Bank Syariah adalah bank yang dalam menjalankan praktek perbankannya mengikuti petunjuk dari hukum Islam atau syariah. Bank syariah sendiri dibentuk sebagai tanggapan atas adanya larangan dalam agama Islam untuk memberikan pinjaman maupun memungut pinjaman dengan pengenaan bunga. Praktek ini dikenal dengan riba. (Baca Juga: Kegiatan Usaha Bank Syariah , Investasi Syariah Terbaik)
Selain itu, agama Islam juga melarang praktek investasi pada jenis jenis usaha yang berkategori terlarang atau haram. Contohnya adalah produksi makanan dan minuman yang haram, usaha media, serta jenis hiburan yang haram.
Oleh karena bank konvensional tidak dapat memberikan jaminan akan absennya kedua unsur di atas dalam menjalankan usahanya, maka hadirlah bank syariah sebagai suatu solusi. Bank syariah sendiri sebagai lembaga komersial swasta baru mulai hadir pada akhir abad ke-20 untuk menawarkan system perbankan alternative yang lebih islami. (Baca Juga: Keuntungan Memiliki Kartu Kredit , Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Kapitalis)
Dewasa ini dengan peningkatan kebutuhan, maka penghasilan yang dibutuhkan menjadi semakin bertambah pula. Dengan demikian, maka banyak orang yang memutuskan untuk membuka berbagai usaha. Namun yang menjadi masalah untuk memulai sebuah usaha adalah lagi lagi masalah uang, dalam hal ini adalah permodalan. Oleh sebab itu, banyak orang yang memulai usaha dengan modal pinjaman yang diperoleh baik dari bank konvensional maupun bank syariah. (Baca Juga: dasar hukum asuransi syariah , investasi syariah terbaik)
Bila pada bank konvensional, system yang diterapkan pada saat meminjam uang adalah bunga atas pinjaman, maka pada bank syariah peminjam tidak akan dikenakan bunga atas pinjama, Kamu pasti bertanya Tanya, apakah meminjam 10 juta rupiah berarti jumlah yang dikembalikan adalah juga 10 juta rupiah? Lalu dari mana bank syariah mendapatkan keuntungan? (Baca juga : pengertian motif ekonomi)
Jawabannya adalah bank syariah menerapkan sistem transaksi finansial yang ditetapkan dalam Islam yang disebut akad. Ada beberapa jenis akad, di antaranya adalah: akad mudharabah dan musyarakah untuk sistem bagi hasil. Dalam transaksi jual beli ada beberapa akad yang mengaturnya sesuai dengan jenisnya masing masing yaitu akad Murahabah, akad Salam dan akad Istishna. Sementara itu, dalam transaksi sewa menyewa ada akad Ijarah. Dan pada akhirnya, untuk transaksi gadai menggadaikanterdapat akad Rahn dan akad Qadrul Hasan. (Baca juga : tujuan mempelajari ilmu ekonomi , Organisasi Perdagangan Dunia)
Kembali lagi kepada kebutuhan dan kepercayaan masing masing individu, peminjaman uang dari bank konvensional dan bank syariah memiliki kelebihan masing masing. Namun jika dilihat dari aspek pinjaman sebagai modal untuk memulai usaha, maka jelas pinjaman ang dilakukan kepada bank syariah lebih menguntungkan.
Jenis Sistem Akad Bank Syariah
Peminjam tidak harus melakukan pembayaran bunga setiap bulannya. Pengembalian pinjaman dilakukan dengan berdasarkan kepada ekonomi Islam melalui sistem bagi hasil. Di dalam sistem bagi hasil sendiri ada beberapa mekanisme, yaitu:
- Mudharabah
Merupakan perjanjian antara pemilik modal dengan pengusaha. Dalam mekanisme ini, seluruh keuntungan yang diperoleh akan dibagi sesuai dengan rasio yang telah disepakati sebelumnya. Bank syariah sendiri menanggung penuh resiko kerugian yang akan terjadi selain dari kerugian yang timbul sebagai akibat kelalaian, kesalahan pengelolaan dan penyimpangan dari peminjam seperti penyalahgunaan, kecurangan dan penyelewengan. (Baca Juga: Sumber Dana Bank Syariah , Tujuan Ekonomi Syariah)
Mudharabah juga dapat disebut sebagai sistem pembagian keuntungan . Profit sharing atau bagi keuntungan merupakan suatu praktek di mana total penghasilan dari suatu usaha dikurangi dengan biaya operasional usaha untuk mendapatkan profit atau keuntungan bersih. Dengan demikian, berarti besar keuntungan atau persentase keuntungan untuk pihak bank dan nasabah telah ditetapkan pada saat akad akan ditandatangani. (Baca juga : tindakan ekonomi rasional)
- Musyarakah
Ini dapat disebut juga sebagai sistem joint venture atau partnership. Keuntungan yang diperoleh akan dibagi berdasarkan rasio yang disepakati. Pada pihak lain, kerugian yang terjadi juga akan dibagi secara proporsional berdasarkan pada rasio ekuitas yang dimiliki oleh masing-masing pihak.
