal utility). Kegunaan total merupakan sebuah total kepuasan yang diperoleh oleh individu atau seorang konsumen dari aktivitas konsumsi terhadap suatu produk baik itu barang maupun jasa dan dilaksanakan pada sauatu periode tertentu, misalkan dalam satu tahun atau satu bulan dan lain sebagainya. Dalam kegunaan total ini ada sebuah problematika yang akan dibahas yakni kegunaan total seorang konsumen akan meningkat seiring dengan pertambahan yang didapat dari konsumsinya, namun manfaatnya berbanding terbalik dengan kegunaanya yakni akan semakin berkurang. Hal ini berarti menunjukkan kejenuhan dan kebosanan dari seorang konsumen, disebabkan karena setiap pertambahan konsumsinya tambahan nilai guna marginalnya lebih kecil dibandingkan dengan unit sebelumnya. (Baca juga : pengertian motif ekonomi , Peran Pemerintah Sebagai Pelaku Ekonomi)
Kita tahu sendiri bahwasannya semua individu memiliki perbedaan masing-masing dimana ketika melakukan dan menilai sesuatu juga memiliki sudut pandang dan hasil yang berbeda. begitu pula dalam kegunaan total ini. Penilaian yang terjadi adalah subjektif, maksudnya penilaian dari tambahan nilai guna sesuai dengan apa yang masing-masing individu rasakan. Selain itu penilaian di sini juga bisa disebut relatif karena setiap individu memiliki sebuah kebebasan untuk memberikan penilaian astas suatu barang yang dikonsumsinya. Meskipun produk baik barang atau jasa yang dikonsumsi sama namun penilaian akan hal tersebut tentu akan ada perbedaan walaupun itu sedikit. Yang bisa dijadikan acuan yakni ketika suatu produk baik itu barang maupun jas memiliki nilai kepuasan yang tinggi dan memang benar-benar dibutuhkan maka individu harus membayarnya dengan harga yang setimpal dengan itu. (Baca juga : pendekatan kardinal – pendekatan ordinal)
Selanjutnya kita akan membahas aspek kedua yakni pendekatan marginal utility. Marginal utility atau kegunaan marginal adalah sebuah peningkatan kepuasaan yang dialami seseorang atau konsuumen yang disebabkan krena mengkonsumsi satu unit tambahan dari suatu produk baik itu barang maupun jasa. Nilai marginal utility yang dimiliki oleh sebuah produk baik itu barang maupun jasa cenderung menurun dan terus menurun seiring dengan tambahhan konsumsi yang dilakukan oleh konsumen. Hal ini berarti setiap tambahan konsumsi yang dilakukan oleh konsumen akan menyebabkan sebuah penurunan dari marginal utility dari setiap unit yang dikonsumsi yang terjadi secara bertahap.
Bisa dibilang bahwasannya ketertarikan seorang konsumen akan suatu produk baik itu barang dan jasa ditentukan oleh nilai marginal utility yang mereka miliki. Ketika suatu produk memiliki marginal utility yang tinggi maka seorang konsumen akan berupaya semaksimal mungkin untuik mendapatkannya. Untuk itulah tinggi rendahnya suatu produk ditentukan oleh marginal utility yang mereka miliki. Pada dasarnya marginal utility suatu produk akan turun seiring dengan kebosanan atau kejenuhan seorang konsumen terhadap barang tersebut. (baca juga : cara investasi emas untuk pemula , Keuntungan Investasi Properti)
Ternyata dalam hal ini Hukum Gossen berbicara sesuai dengan fitah atau sifat alamiah yang dimiliki oleh manusia. mulai dari hukum Gossen I yang berbicara tentang penurunan nilai kepuasan ketika terus menerus dilakukan tambahan dari konsumsinya, hal ini menjadi peringatan bagi manusia agar bisa mengontrol dirinya karena mereka memiliki sifat asli yang tak pernah puas. Begitu juga dengan hukum Gossen II yang berbicara tentang upaya manusia dalam memenuhi kebutuhannya yang beranekaragam, dimana manusia harus memikirkan langkah yang tepat untuk mengambil sebuah keputusan dimana mereka harus mendapatkan nilai kepuasan yang tinggi dengan gaji mereka yang seadanya. Untuk itulah hukum Gossen hadir menjadi salah satu acuan manusia dalam beraktivitas di dunia perekonomian.