Dalam mekanisme ini pembagian hasil usaha dilakukan berdasarkan total pendapatan usaha yang belum dikurangi dengan biaya operasional. Dengan demikian berarti pembagian hasil antara peminjam dengan bank syariah dilakukan berdasarkan dari pendapatan kotor yang diperoleh peminjam. (Baca Juga: Dasar Hukum Gadai , Pengertian Pasar Bebas)
- Muzara’ah
Merupakan perjanjian antara bank syariah dengan peminjam yang bergerak dalam bidang agrikultur. Dalam hal ini, bank memberikan pembiayaan bagi peminjam yang bergerak dalam bidang pertanian dan perkebunan. Sebagai gantinya, maka bank akan mendapatkan bagi hasil dari hasil panen peminjam. (Baca juga: Keuntungan Investasi Saham)
- Musaqah
Perjanjian ini sendiri merupakan penyederhanaan dari muzara’ah. Dalam mekanisme ini maka peminjam hanya bertanggung jawab terhadap pemeliharaan tanaman, seperti penyiraman dan perawatan. Sebagai imbalannya sang peminjam berhak mendapatkan bagian tertentu dari hasil panen yang didapat. (Baca juga : tindakan ekonomi rasional – contoh tindakan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari)
Setelah mengetahui jenis jenis pinjaman berdasarkan mekanisme pengembalian pinjaman dari bank syariah, maka ada baiknya kamu juga mengetahui apa sajakah cara Cara Meminjam Uang di Bank Syariah:
- Lengkapi Persyaratan administrasi
Persyaratan administrasi yang dibutuhkan oleh bank syariah mirip dengan bank konvensional. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah dokumen identitas seperti Kartu Tanda Penduduk atau KTP dan juga Kartu Keluarga. Bila kamu adalah seorang pekerja, maka biasanya bank juga akan meminta surat keterangan kerja dari perusahaan di mana kamu bekerja beserta slip gaji dan Nomor Pokok Wajib Pajak atau NPWP. (Baca juga : keuntungan investasi properti , Faktor Pembangunan Ekonomi )
- Konsultasikan tentang pinjaman
Ketika kamu memutuskan untuk mendapatkan pinjaman dari bank, maka kamu harus ke kantor bank syariah terdekat untuk berkonsultasi mengenai jenis akad pinjaman yang paling cocok serta jumlah uang yang akan dipinjam. Bank tentunya akan menyesuaikan besarnya pnjaman yang diberikan dengan kemampuan pengembalian dari peminjam. (Baca Juga: Cara Menabung Emas di Pegadaian , Cara Pinjam Uang Di Pegadaian)
Bila peminjam adalah seorang karyawan, maka jumlah pinjaman akan disesuaikan dengan pekerjaan. Namun, bila peminjam berprofesi sbagai wiraswasta, maka besarnya pinjaman akan disesuaikan dengan pendapatan dari hasil usaha peminjam. (Baca juga : kelebihan dan kekurangan menabung di Bank , Manfaat Pasar Modal Bagi Emiten)
- Memperhatikan syarat pinjaman
Tidak seperti bank konvensional, bank syariah pada umumnya memiliki ketentuan tersendiri terhadap pinjaman yang diberikan. Ketentuan tersebut bisa berkaitan dengan masa minimal pinjaman, masa maksimal jatuh tempo untuk pinjaman, berstatus pegawai, tidak bermasalah dengan hokum dan lain sebagainya. (Baca juga : pengertian motif ekonomi , Peran Lembaga Keuangan)
- Menandatangani persetujuan pnjaman
Sesudah persyaratan administrasi dan persyaratan pinjaman dipenuhi oleh calon peminjam, maka bank akan menyodorkan surat perjanjian pinjaman yang memuat segala ketentuan mengenai bagi hasil serta konsekuensi apabila terjadi kecurangan dari salah satu pihak. Surat perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak. (Baca juga : kebutuhan dasar manusia , Fungsi Lembaga Keuangan)
- Penerimaan Pinjaman
Pinjaman diterima oleh peminjam secara tunai. Nah, pada saat uang sudah diterima oleh peminjam, maka sudah menjadi kewajiban dari si peminjam untuk melakukan pengelolaan sebaik baiknya terhadap uang pinjaman tersebut agar uang tersebut dapat membantu kelancaran usaha peminjam. (Baca juga : manfaat internet untuk ekonomi , Manfaat Ekonomi Perikanan)
- Pengembalian Pinjaman
Pada saat laba yang diperoleh sang peminjam dari usahanya sudah cukup besar, maka ia wajib memberikan bagi hasil kepada pihak bank sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya dalam surat perjanjian. (Baca juga : contoh prinsip ekonomi dalam kehidupan sehari-hari , Cara Investasi Emas Untuk Pemula)
Pinjaman uang dari bank syariah dapat dilakukan dengan proses yang mudah, aman dan cepat. Selain modal yang diberikan akan diterima oleh peminjam dalam bentuk tunai, peminjam juga dapat menentukan jumlah bagi hasil yang akan disetujui bersama. Selain itu tidak ada bunga yang harus dibayar, karena peminjam cukup membayar dengan sistem bagi hasil. Itulah beberapa keuntungan utama dari bank syariah.
Setelah mengetahui tentang pinjaman uang dari bank syariah, apakah kamu tertarik untuk melakukan pinjaman dari bank syariah? Bila kamu memang sedang mencari solusi pembiayaan, maka tidak ada salahnya kamu mencoba berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh bank syariah. Semoga informasi ini bermanfaat. (Baca juga : fungsi ekonomi pembangunan , Ciri Ciri BUMN)